GORONTALO -GP- Kekhawatiran pandemi Covid-19 akan mempengaruhi partisipasi pemilih di tiga Pilkada Gorontalo 2020, tak terjadi. Kecenderungan peningkatan kasus positif Covid-19 di Gorontalo menjelang hari pencoblosan, rupanya tak membuat masyarakat khususnya di tiga daerah penyelenggara Pilkada masing-masing Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Pohuwato, takut untuk datang mencoblos di TPS. Hasilnya, partisipasi pemilih di tiga daerah itu mencapai di atas 80 persen. Capaian itu melewati angka rata-rata nasional sebesar 70 persen.
Data dari KPU Provinsi Gorontalo menunjukkan angka partisipasi pemilih di Kabupaten Gorontalo mencapai 82,49 persen. Di Bone Bolango bahkan paling tinggi sejumlah 88,07 persen. Di Pohuwato sebesar 87,34 persen. Komisioner KPU Provinsi Gorontalo divisi partisipasi masyarakat, Selvi Katili menyampaikan ini masih laporan sementara. Akan tetapi angkanya tidak akan terlalu bergeser jauh. “Ini masih bersifat sementara, dan tiga daerah ini diatas partisipasi tingkat nasional yaitu 70 persen, dan melampaui target yang kami berikan dari provinsi yaitu 80 persen,” kata Selvi Katili.
Mantan ketua KPU Kabupaten Gorontalo ini menyampaikan, ada beberapa faktor yang meningkatkan angka partisipasi pemilih di Pilkada serentak ini. Pertama, sosialisasi yang terus dilakukan oleh penyelenggara dan melibatkan berbagai unsur dengan selalu mengedepankan protokol kesehatan. “Sosialisasinya memang sangat masif dilakukan, mengajak masyarakat untuk memilih dan tidak perlu khawatir datang ke TPS,” ujarnya.
Dan pada hari H pemilihan, penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat diterapkan di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) sehingga bisa memberikan rasa aman kepada para pemilih.”Dan yang terakhir, kami juga proaktif untuk mendatangi pemilih yang sakit, baik pasien yang bukan Covid – 19 maupun yang terkena Covid – 19. Kami pun dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap,” pungkasnya.
Ketua KPU Bonbol Adnan Berahim mengatakan, tingginya angka partisipasi pemilih di Bone Bolango sebesar 88 persen sudah sesuai dengan apa yang telah ditargetkan sejak awal. KPU hanya memilih besaran target diantara capaian Pilkada 2015 sebesar 87,65 persen dan capaian Pileg 2019 sebesar 89,72 persen. Adnan belum mau menyimpulkan capaian tingkat partisipasi itu telah final. “Kalau itu tertinggi maka berarti itulah capaian kerja dari semua penyelenggara di KPU Bonbol dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan dan segala pihak terkait yang turut serta mensukseskan pilkada. Kalau pun ada yang lebih tinggi dari Bonbol juga tidak masalah yang pasti target Bonbol 88 persen masyarakat menggunakan hak pilih di TPS tercapai,” ujarnya.
Menurut Adnan alasan yang membuat hasil capaian partisipasi pemilih Bonbol bisa tertinggi karena KPU selama ini telah melaksanakan sosialisasi secara maksimal. Sejak tahapan pilkada dilauncing di November 2019,KPU sudah melakukan sosialisasi dengan berbagai bentuk dan variatif misalnya melakukan konsep Gerebek pasar dalam rangka menargetkan masyarakat umum melalui memanfaatkan tempat ramai berkumpulnya masyarakat seperti pasar guna menyebarkan pamflet dan informasi. KPU juga sosialiasi ke sekolah guna menargetkan pemilih pemula dengan sebutan Apel Demokrasi sembari membentuk agen demokrasi yang bisa menjadi perpanjangan tangan KPU untuk menyebarluaskan informasi dari KPU kepada warga sekolah. KPU juga menyasar kaum ibu-ibu majelis taklim melalui konsep Moment Silaturahmi Ibu-ibu Taklim(Mosiati). Basis pemilih muda melalui Mosalamu(moment obrolan santai bersama anak muda).
“Dan masih banyak lagi istilah yang kami lakukan seperti Molahuli(momen obrolan ikhwal pemilihan) dengan cara interaktif baik live streaming dan kerjasama radio. Dimasa pandemi membuat info senter melalui media Whatsapp yang cara kerjanya auto respon yang bisa diakses,” jelasnya. Kemudian pihaknya melakukan live streaming di media, membuat iklan dua bahasa mengingat pemilih banyak yang lebih mengerti dan memahami penyampaian informasinya dengan bahasa Gorontalo. Dimedia cetak juga sering iklan layanan masyarakat, pengumuman maupun iklan tahapan lainnya.
“Jadi meskipun dimasa pandemi kita tetap melakukan sosialisasi secara tatap muka di 17 kecamatan untuk mengundang basis pemilih untuk sampaikan mengenai tahapan Pilkada. kami juga sosialisasi kepada aparat kecamatan dan desa. Bahkan untuk menuntaskan KTP-el kami undang langsung masyarakat yang belum punya KTP-el sebagai peserta sosialisasi sekaligus untuk merekam KTP-el ,” jelasnya.(wan/csr)
Comment