Lima Mahasiswa IAIN Divonis Tiga Tahun Penjara

Gorontalopost.id, GORONTALO – Lima mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang menjadi terdakwa dalam kasus meninggalnya Hasan Saputra Marjono (17) saat mengikuti pengaderan mahasiswa di Kabupaten Bone Bolango, divonis tiga tahun penjara. Hal ini sesuai dengan pembacaan putusan yang berlangsung di Pengadilan Negeri, Selasa (16/7).

Dalam pembacaan putusan, hakim menyebut kelima terdakwa yakni Adnan S. Sango, Muh Nur Ilyas Husain, Sukril Nurjal, Mohammad Arya Paputungan, dan juga Wiranto Y. Panana, terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah telah melakukan kelalaian saat menyelenggarakan pengkaderan, yang mengakibatkan Hasan Saputra meninggal, sebagaimana pasal Pasal 359 KUHP.

“Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara masing-masing pidana selama 3 tahun,” kata Majelis Hakim, Supardi. Sementara itu keluarga korban, Moh. Aprian Saputra merasa kecewa atas putusan yang dibacakan, karena vonis yang diberikan lebih ringan daripada tuntutan jaksa yang menuntut para terdakwa empat tahun penjara.

“Hasil putusan tadi tentu kami dari keluarga sedikit kecewa, karena putusan itu sanksi pidananya hanya tiga tahun. Putusan itu lebih sedikit dari apa yang dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni empat tahun.

Kami berharap sangsi yang diberikan itu maksimal ataupun setidaknya empat tahun, tapi ya kita terima proses hukum yang ada,” jelas Kakak Korban, Moh. Aprian Saputra saat diwawancara awak media.

Ditambahkan pula, terkait pasal yang dikenakan yakni pasal kelalaian, pihak keluarga menginginkan adanya pasal tambahan yakni pasal penganiayaan.

“Pasal yang dikenakan yakni pasal kelalain, sudah terbukti secara keseluruhan, di mana para terdakwa sudah lalai dalam melaksanakan kegiatan pengkaderan. Dan sebenarnya kami menginginkan ada pasal tambahan yakni pasal penganiyayan, tapi ya kita hormati proses hukum yang sampai hari ini para terdakwa dituntut dengan pasal kelalaian,” tambahnya.

Ditempat yang sama kuasa hukum terdakwa, Wiranto Y. Panana, Rongki Ali Gobel mengatakan, tidak ada korelasi dengan apa yang terungkap dalam fakta persidangan, yang mana sangat jelas semua para saksi yang dihadirkan para JPU dalam persidangan itu, hanya menjelaskan terkait adanya kekerasan.

“Dalam proses hukumnya tidak ada kekerasan yang disalahkan pada terdakwa. Bahkan yang di dakwakan sampai hari ini diputus, itu hanya terkait perbuatan kelalaian. Perbuatan lalai ini mengakibatkan korban Hasan Saputra meninggal dunia, dan pada saat pembelaan kami, di mana perbuatan lalai yang klien kami lakukan, tidak ada dalam proses persidangan.

Hari ini saya melihat penghukuman kepada klien kami, itu hanya merupakan persoalan kertas saja, hanya kebetulan klien kami itu ada di SK panitia. Kalau namanya itu tidak ada dalam kertas, saya yakin klien saya tidak ada dalam proses hukum ini,” pungkasnya (Tr-76/Mg-03)

Comment