Gorontalopost.id, GORONTALO – Beberapa daerah di pesisir danau Limboto masih terendam luapan air danau, hingga Ahad (14/7) air tak kunjung surut.
Warga pun terlihat pasrah, kendati begitu mereka tak meninggalkan rumah. Aktivitas warga di pesisir danau yang masih banjir ditopang dengan sampan, termasuk aksi penyaluran bantuan pun hanya bisa dilakukan dengan menggunakan sampan.
Pun begitu dengan sekolah, sejumlah sekolah di kawasan ini masih terendam. Padahal, Senin (15/7) hari ini adalah awal tahun ajaran baru, dimana ana-anak pertama masuk sekolah.
Sementara itu, kondisi banjir di Kota Gorontalo, kemarin, sudah sebagian besar wilayah yang surut. Kondisi area pusat kota atau pertokan yang lumpuh, mulai pulih kembali. Beberapa toko sudah menggelar jualanya, kendati sebagian masih tutup, sebagian lagi memilih membersihkan.
Akses jalan juga sudah terhubung, tersisa di Jln Panigoro, Jln Delima, dan Jln Imam Bonjol yang masih sulit dilalui kendaraan lantaran air masih mengenangi jalan, dengan ketinggian air sebetis orang dewasa.
Pantauan Gorontalo Post, di banyak tempat, warga memilih membersihkan rumah mereka, perabotan yang basah dan rusak dengan banjir, dijejer di pinggir jalan.
“Alhamdulillah airnya sudah surut, depe pece (Beceknya) tebal sekali,”ujar Ramlah, warga Molosifat. Begitu pun di Jln Ahmad Dahlan Kota Gorontalo, warga terlihat gotongroyong membersihkan tempat tinggal mereka.
Berbeda di kelurahan Tenilo, Kota Gorontalo, kondisi kelurahan ini nampak porak-poranda. Banjir yang menerjang Tenilo, beberapa waktu lalu disertai material longsor. Akses jalan utama di kelurahan ini bahkan tidak bisa dilalui hingga kemarin, karena tertimbun material longsor.
Pemerintah Kota Gorontalo, memastikan memberikan penanganan darurat bencana secara maksimal, seperti penyediaan tempat pengungsian, hingga mendirikan dapur umum ke tingkat kelurahan.
Di Kabupaten Gorontalo, Pemerintah Daerah memberlakukan tanggap darurat selama satu bulan ke depan. Ini ditegaskan Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo saat meninjau lokasi banjir di Kecamatan Telaga Jaya dan Kecamatan Tilango, Ahad (14/7).
Pada kesempatan itu, Nelson Pomalingo mengatakan, melihat kondisi air yang masih cukup tinggi, pemerintah kabupaten memberlakukan tanggap darurat selama sebulan ke depan. Karena sebagian besar daerah di tiga Kecamatan tersebut masih terendam air dengan ketinggian 1,5 meter.
”Tadi kita menggunakan perahu untuk melihat langsung kondisi rumah-rumah warga yang masih terdampak. Bahkan ketinggian air ada yang mendekati atap rumah,” ungkap Nelson.
Nelson mengemukakan, pemerintah kabupaten tetap membantu korban banjir yang tak mengungsi. Bantuan yang diberikan seperti makanan, air minum, obat-obatan dan lilin.
”Karena listrik masih padam, sehingga kita berikan bantuan berupa lilin kepada warga pengungsian dan makanan siap saji, seperti mie instan dan juga biskuit, popok untuk bayi serta pakaian terutama sarung,” ungkap Nelson.
Ia juga menghimau kepada masyarakat jika ada kebutuhan jangan menunggu di rumah tetapi datang ke posko koordinasi dengan kepala desa dan camat.
Nelson mengatakan, mulai Senin (15/7) besok sekolah kembali diaktifkan. Hanya sekolah yang terdampak dan menjadi lokasi pengungsian yang masih diliburkan.
”Untuk sekolah sekitar danau terdampak tetap libur sampai benar-benar bersih dari banjir dan diluar dari yang terkena bencana mulai senin kembali bersekolah,” pungkasnya. (wie)
Comment