Golkar Dapil VI, Terancam Hilang Satu Kursi

Gorontalopost.id, GORONTALO – Pemungutan suara ulang (PSU) dapil VI DPRD Provinsi Gorontalo yang meliputi Kabupaten Boalemo dan Pohuwato, telah selesai digelar Sabtu (13/7) pekan lalu.

Pelaksanaan PSU yang menjadi perintah Mahkamah Konstitusi (MK) itu, berlangsung dengan aman dan lancar ditengah kondisi provinsi Gorontalo sedang diterpa bencana banjir dan longsor yang menelan korban jiwa.

Pencoblosan suara PSU berlangsung pada 800 TPS lebih yang tersebar di seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Boalemo dan Pohuwato.

Berdasarkan data sementara yang diperoleh Gorontalo Post dari berbagai sumber menunjukkan, terjadi perubahan perolehan suara partai politik dibandingkan penyelenggaraan pencoblosan suara pada Pileg 14 Februari lalu. Ada tren penurunan perolehan suara partai yang dipengaruhi oleh menurunnya partisipasi pemilih.

Merujuk pada data sementara, partai yang mengoleksi suara terbanyak yaitu partai Gerindra. Pada Pileg sebelumnya peraih suara terbanyak yaitu PDIP.

Partai Gerindra memperoleh total 21.110 suara, di mana perolehan di daerah Pohuwato 17.679 suara dan di Boalemo 3.431 suara. Setelah itu menyusul PDI Perjuangan dengan total 18.008 suara, untuk Pohuwato 4.008 suara dan Boalemo 14.000 suara.

Selanjutnya ada Nasdem dengan mengantongi jumlah suara dari Pohuwato sebanyak 11.573 suara dan Boalemo 5.800 suara, sehingga totalnya yakni 17.373 suara.

Partai Golkar berhasil meraih posisi berikutnya dengan perolehan suara di Pohuwato sebanyak 6.717 suara dan di daerah Boalemo 6.700 suara, sehingga total perolehan suara Partai Golkar yakni 13.417 suara.

Setelah Golkar, ada PKB dengan jumlah 12.496 suara, yang dihasilkan dari Pohuwato sebanyak 10.076 suara dan dari daerah Boalemo 2.420 suara.

Sementara itu, PKS berhasil mengumpulkan total 7.236 suara, di mana Pohuwato 4.436 suara dan dari Boalemo 2.800 suara.

Hanya terpaut sedikit di bawah PKS, ada Demokrat dengan mengantongi 3.799 suara dari daerah Pohuwato dan 3.500 dari daerah Boalemo, dengan total yakni 7.299 suara.

Sedangkan PAN memperoleh 3.357 suara dari daerah Pohuwato dan Boalemo 2.800 suara, dengan total 6.157 suara. Posisi berikut ada PPP dengan perolehan 4.038 suara, di mana untuk daerah Pohuwato 3.238 suara dan 800 suara dari daerah Boalemo. Karena masih bersifat sementara, data ini masih berpotensi berubah.

Bila merujuk pada data sementara itu, ada kemungkinan terjadi perubahan komposisi partai pengoleksi kursi di DPRD Provinsi Gorontalo. Ada partai yang saat Pileg mendapatkan dua kursi, tapi pada PSU berpotensi kehilangan satu kursi.

Partai yang berpotensi kehilangan satu kursi yaitu Golkar. Pada hasil Pileg Februari lalu, Partai berlogo pohong beringin itu mendapatkan dua kursi di dapil Boalemo-Pohuwato.

Tapi ada juga partai yang pada PSU tidak mendapatkan kursi, tapi pada PSU kemungkinan besar bisa meraih satu kursi yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Partisipasi Menurun

Dari hasil pantauan Gorontalo Post, animo masyarakat berpartisipasi pada pelaksanaan PSU mengalami penurunan dibanding pencoblosan Pileg 14 Februari lalu. Contohnya di daerah Pohuwato, tepatnya di Dusun Pemancar, Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio.

Masyarakat yang mendatangi TPS dari pagi hingga berakhirnya waktu pemilihan hanya sedikit. Kondisi itu pun bukan hanya terjadi di salah satu dusun, di Desa Balayo, akan tetapi hampir di seluruh desa yang ada di Pohuwato. Antusias masyarakat sangat kurang.

Salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Patilanggio, Rian Djafar ketika diwawancarai mengatakan, kurangnya partisipasi maupun antusias masyarakat ini dikarenakan banyaknya aktifitas yang harus dikerjakan pada waktu liburan.

“Jadi, masyarakat berpikir, dari pada ke TPS, lebih baik kerja di kebun, ke pasar dan lain sebagainya,” ujarnya.

Selain itu, banyaknya masyarakat yang tidak memilih dikarenakan bentuk kekecewaan terhadap para wakil rakyat yang tidak memperjuangkan aspirasi mereka, khususnya dalam persoalan pertambangan.

“Kecewa sekali masyarakat. Apa gunanya mereka memilih wakil rakyat sementara wakil yang mereka pilih tidak bekerja untuk rakyatnya.

Itu beberapa hal yang membuat pelaksanaan PSU kurang mendapatkan respon dari masyarakat. Dibeberapa TPS yang ada di Kecamata Patilanggio, rata-rata yang datang untuk menggunakan hak pilihnya itu, hanya setengah dari yang seharusnya. Kemungkinan pula hal ini berlaku di desa lainnya,” pungkasnya.

Sementara itu, KPU Pohuwato juga mengakui bahwa dalam pemungutan suara ulang (PSU) mengalami penurunan dari pemilihan sebelumnya.

Ketua KPU Firman Ikhwan, mengatakan, pelaksanaan PSU saat ini berjalan dengan baik dan lancar, serta tidak ada kendala yang berarti. Meski demikian, yang mengalami perubahan yakni antusias dari masyarakat.

“Antusias masyarakat memang mengalami penurunan. Hanya saja, dari pantauan kami masih banyak TPS yang jumlah pemilihnya banyak yang datang, untuk menggunakan hak pilihnya,” ungkapnya.

Berkaitan dengan data, kata Firman Ikhwan, pihaknya belum bisa menjelaskan secara terperinci data terkait angka partisipasi masyarakat, karena seluruh data masih akan direkapitulasi secara berjenjang.

“Nanti kalau sudah ada hasil akhirnya, akan kami sampaikan secara menyeluruh. Untuk saat ini, kami semua masih turun ke sejumlah wilayah untuk melakukan pemantauan,” kata Firman Ikhwan saat ditemui di wilayah Popayato.

Caleg Diminta Legawa

Seluruh calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Provinsi Gorontalo dapil VI Kabupaten Boalemo-Pohuwato, diminta legawa menerima hasil pemungutan suara ulang (PSU) yang berlangsung, Sabtu (13/7) pekan lalu. Kebesaran hati para Caleg sangat diperlukan agar proses Pileg bisa berkesudahan.

Hal ini disampaikan Ketua Deprov Gorontalo Paris Jusuf, saat memantau pelaksanaan PSU dapil VI, Sabtu (13/7).

“Setelah pencoblosan akan dilanjutkan dengan perhitungan. Saya minta agar semua Caleg yang berkompetisi pada PSU bisa menerima hasilnya. Ini untuk kepentingan kita bersama,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Paris Jusuf menilai penyelenggaraan PSU sudah berjalan sesuai harapan. Tak ada riak-riak yang menghambat kelancaran PSU.

“Saya menyampaikan terima kasih terhadap kinerja KPU-Bawaslu bersama jajarannya sampai ke tingkat bawah dalam menyelenggarakan PSU,” jelasnya.

Pemantauan terhadap pelaksanaan PSU juga dilakukan Komisi I Deprov Gorontalo. Ketua Komisi I AW Thalib menyebutkan, tingkat partisipasi pemilih pada PSU kemungkinan besar tidak akan sama dengan hari pelaksanaan pencoblosan Pileg pada 14 Februari lalu.

Dari pemantauan yang dilakukan pada beberapa TPS yang dikunjungi Komisi I tingkat partisipasi pemilih hanya berkisar 50 persen hingga pelaksanaan pemungutan suara berakhir.

“Ada kemungkinan tingkat partisipasi pemilih pada PSU akan lebih rendah dibandingkan saat pencoblosan Pileg pada Februari lalu,” jelasnya.

Dia mengatakan, kondisi ini bisa saja dipengaruhi oleh sosialisasi yang berjalan tidak maksimal karena keterbatasan waktu pelaksanaan PSU.

Disamping itu, pelaksanaan PSU yang tidak ada tahapan kampanye diyakini turut mempengaruhi rendahnya partisipasi pemilih. “Tapi kami berharap agar tahapan pelaksanaan PSU bisa berjalan dengan lancar dan aman sampai selesai,” pungkasnya. (rmb/kif)

Comment