Isteri Baru Dua Hari Melahirkan, Ruhlan Tewas Ditikam Barkali-kali

GORONTALO – GP – Tindak kriminal penikaman belakangan marak terjadi di bumi serambi madinah. Korbanya pun meregang nyawa, ironinya, pelaku dan korban sama-sama masih terikat hubungan keluarga. Terbaru, kasus berdarah di tempat pelelangan ikan (TPI) Tenda, Kota Gorontalo, Ahad (13/12) pagi.

Seorang pedagang ikan keliling, Ruhlan Abdullah (27), meregang nyawa setelah menjadi korban penikaman. Padahal, dua hari lalu, pria yang merupakan warga Desa Tualango, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo itu baru saja merayakan kelahiran anak pertamanya. Ia tewas ditangan MZ alias Musa (50), pamanya sendiri. Diduga, peristiwa berdarah itu terjadi lantaran Musa sakit hati, karena meresa terhina akibat persoalan hutang antara keduanya.

Aksi Musa menghabisi Ruhlan terbilang sadis. Dari rekaman CCTV yang beredar, ia terlebih dulu membacok kepala Ruhlan dari arah belakang. Dan terus dihujani tikaman, hingga Ruhlan terjatuh. Kendati begitu, pria yang baru saja jadi seorang ayah itu barusaha menghindar. Hanya saja Musa nampak ‘kesetanan’ itu, tak memberi ruang bagi Ruhlan untuk mengindar, hingga ponakanya itu terkapar tak berdaya. Darah segar pun mengalir dari tubuh Ruhlan, oleh warga sekitar yang berhasil melarai, langsung melarikan Ruhlan ke rumah sakit menggunakan mobil pikap, untuk segera mendapat pertolongan medis. Belum tiba di rumah sakit, Ruhlan sudah menghembuskan napas terakhirnya.

Informasi yang diperoleh koran ini menyebutkan, cekcok antara keduanya sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. Musa diduga memiliki hutang pada korban sebanyak Rp 600 ribu. Hutang itu yang ditagih Ruhlan untuk segera dilunasi. Hanya saja, saat menagih hutang, keduanya masih terlibat perang urat syaraf, dan akhirnya persoalan hutang itu diselesaikan di tingkat desa. “Kalau masalah hutang sudah habis hingga ke Desa, saya tahu sudah damai. Tapi ternyata dibawa sampai disini (TPI),” ujar Hani, salah satu warga yang berada di lokasi kejadian.

Ia menambahkan, saat kejadian pelaku lebih dulu tiba di lokasi penjualan ikan. Sejak pukul 06:00 wita, pelaku sudah berkeliling di tong-tong penampungan ikan. Pada akhir pekan, TPI Kota Gorontalo cukup ramai dikunjungi warga. Meskipun pagi buta sejumlah pembeli sudah memenuhi lapak-lapak penjual. “Saya sempat tawarkan ikan pada pelaku, tapi dia hanya diam dan berkeliling di tiap tong,” katanya. Meski sudah ditawarkan ikan, Musa tak bergeming dan hanya berjalan tanpa mengeluarkan suara.

Pelaku dan korban merupakan penjual ikan keliling. Setiap pagi sudah datang ke TPI Tenda, untuk membeli ikan pada nelayan atau penampung, dan di jual hingga ke kampung-kampung. Korban tiba di TPI pukul 06:30 wita, dan langsung mengecek ikan yang akan dibeli. Kurang lebih 30 menit melakukan tawar menawar, pelaku akhirnya membuntuti korban dari belakang.

Saat korban lengah, pelaku langsung menghujani tikaman dibagian kepala hingga leher korban. Tindakan itu bahkan terekam kamera CCTV di TPI Kota Gorontalo. “Sampai dia jatuh di lantai karena licin, pelaku masih tikam terus. Warga juga takut mendekat, nanti lihat pelaku sibuk menikam baru ada yang berani maju,” katanya. Suasana TPI pun langsung ribut, warga lari berhamburan melihat Musa membawa pisau dan mengajar korban. Saat berhasil mengamankan pelaku, sejumlah warga mulai menghakimi pelaku di lokasi kejadian sebelum diamankan polisi. “Kasihan, padahal istrinya (korban) baru melahirkan dua hari lalu,” katanya.

Kapolres Gorontalo AKBP Desmont Harjendro, mengatakan, pelaku sudah diamankan di Mapolres Gorontalo Kota. Aparat masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa penikaman di TPI. “Kita sudah amankan, hasil pemeriksaan sementara sakit hati. Pelaku dendam dan sudah ada niat ingin membunuh korban,” ujar Desmont.

MELARAI WARGA TENDA MENINGGAL

Sementara itu, aksi brutal Musa yang menghujani ponakanya dengan tikaman juga membuat juga membuat H.Raini Mantu (50) meninggal dunia. Pengusaha perikanan itu diketahui saat pertistiwa tersebut, hendak melerai. Ia bahkan ikut mengamankan pelaku yang ketika itu sedang dipukul massa. H Raini masih sempat menanyakan pisau yang digunakan pelaku untuk menghabisi ponakanya itu. Tak berapa lama, ia justeru ikut terjatuh. Diduga lantaran syok ketika melihat korban terkabar bersimbah darah. Ia langsung dilarikan ke rumahnya yang tak jauh dari tempat pelelangan ikan, namun kondisi H Raini ketika itu makin drop, dan langsung menghembuskan napas terakhir. (tr69)

Comment