GORONTALO – GP- Sejak dulu, akses jalan Batudaa Pantai dan Biluhu menjadi momok bagi siapa saja pengguna jalan. Ektrim, dan kondisi ini jelas menghambat pertumbuhan pembangunan di wilayah pesisir itu, padahal potensi ekonominya begitu besar, misalnya sektor pariwisata, pertanian, dan kelautan perikanan. Lebih kurang 60 tahun warga di wilayah itu menanti ‘kemerdekaan’ akses jalan. Penantian itu baru teralisasi saat ini, ketika akses jalan itu, masuk dalam program strategis jalan nasional yang dibiayai APBN.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, ikut berperan dalam realisasi pembangunan akses Biluhu itu. Ketika awal menjabat Gubernur periode pertama, ia memang hendak mengerjakan akses jalan itu, namun rupanya kantong APBD Provinsi Gorontalo tak kuat membiayainya. Ia kemudian mengusulkan akses jalan ini, menjadi status jalan nasional, sehingga pekerjaanya akan dibiayai APBN. Pengalihan status itu teralisasi pada 2015. Pada tahun 2016, APBN mengalokasikan kurang lebih Rp 100 Miliar untuk akses jalan ini. Hingga kini pun pekerjaan jalan masih terus berlangsung, programnya terhubung ke Kota Gorontalo. “Alhamdulillah perjuangan menjadikan jalan ini sebagai status jalan nasional terwujud pada tahun lalu,” ujar Rusli Habibie, saat berkunjung ke Graha Pena Gorontalo Post, Januari 2016 yang lalu. Kata dia, pengembangan Jalan Batudaa Pantai-Biluhu merupakan bagian dari pembangunan proyek jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR).
Pembangunan akses jalan Biluhu-Batudaa Pantai ini, disambut gembira masyarakat setempat. Mereka menyebut, mimpi sejak 60 tahun silam itu, akhirnya terwujud. Menurut Nirmalantu, warga Desa Luluo, Kecamatan Biluhu, sebelum tersentuh program revitalisasi jalan, kondisi akses di wilayah mereka rusak sehingga sulit diakses. Saat ini sudah banyak berubah.“Alhamdulillah sekarang sudah bisa dinikmati oleh masyarakat. Manfaat jalan ini sangat banyak,apalagi petani, mereka langsung bisa menjual ke kota,” ujar Nirmala,dikutip dari situs resmi Biro Humas Setda Provinsi Gorontalo, Kamis (3/12).
Kepala Desa Botu Boluo, Acunk Herdiksanto, mengaku, jika dulu akses jalan memang sulit, sekarang pulang balik Kota ke Biluhu pun bisa dilakukan, sehingga produk unggulan pertanian mereka bisa dijual dengan cepat.“Di Biluhu itu ada dua produk unggulan, pertama jagung, kedua cabai. Sekarang karena jalannya sudah bagus, sudah lebih banyak yang membeli sehingga harga menjadi lebih bervariasi. Penjualan ke kota juga semakin lancar,” kata Acunk.
Ia juga menambahkan akses jalan yang sudah bagus ke Biluhu, berpengaruh untuk usaha wisata yang dikelola desanya di Desa Botu Boluo. ”Di desa kami sedang dikembangkan wisata pantai dan bawah laut. Nah kalau misalnya dikembangkan dari dulu tapi jalan tidak bagus, tidak ada pengunjung kan? Nah sekarang, baru beberapa fasilitas yang kami bangun, tapi dengan jalan yang sudah bagus, mudah saja pengunjung menuju kesini,” ujar Acunk. Di kawasan ini, ada tempat wisata yang populer, yakni pantai bilihu, termasuk belakangan sedang di kembangkan pariwisata paralayang di bukit kayubulan. (tro)
Comment