Mengenal Hoaks / Berita Palsu

Oleh:
Yenti Juniarti,S.Pd,M.Pd,
Siti Nur Azkiah I. Hulawa,
Esperansa Mile,
Nurwila Ye’ete dkk

HOAX ialah berita palsu atau yang tidak berdasarkan fakta, Berita palsu berisi tentang ujuran kebencian, memprovokasi, melibatkan tentang SARA atau apapun yang bisa menyebabkan konflik antar masyarakat, Berita palsu juga akan berdampak pada terpecah belahnya kerukunan dan kedamaian antar masyarakat, Sebab orang-orang sangat gampang percaya pada berita yang belum jelas asal sumbernya yang mengakibatkan kesalah pahaman antar pihak.

Dari berbagai sumber ini bisa disimpulkan bahwa orang-orang masih rentan percaya terhadap berita palsu dengan adanya dukungan tentang isu yang bercerita dari mulut ke mulut tentang isu yang tidak ada sumbernya. Berita hoax juga mampu memicu terjadinya konflik terhadap suku, ras, agama, dan politik di Indonesia. Ini harus segara di atasi oleh masyarakat itu sendiri agar tidak mudah terpengaruh oleh berita hoax.

Hoax menimbukan kekacauan di dalam masyarakat dan dapat memperuntuh masyarakat di Indonesia solusi untuk mengatasi berita hoax dengan cara literasi media sosial dan daya pikir masyarakat untuk teliti dalam membaca berita di internet agar tidak mudah terprovokasi. Mulai ramainya berita hoax atau berita palsu di abad ke 20 kata hoax sendiri juga sudah digunakan pada tahun 1808.

Kata hoax berasal dari kata hocus yang artinya mengelabui yang kata hocus juga sering berada didalam mantra mantra sulap atau pertunjukan tipuan tipuan. Saat ini hoax selalu dikaitkan dengan berita palsu atau berita yang tidak jelas akan sumbernya yang membuat para pembaca menjadi ricuh dan terprovokasi. Sekarang sangatlah mudah untuk mengakses berita atau infomasi di internet Di era semua serba digital di Indonesia membuat situasi krisis moral, isu hoax yang dapat dikembangkan dan dengan mudah disebarkan melalui internet yang menyebabkan masyarakat mudah terpengaruh.

Hoax biasanya digunakan untuk mempengaruhi masyarakat terhadap SARA dan politik yang menyebabkan perpecahan dalam masyarakat yang dapat membuat terganggu nya pembangunan nasional. Beredarnya berita hoax di Indonesia menjadi mata tidak terbatas atau tidak ada ujungnya. Opini opini mengujar kebencian dan isu isu yang tidak benar selalu di produksi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Media sosial seperti Instagram, facebook dan twitter biasanya tempat dimana berita berita hoax bermunculan dan cepat menybar karna berita hoax biasanya adalah berita yang sedang hangat dibicarakan. Kecepatan penyebaran berita di media sosial di beberapa platform seperti facebook yang memiliki 1,5 milyar pengguna aktif yang dimana setiap pengguna menghabiskan kurang lebih 30 menit untuk bermain di facebook dan setiap tahun pengguna aktif contohnya seperti di facebook selalu meningkat. Informasi yang terdapat di media sosial biasanya mengandung bumbu tambahan agar dapat menarik minat baca pengguna internet yang membuat kerancuan terhadap berita asli dan beritapalsu.

Untuk mengetahui perbedaan antara berita hoax dan tidak dengan cara terdapat ciri ciri pada berita hoax seperti yang pertama adalah mengandung judul yang ber unsur provokatif yang bertujuan untuk menarik minat baca para pengguna sosial agar mengklik berita di internet. Ciri kedua adalah biasanya menggunakan foto keterangan yang menipu karena tidak ada relevan terhadap foto yang dipakai dengan aslinya. Ketiga, media penyebaran hoax biasanya mirip dengan media besar yang sudah terverifikasi agar masyarakat terkecoh dan mengira sedang membaca dari sumber yang terpercaya. Keempat, isi dalam berita hoax cenderung hanya berisi opini dan minim fakta dan tidak jelas sumber beritanya. Kelima, mengecek alamat situs berita yang diperoleh dari web atau link dan lihat apakah alamat situs berita sudah terverifikasi oleh pers.

Dari berbagaimacam isu hoax di internet berbentuk SARA yang mudah mengenai masyarakat awam, penulis dapat mempunyai cara agar masyarakat Indonesia tidak mudah terpangaruh berita hoax adalah menigkatkan literasi, memilah dan mengaplikasikan dalam media sosial, agar media sosial yang kita pakai menjadi lebih sehsat dengan konten yang positif. Masyarakat Indonesia juga harus lebih kritis dalam menanggapi berita yang berada di internet seperti menyari tahu asal usul berita yang tidak jelas sumbernya agar dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjadi pengguna sosial media. (Muhammad Rama Diennova Sulistyo & Fatma Ulfatun Najicha)

Berikut beberapa ciri-ciri umum hoax: Isi dan Tujuan Yaitu Yang Pertama, Informasi palsu atau menyesatkan: Hoaks seringkali mengandung informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Yang Kedua, Tujuan memanipulasi: Tujuan utama hoaks adalah memanipulasi opini publik atau mempengaruhi perilaku orang. Yang Ketiga, Konten yang provokatif: Hoaks seringkali mengandung konten yang provokatif atau kontroversial untuk memicu reaksi emosional.

Adapun Karakteristik Bahasa dalam Hoaks : Yang Pertama, Bahasa yang sensasional: Hoaks seringkali menggunakan bahasa yang sensasional dan menarik perhatian. Yang Kedua, Kalimat yang tidak jelas: Hoaks seringkali menggunakan kalimat yang tidak jelas atau ambigu. Yang Ketiga, Penggunaan kata-kata yang emosional: Hoaks seringkali menggunakan kata-kata yang emosional untuk membangkitkan reaksi. Sumber dan Referensi Hoaks : Yang Pertama, Sumber yang tidak jelas: Hoaks seringkali tidak memiliki sumber yang jelas atau dapat dipercaya. Yang Kedua, Referensi yang palsu: Hoaks seringkali menggunakan referensi palsu atau tidak akurat. Yang Ketiga, Tidak ada verifikasi: Hoaks seringkali tidak memiliki verifikasi atau konfirmasi dari sumber yang kredibel.

Hoaks di Sebarkan melalui : Yang Pertama, Penyebaran cepat: Hoaks seringkali menyebar dengan cepat melalui media sosial. Yang Kedua, Penggunaan platform online: Hoaks seringkali menggunakan platform online seperti Facebook, Twitter, atau WhatsApp. Yang Ketiga, Pembagian oleh akun palsu: Hoaks seringkali dibagikan oleh akun palsu atau bot. Tanda-tanda lainnya : Yang Pertama, Tidak ada bukti ilmiah: Hoaks seringkali tidak memiliki bukti ilmiah atau penelitian yang mendukung. Yang Kedua, Kontradiksi dengan fakta: Hoaks seringkali bertentangan dengan fakta atau informasi yang sudah terbukti. Yang Ketiga, Menggunakan teknik manipulasi: Hoaks seringkali menggunakan teknik manipulasi seperti clickbait atau sensationalisme. Penting untuk selalu memeriksa informasi dan sumber sebelum membagikannya untuk menghindari penyebaran hoaks.(*)