Gorontalopost.id, GORONTALO – Sekda Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir resmi berhenti. Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, Ahad (21/7) kemarin, sudah menunjuk Asisten III Haris Tome menjadi Plh Sekda, mengisi sementara kekosongan jabatan Sekda.
Surat tugas Haris Tome diserahkan langsung Nelson Pomalingo di rumah dinas Bupati.
Kepada wartawan, Nelson mengatakan, penunjukan Haris Tome dilakukan merespon pengunduran diri Roni Sampir sebagai ASN karena ikut Pilkada Kabupaten Gorontalo 2024.
Haris Tome dinilai memiliki kapasitas dan pengalaman memadai.
“Kami yakin dengan pengalaman dan kompetensi Haris Tome, beliau mampu menjalankan tugas sebagai Plh. Sekda dengan baik dan menjaga stabilitas pemerintahan Kabupaten Gorontalo selama masa transisi ini,” ujar Nelson.
Dia menambahkan penunjukan Plh. Sekda diharapkan dapat memastikan kelancaran administrasi dan pelayanan publik di Kabupaten Gorontalo tetap berjalan optimal.
Sementara itu Roni Sampir yang menjabat Sekda selama dua tahun lebih, enyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya atas kepemimpinan Bupati Nelson Pomalingo yang telah memberi amanah itu kepadanya sebagai panglima ASN.
”Terimakasih saya sampaikan kepada pak Bupati Nelson Pomalingo yang telah memberi kepercayaan itu, serta pada semuanya yang sudah membantu saya dalam melaksanakan tugas sebagai Sekda, ”Ucapnya.
Kepala BKPSDM Djufri Damima menjelaskan, penunjukkan Haris S Tome sebagai Plh Sekda dilakukan sembari menunggu surat yang akan diajukan oleh Bupati Gorontalo ke Pj Gubernur nanti.
“Kenapa baru surat tugas dan Plh, karena memang masih penunjukkan sembari menunggu surat usulan yang akan diajukan Bupati ke Pj Gubernur, satu nama yang diajukan baru itu akan dilakukan pelantikan Sekda,” tandas Djufri.
Keputusan Roni Sampir meninggalkan kursi Sekda tergolong berani dan spekulatif. Dia mundur karena ikut Pilkada. Yang resikonya bisa kalah dan menang. Kalau menang berarti karirnya naik.
Dari Sekda jadi Bupati. Tapi kalau kalah, berarti kehilangan jabatan yang banyak diimpikan para birokrat. Kalau tak ikut Pilkada, Roni Sampir sebetulnya masih akan menjadi Sekda setidaknya sampai Maret 2026 atau hampir dua tahun.
Tapi bukan hanya Roni Sampir yang berani ambil resiko besar demi ambisi menjadi Bupati Gorontalo.
Ada juga Fadliyanto Koem. Dia rela meninggalkan jabatan ketua KPU Provinsi yang masih akan ia tempati empat tahun mendatang.
Agar bisa jadi calon bupati, Fadliyanto sekarang ini sedang mencari dukungan partai. Saat ini dia sedang serius mendapatkan rekomendasi pencalonan PKB.
Sepertinya, kursi Bupati Gorontalo paling menggoda dari semua kursi kepala daerah di Gorontalo.
Dari tujuh Pilkada di Gorontalo yaitu Pilgub dan 6 Pilkada Kabupaten-Kota, hanya Pilkada Kabupaten Gorontalo yang ada calonnya berani ambil dua resiko seperti yang dilakukan Roni Sampir dan Fadliyanto Koem.
Hilang jabatan dan sudah pasti hilang duit.
Kalau setiap kepala daerah dapat fasilitas yang sama. Lalu kenapa kursi Bupati Gorontalo paling diincar ? (wie/rmb)
Comment