Gorontalopost.id – Ketatnya pertarungan bakal calon (Balon) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan (Dapil) Gorontalo, makin terasa menjelang penutupan pendaftaran calon pada 14 Mei mendatang. Figur Balon DPD yang telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo, mulai melancarkan pernyataan bernada propaganda. Seakan memberi sinyal ‘perang’ untuk para rival-rivalnya yang selama ini disebut-sebut sebagai kandidat unggulan.
Rabu (10/5) kemarin, ada dua Balon DPD yang mendaftar. Yaitu Ronald S Bidjuni dan Jasin Usman Dilo.
Ronald S Bidjuni merupakan salah satu balon DPD yang usianya relatif lebih muda dari 14 nama balon DPD. Sebelum menjadi bakal calon DPD, Ronald merupakan kader Gerindra.
Sehingga bisa jadi mesin politik Gerindra akan digerakkan mendukung pencalonan Ronald. Tanda-tanda itu mulai terlihat saat dia mendatangi kantor KPU Provinsi Gorontalo, sekitar pukul 15.30 wita.
Ronald didampingi sejumlah petinggi Gerindra Kota Gorontalo seperti Sulyanto Pateda.
Meski baru terjun ke arena pertarungan politik, Ronald memastikan siap menghadapi calon-calon yang lebih tua. Pun para calon-calon yang selama ini diunggulkan karena sudah punya nama besar di kancah politik Gorontalo dan pernah menduduki jabatan politik.
“Banyak mantan-mantan pejabat, yang tentu mereka memiliki modal logistik ataupun uang pada saat kampanye nanti. Namun itu tidak membuat kami takut, dan kami siap melawan. Sebanyak apapun uangnya akan kita lawan,” kata Ronal dengan nada yang tegas saat memberikan keterangan pers di Kantor KPU Provinsi, Rabu (10/5).
Karena itu, Ronald menjanjikan banyak kejutan pada saat kampanye nanti. Ronald mengklaim memiliki banyak relawan muda. Khususnya dari kalangana mahasiswa.
“Pada pemilu di Februari mendatang, kami menargetkan satu kursi di DPD RI, dan itu bisa kita dapatkan lewat kerja kreatif. Karena relawan saya banyak dari mahasiswa dan banyak juga orang-orang muda, yang berdiri dengan saya yang siap memenangkan pemilu ini,” jelas Ronald.
Lanjutan Petualangan Jasin Dilo
Setelah Ronald S.Bidjuni meninggalkan kantor KPU Provinsi sekitar pukul 16.15 wita, tak lama berselang Balon DPD Jasin Usman Dilo tiba di Kantor KPU. Jasin Dilo yang sekarang ini masih menjadi anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari fraksi PKS itu, terlihat didampingi sejumlah petinggi PKS. Seperti Helmi Adam dan Upick Nadjamudin.
Setali tiga uang, Jasin juga mengungkapkan kepercayaan dirinya ikut pencalonan DPD. Meski keputusan ini, menambah riwayat petualangannya dalam pertarungan politik. Petualangan Jasin dalam politik telah dimulai dari 20 tahun silam saat ia pertama kali terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Gorontalo. Yang ketika itu Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara masih satu dapil. Pada Pemilu 2009-2014 saat Kabupaten Gorut berdiri menjadi dapil sendiri, Jasin tetap ikut pencalegan DPRD Provinsi dari dapil Kabupaten Gorontalo A (Telaga Cs, Limboto cs, Batudaa Cs) dan tetap terpilih. Pada Pileg 2019-2024, Jasin pindah dapil Gorut dan tetap terpilih hingga sekarang masih bertahan di DPRD Provinsi diperiode keempat tanpa terjeda.
Di Pileg 2024, Jasin memutuskan membuka lembar petualangan politik baru dengan merasakan aroma pertarungan Senayan untuk mendapatkan kursi senator.
“20 tahun (empat kali Pileg.red) saya menjadi anggota DPRD Provinsi menjadi salah satu bekal saya ikut pencalonan DPD,” ujar Jasin saat memberikan keterangan pers di kantor KPU Provinsi.
Karena itu dia mengaku tak gentar menghadapi calon-calon lainnya yang disebut-sebut sebagai calon unggulan. Seperti tiga figur incumbent serta beberapa nama yang cukup populer seperti mantan Menpora Adyaksa Daud, mantan Bupati Pohuwato dua periode Syarif Mbuinga, serta mantan Wakil Bupati Gorontalo Tony Junus. Pun mantan rekannya di DPRD Provinsi, Rusliyanto Monoarfa.
“Justru bagi saya pertarungan di DPD tidak sekompleks pertarungan Pileg. Kalau di Pileg kita seperti berhadap-hadapan. Tapi kalau di pencalonan DPD kita ini seperti berlomba. Berlari mencari siapa yang paling banyak mendapatkan suara terbanyak,” ungkapnya.
Berdasarkan kalkulasi politik, pencalonan Jasin Dilo memang tak boleh dipandang sebelah mata. Pasalnya, pencalonan Jasin bakal mendapatkan dukungana maksimal dari mesin PKS. Dan soliditas mesin PKS terbukti mengantarkan mantan kadernya duduk di DPD pada dua Pemilu. Yaitu Abdurahman Bachmid yang bisa dua periode duduk di DPD yaitu Pileg 2014 dan 2019.
Suara Abdurachman Bachmid pada Pileg 2019 mencapai lebih dari 100 ribu.
“Semenjak pak Bachmid memutuskan untuk tak maju DPD, saya sudah dibawa berkeliling ke pendukung-pendukungnya. Dan disampaikan saya akan menggantikan beliau,” aku Jasin Dilo.
Selain berpotensi besar akan mendapatkan suara dari para pendukung Abdurachman Bachmid, tentu Jasin Dilo memiliki modal elektoral personal. Setidaknya ada empat dapil yang bisa menjadi lumbung suara Jasin. Yaitu dapil Gorut, Dua dapil dari Kabupaten Gorontalo yaitu Gorontalo A (Telaga cs, Limboto Cs, Batudaa cs) dan Gorontalo B (Boliyohuto cs, Tibawa dan Pulubala). Serta dapil kota Gorontalo mengingat Jasin Dilo berdomosili di Kota Gorontalo. Sementara dapil lain seperti Bone Bolango, Boalemo dan Pohuwato, Jasin bisa mengharapkan dukungan mesin PKS.
Sehingga untuk bisa mendapatkan minimal dukungan 100 ribu suara, diatas kertas hal itu bisa dicapai.
“Tapi kita tidak boleh jumawa. Ikhitiar harus dilakukan,” ujar Jasin.
Salah satu kekuatan Jasin Dilo juga terletak pada aktifitasnya di bidang keagamaan. Diketahui, Jasin Dilo sejauh ini telah membangun 200 lebih masjid di seluruh Gorontalo. Dan setiap lebaran kurban, ia membagikan sapi kurban diatas 200 ekor sapi ke seluruh masjid di Gorontalo. Bisa jadi ini menjadi investasi politik yang menopang elektoral Jasin, hingga mampu bertahan 20 tahun di DPRD Provinsi.
Melenggang ke DPD, tokoh yang dikenal dengan sebutan “Lelaki Seribu Masjid” ini, membawa misi memperkokoh falsafah daerah Gorontalo. Hal ini tak lain, karena Gorontalo merupakan daerah yang memiliki serta menjunjung tinggi nilai falsafah daerah. Yaitu Adat bersendikan Syara’, Syara’ bersendikan Kitabullah. Falsafah daerah tersebut mewarnai kehidupan sosial masyarakat dan daerah Gorontalo.
“Hari ini saya menggunakan pakaian Takowa. saya ingin sebagaimana misi kami dalam DPD ini untuk bagaimana mengokohkan kembali atau membumikan Gorontalo sebagai daerah adat bersendikan Syara’, Syara’ bersendikan Kitabullah,” pungkas Jasin. (tr-76/rmb)
Comment