Akses Pabrik Gula,  Bupati Nelson Tegas Instruksikan Dibuka 

GORONTALO – GP- Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo tak main-main dengan persoalan penutupan akses jalan ke lahan perkebunan tebu milik PT.Pabrik Gula (PG) Gorontalo, yang sudah berjalan beberapa hari terakhir. Orang nomor satu di Kabupaten Gorontalo itu bahkan menginstruksikan kepada para Kades dan Camat untuk sesegera mungkin memberitahukan kepada masyarakatnnya agar secepatnya membuka akses jalan di lahan milik PT PG Gorontalo. Penegasan ini disampaikan Bupati Nelson saat menemui para Kepala Desa di kantor Camat Tolangohula, Selasa (14/2).

Pantauan Gorontalo Post, sebelum menemui para Kades, Bupati Nelson bersama Kapolres Gorontalo, Dandim 1315 Kabupaten Gorontalo langsung ke lokasi plat duiker milik salah seorang pengusaha peternakan ayam yang diduga menjadi pemicu masalah penutupan akses jalan milik Pabrik Gula Gorontalo. Plat duiker itu telah dibongkar oleh pihak pabrik gula karena diklaim sudah masuk lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik pabrik Gula.

Setelah melihat kondisi di lapangan, Nelson langsung menuju ke Pabrik Gula untuk meminta penjelasan langsung dari General Manager PT PG Gorontalo Mbantu Karo-Karo terkait lahan tebu milik perusahaan di wilayah Kabupaten Gorontalo secara umum dan di lokasi bermasalah plat duiker Desa Molohu Kecamatan Tolangohula. Setelah mendengar dan mengamati secara seksama penjelasan GM PT PG Gorontalo Mbantu Karo-Karo menggunakan data-data akurat dan terperinci melalui layar monitor. Bupati Nelson baru memamahim ternyata Pabrik Gula Gorontalo memiliki andil besar dalam membantu perekenomian masyarakat.

Terlebih saat GM memaparkan keberadaan jalan milik Pabrik Gula yang digunakan masyarakat umum jauh lebih besar yakni bahkan ada yang sudah diaspal dibanding jalan milik umum yang sama-sama digunakan pabrik gula. Pabrik gula juga telah membangun jembatan yang bisa dgunakan oleh masyarakat umum. Juga GM Mbantu Karo-Karo memaparkan masyarakat di Kabuaten Gorontalo paling dominan bekerja di Pabrik Gula. Bahkan, pendapatan petani tebu mendapatkan SHU atau penghasilan sebesar Rp 45 Juta pertahun perorang. “Khusus untuk plat duiker yang sudah dibongkar itu sudah masuk wilayah HGU milik perusahaan. Kami khwatir jika plat duiker itu dibiarkan begitu saja, nanti akan diikuti oleh masyarakat lain. Dan kami sudah pengalaman saat memberikan lapangan di lahan HGU pabrik gula, ternyata diiukuti masyarakat lain, dan ini yang kami tidak inginkan, nanti permasalahannya hanya berputar-putar disitu terus. Tentu kami merasa terganggu dan tak nyaman lagi,”ungkap GM.

Menanggapi hal itu Bupati Nelson Pomalngo mengapresiasi kontribusi yang diberikan Pabrik Gula, baik ke daerah maupun ke masyarakat itu sendiri. “Sengaja saya turun langsung ke lapangan, tak lain ingin mengecek langsung seperti apa yang terjadi di lokasi. Kami tidak mau menyelesaikan masalah hanya di belakang meja,”tegas Nelson.

Lebih lanjut Nelson mengaku bergembira sudah ada komunikasi yang baik antara pabrik gula dengan masyarakat termasuk juga dengan pemerintah desa maupun kecamatan. “Alhamdulilah kita sudah sepakat dari hasil pertemuan kedua ini adai alternatif yang baik atas usulan dari pabrik gula yang akan membuat alternatif jalan, sehingga yang dilayani bukan hanya kandang ayam tetapi juga masyarakat umum,”katanya. Setelah ini selesai, Nelson mendesak seluruh akses Pabrik Gula harus segera dibuka kembali. “Saya berharap demikian karena kita ingin menyelamatkan investasi kita, disisi lain rakyat juga terlayani. Kemudian hal-hal lain yang menjadi keluhan akan kita rumuskan berama, jadi kita mulai dulu dari masalah Plat Duiker ini kita tuntaskan,”tegas Nelson.

Diharapkan Bupati Nelson, jangan hanya karena kepentingan orang perorang, kemudian mengakibatkan gangguan ribuan orang yang hidup disana (pabrik,red). Juga disepakat komunikasi diperbaiki, kepala desa, camat diminta Nelson harus berkomunikasi yang baik dengan pihak perusahaan dan perusahaan juga harus membuka diri dengan masyarakat. karena kalau komunikasi terjalin dengan baik maka tentu masalah apapun akan dapat selesaikan. Nelsion juga sudah berulang kali mengingatkan stabiltas daerah. “Saya ingin actionnya sudah kelihatan di lapangan, semua akses yang ditutup kembali dibuka, saya minta kepada masyarakat jangan sampai komunikasi ini terputus, Kita melihat kepentingan yang lebih besar, artinya bukan hanya kepentingan orang perorang sepertihalnya pemilik kandang, melainkan kepentingan orang banyak. Intinya pabrik gula harus tetap jalan yang mempekerjakan kurang lebih 10 ribu orang mayoritas warga Gorontalo,”ungkap Nelson.

Bupati Gorontalo dua periode ini juga mengingatkan kepada para Kades dan Camat bahwa pimpinan mereka adalah Bupati, tidak ada pimpinan yang lain. “Semua satu komando, Jika saya perintahkan buka, maka harus segera dibuka akses jalan pabrik gula tersebut. Saya mohon kiranya ini jadi perhatian, sebab jika semua saling ngotot-ngototan maka semua akan rugi, mulai dari perusahaan, masyarakat hingga para pekerja pabrik yang notabene adalah masyarakat Gorontalo dan yang untung adalah provokator, sengaja saya turun langsung ini karena saya melihat masalah ini sudah dipolitisaisi, kalau politik sudajh masuk maka tidak jernih lagi berfikir,”tandas Nelson.

Senada harapan Kapolres AKBP Dadang Wijaya, SIK,MM, tugas kepolisian membantu menjalankan roda perekonomian di daerah agar tidak terganggu. Dadang juga sudah sampaikan ke kapolsek agar memberikan edukasi kepada masyarakat, kalau sampai investasi ini berhenti bahkan sampai angkat kaki dari Gorontalo, maka tentu yang rugi adalah masyarakat. Menurut Dadang, tidak mudah membangun pabrik, biayanya sangat besar, apalagi pabrik gula hanya ada beberapa perusahaan di Indonesia, salah satunya di Gorontalo. “Jadi kita gunakan peluang investasi ini untuk membangun perokonomian daerah, menyerap tenaga kerja yang begitu banyak. Intinya mari kita sama-sama menjaga kondusifitas daerah jangan sampai terganggu. perusahaan jalan masyarakat pun bisa bekerja,”tandas Kapolres.

Sementara itu Dandim 1315 Kabupaten Gorontalo Letkol Arm. Yudhi A. Irawan S.sos, mengatakan, intinya semua yang hadir dalam pertemuan untuk menyelesaikan permasalahan dengan solusi terbaik. Diakui Yudhi, sebenarnya ini masalah sepele yakni masalah plat duiker itu justru bikin ribut. “Kepala daerah sudah jauh-jauh turun tangan yang dibantu aparat keamanan agar stabilitas terjaga, saya harapkan dan tegaskan kepada kepala desa agar sampaikan kepada masyarakat segera dibuka semua akses, saya nggak mau lagi mendengar ribut-ribut soal penutupan jalan, pak Danramil, Kapolsek tolong diawasi dan dipastikan untuk pembukaan akses tersebut, saat ini kita menganggap semua masalah sudah selesai, pak camat dan ayahanya tolong diawasi ya, jangan sampai masih ada akses jalan yang ditutup, kalau ada permasalahan lagi sampaikan ke saya,”tegas Yudhi. (roy).

Comment