BATUDAA -GP- Selain tumbilotohe, ada satu lagi tradisi di Gorontalo yang hanya akan dijumpai saat Ramadan. Yaitu tradisi malam qunut di kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Tradisi yang sudah dilakukan turun temurun itu dilakukan saat malam ke-15 Ramadan. Yaitu tradisi makan kacang dan pisang sebagai bentuk syukur masyarakat telah melewati separuh Ramadan. Tradisi ini ditandai dengan munculnya pasar malam di ibu kota kecamatan Batudaa.
Sebelum pandemi Covid-19, tradisi malam qunut ini telah menjadi event pariwisata di Gorontalo saat Ramadan. Pemerintah Kabupaten Gorontalo menyelenggarkan sejumlah kegiatan untuk memeriahkan tradisi malam qunut. Karena banyak sekali masyarakat yang ingin menyaksikan dan kemeriahaan tradisi malam qunut, pemerintah kabupaten menjadikan lapangan sepakbola di ibu kota kecamatan Batudaa sebagai pusat kegiatan malam qunut.
Tapi mulai 2020 atau saat pandemi Covid-19 bermula, pemerintah kabupaten Gorontalo tak lagi menyelenggarakan kegiatan malam qunut. Meski begitu, pasar malam yang menjadi penanda tradisi qunut tetap ada. Masyarakat memadati pasar malam itu, untuk membeli kacang dan pisang yang dijual pedagang. Pemandangan ini juga terlihat tadi malam (27/4) atau saat malam ke-15 Ramadan.
Pantauan Gorontalo Post, lokasi pasar malam yang biasanya berpusat di lapangan Porbat Batudaa, kini sudah pindah di lokasi pasar Kamis. Masyarakat dari berbagai wilayah terlihat memadati pasar malam tersebut untuk membeli kacang dan pisang.
Kacang di jual sehari Rp 15 ribu-Rp 20 ribu/kg. Para penjual tidak hanya berasal dari kecamatan Batudaa, tapi juga dari kecamatan lain seperti Kecamatan Tibawa.
Masyarakat yang memenuhi pasar malam itu, ada yang memakai masker, ada juga yang tidak. Dari pantauan media ini, juga terlihat mobil penyuluhan dan bimbingan masyarakat milik kepolisian berada di depan pasar malam tersebut. (Mgg-15).
Comment