Duka mendalam dirasakan keluarga khususnya orang tua Sinta Kadir (3). Ini setelah bocah penderita penyakit Hidrosefalus warga Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo itu meninggal dunia, Kamis (8/4/2021).
RAHMAN HALID- LIMBOTO
Tak ada lagi jeritan rasa sakit yang kerap terdengar dari mulut Sinta Kadir ketika penyakit Hidrosefalus kambuh. Yang ada tinggal tangisan keluarga almarhumah yang bersedih atas kepergian bocah malang tersebut menghadap sang khalik. Menurut ibu Sinta, sebelum meninggal, Sinta mengalami kejang-kejang di sekujur tubuhnya. Ketika diberikan penanganan lebih awal dibantu dengan obat tradisional dan perawatan Rumah tetap saja nyawa Sinta tetap tidak tertolong. Sinta Kadir menghembuskan Nafas terakhir di kediamannya yang berlokasi di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Kepada Gorontalo post, pendamping Pengobatan Sinta, Riska Umar, Sekaligus Ketua Yayasan Cinta Kemanusiaan, mengungkapkan, Semua telah di bekali, dari pengobatan dan perawatan Rumah Sakit. Hanya saja diakui Riska, tuhan lebih sayang kepada Sinta, sehingga dia harus melepaskan semua penderitaan yang dialami selama 3 Tahun.
“Semua telah dibekali dan diawasi, hanya saja Sinta tidak mampu lagi menahan rasa sakit yang menumpuk di kepalanya. “Awalnya orang tua Sinta mengeluh melalui Chat Facebook kepada saya kalau Sinta kejang-kejang, tapi tak selang ketika mau bergegas membantu, tak lama mendapat kabar Sinta telah meninggal,”ungkapnya.
Orang Tua Sinta, Suharto Kadir (43) menambahkan, semua telah dilakukan, hanya saja Tuhan lebih sayang kepada Sinta, dari pengobatan Tradisional sampai Perawatan Secara dirumah Sakit, tetap tidak ada perubahan.
“Tuhan lebih sayang anak kami, Sinta begitu menderita mendapati penyakit yang bersarang di kepala selama 3 Tahun dan untuk saat ini kami memang merasa kehilangan tapi kami senang anak kami telah terbebas dari rasa saki,” ungkapnya. (*)
Comment