GORONTALO, GP – BMKG Gorontalo sudah memberikan himbauan terkait cuaca buruk menjelang akhir tahun. Namun, sejumlah nelayan nekat melaut meskipun angin kencang dan ombak melanda perairan Gorontalo. Akibatnya, satu nelayan ditemukan tewas tenggelam di perairan Kecamatan Monano, Gorontalo Utara, Sabtu (26/12).
Informasi yang dirangkum Gorontalo Post, korban Rudi Mamu pergi melaut sejak pagi bersama rekan-rekannya di perasiran Desa Talango, Kecamatan Monano, Jumat (25/12). Dengan menggunakan perahu kecil, Rudi bersama rekan-rekannya berangkat menuju perahu penangkap ikan yang lebih besar. Namun, saat sudah berpindah di perahu besar, perahu kecil milik korban terbawa ombak. Suasana gelap dan angin kencang tak membuat korban gentar, ia pun berencana mengejar perahu kecil dengan cara berenang. Namun sayang, usai melompat korban tak kunjung muncul di permukaan.
Diduga terbawa arus yang kencang, korban pun dinyatakan hilang. Sejumlah rekan-rekan mencoba mencari korban dengan peralatan seadanya. Kondisi cuaca yang semakin buruk membuat korban sulit ditemukan dan rekan-rekan langsung melaporkan peristiwa tersebut di Kantor SAR Gorontalo Utara. Koordinator Pos SAR Gorontalo Utara Rezki Hasan mengatakan menerima laporan sejak Jumat. Sebanyak 6 personil penyelam diterjunkan untuk melakukan proses evakuasi korban. “Korban hilang kerugn lebih 12 jam, kita temukan bersama dengan tim gabungan Pol Airud, TNI dan warga tak jauh dari lokasi hilang pertama,” ujar Rezki. Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia. Keluarga korban pun menolak melakukan otopsi, korban langsung di bawa di kediaman untuk dikebumikan.
Sementara itu di Kabupaten Pohuwato satu nelayan bernama Ismail Hulopi (57) akhirnya ditemukan Kamis (24/12) setelah tiga hari dinyatakan hilang saat melaut di wilayah perairan Desa Yipilo Kecamatan Wonggarasi. Meiske Hulopi (42) Adik kandung Ismail Hulopi, mengatakan, Ismail Hulopi hanya Pamit untuk memancing dan berjanji akan balik pada sore harinya. “Pagi hari Ismail pamit untuk memancing, tapi tidak tahu kami mendengar kabar kalau kakak saya Jatuh di laut, saat itu kami kaget dan merasa semua akan baik-baik saja, karena memang kakak saya telah menjadi nelayan selama 30 Tahun,” tegas Meskie.
Tak berselang lama, doa meiske terjawab sudah, tepatnya Kamis (24/12) Ismail ditemukan oleh Ali poliyama (40) Nelayan yang sementara mencari Ikan di Laut lepas Sulawesi. Ismail ditemukan oleh Ali dalam keadaan terlentang dengan Kondisi Leher yang luka dan wajah yang sangat pucat.
Kepala Badan Penganggulangan Bencana daerah, Ramon Abdjul ketika dikonfirmasi menuturkan, Ismail telah ditemukan, tapi saat itu dia dalam Kondisi lemah, dan ketika telah berada di bibit Pantai Mananggu mereka memberikan pertolongan pertama dengan membawa ke Rumah sakit Bumi Panua Pohuwato
“Kami langsung berikan pertolongan, karena kondisinya sangat lemah, Lehernya Luka dan memerah, Menurut Ali yang telah menemukannya, selama 3 hari Ismail hanya minum air laut yang di saring menggunakan Bajunya dan ketika Lapar dia memancing ikan dan memakannya mentah,” Gumam Ramon.
Sementara itu, Menurut Meiske, Kondisi terakhir fisik Ismail sekarang dalam keadaan membaik, dan sekarang telah berada di kediamannya Desa Yipilo, Kecamatan Wonggarasai Kabupaten Pohuwato. ” Dirinya sekarang dalam keadaan membaik, luka yang ada di lehernya telah kami obati. Dia hanya selalu menghayal dan terdiam di ruang tengah rumah kami, mungkin karena Keponakan kami yang tewas ketika mencari dia yang hilang,” tutupnya. (tr-69/tr-72)
Comment