Refleksi Dua Dekade Provinsi Gorontalo : Kemiskinan Masih jadi PR

GORONTALO -GP- Diusianya yang sudah menginjak 20 tahun, harus diakui telah banyak kemajuan pembangunan yang dialami Provinsi Gorontalo. Meski begitu, Provinsi Gorontalo masih diperhadapkan pada satu pekerjaan rumah yang cukup berat. Yaitu menekan angka kemiskinan. Karena Gorontalo masih termasuk 5 besar daerah termiskin di Indonesia.

Ini mengemuka dalam diskusi akhir tahun yang dilaksanakan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bekerjasama dengan KAHMI Kota Gorontalo dan Harian Gorontalo Post, yang berlangsung Sabtu (19/12) di rektorat UNG . Diskusi itu membahas buku perkonomian Gorontalo yang diluncurkan dalam kegiatan itu. Buku itu ditulis oleh Dekan Fakultas Ekonomi, Amir Arham. Dalam buku itu, Amir Arham mengulas perekonomian Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu dua puluh tahun terakhir, setelah Gorontalo resmi menjadi provinsi.

Dalam diskusi itu, Amir Arham menyampaikan bahwa buku itu memotret bagaimana keadaan perekonomian di Provinsi Gorontalo, berdasarkan dengan data-data lengkap. 20 tahun berdiri menjadi provinsi, Gorontalo sudah semakin berkembang. Secara kasat mata bisa dilihat kemajuan pembangunan. Akan tetapi, ada satu persoalan pembangunan yaitu kemiskinan yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Karena Gorontalo masih masuk 5 besar daerah termiskin di Indonesia. Sehingga ini menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak. “Kita lihat setiap tahunnya, baik APBD maupun APBN yang dibelanjakan di Provinsi Gorontalo selalu mengalami kenaikkan dan memang begitu banyak. Pembangunan yang dilakukan di Gorontalo pun kita lihat sudah semakin maju. Akan tetapi masalah kemiskinan masih saja menjadi PR bagi kita semuanya,” kata Amir Arham.

Ia juga mengulas bagiamana ketimpangan yang masih saja terjadi di Provinsi Gorontalo. Termasuk ketimpangan yang terjadi di Desa. “Kalau kita lihat masalah ketimpangan yang terjadi di perkotaan itu masih agak wajar, karena di kota memang ada yang megah dan ada yang kumuh. Tapi ini masalahnya sudah mulai terjadi di desa, padahal di desa sendiri ada yang namanya dana desa. Ini juga masih menjadi PR kita bersama,” kata Amir Arham.

Sementara itu, wakil bupati Kabupaten Gorontalo Utara Thariq Modanggu yang juga menjadi pembanding dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa, memang buku ini sudah menjadi sangat pas bagi pemerintah daerah. Bagaiamana perekonomian di Gorontalo, khususnya juga yang ada di Gorontalo Utara. “Saat ini juga kita sudah sangat berupaya agar bagaiamana ekonomi di masyarakat desa itu bisa meningkat. Dan yang saya lakukan saat ini adalah bagaiamana melakukan evaluasi bantuan yang ada,” ujarnya.

Kegiatan ini dipandu oleh moderator, wakil direktur Gorontalo Post, Femy Udoki. Ia menyampaikan bahwa buku ini menjadi sangat penting bagi pemerintah daerah, sebagai bahan pijakan untuk mengambil kebijakan ekonomi. . Beberapa tokoh Gorontalo yang ada di luar daerah juga menyaksikan kegiatan ini lewat live streaming. Sebelumnya kegiatan ini dibuka oleh rektor UNG, Dr. Eduart Wolok, MT. “Kita berharap dengan adanya diskusi-diskusi ilmiah seperti ini akan melahirkan rekomendasi, yang bisa menjadi bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan,” pungkasnya. (wan)

Comment