Oleh:
Sri Rawanti S.Pd, M.Pd,
Fitri Adoe,
Fitriyanti Ardin,
Fizria R Dai,
Fibrianti Lastuan,
Tiara Afrianti Pilo
KATA pemalu berasal dari kata “malu”, yang dalam kamus umum bahasa Indonesia, terminologi malu adalah merasa sangat tidak senang, rendah, hina dan sebagainya karena berbuat sesuatu yang kurang baik, bercacat. Sikap pemalu dan malu adalah dua hal yang berbeda. Sikap pemalu adalah keadaan yang sudah terpola, sedangkan perasaan malu terjadi pada saat atau karena keadaan tertentu.pemalu menurut KBBI ialah seseorang yang mudah merasa (yang mempunyai sifat) malu. Tanda nyata,misalnya: keringat dingin, gemetaran, kata terputus-putus, tidak berani bertatapan mata, serta tidak berani bicara. Tanda tidak nyata, misalnya: selalu berpakaian bagus tanpa itu merasa kurang diterima.
Anak pemalu adalah anak yang cenderung merasa gugup, tidak nyaman, atau takut dalam situasi sosial. Mereka mungkin menghindari interaksi dengan orang lain, terutama orang asing, dan merasa sulit untuk berbicara atau berinteraksi dengan orang lain.
Menurut (HUSAIN, 2012) bahwa anak pemalu yaitu anak yang selalu menghindar dari keramaian dan tidak dapat secara aktif bergaul dengan temandan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan masalah yang ditemukan di sekolah PAUD yaitu terdapat anak pemalu yang tidak aktif bergaul dengan temannya di sekolah. Anak tidak mau bergaul menandakan kurangnya pengembangan sosialnya hingga dapat mengakibatkan anak menjadi pemalu.Setiap anak harus
dibiasakan bergaul dengan teman, sering di ajak ketempat lingkungan yang ramai. Lingkungan dapat merubah sikap anak yang peSmalu menjadi lebih berani. Bergaulah dengan orang orang yang baik karena anak akan cepat meniru tingkah laku yang di dapat dari hasil apa yang dilihat dan didengarnya. Anak akan menjadi semakin pemalu atau justru dapat mengatasi sifat pemalu ini, tergantung dari lingkungan, dan orang tuaterus menerus melindungi anak atau mendorongnya untuk mau menghadapi dunia luar,sehingga anak menjadi lebih percaya diri. (Permatasari et al.,2023)
Ciri-ciri anak pemalu yaitu; kurang berani berbicara dengan guru atau orang dewasa lain, tidak dapat menatap mata orang lain saat berbicara, tidak bersediaberdiri di depan kelas, enggan bergabung dengan anak lain, (Rifa, Novela, 2022) lebih senang sendiri. Dalam pembahasan ini menandakan anak pemalu itu memilikisikap kurang percaya diri hingga bahasanya kurang berkembang.Rasamalu dapat dikatakan juga sebagai suatu kombinasi dari kegugupan sosial dan pengkoordinasian sosial.
Kombinasi kegugupan sosial merupakan sesuatu yang normal jika terjadi pada anak yang baru pertamakali melakukan sesuatu atau bertemu seseorang di lingkungan yang baru dikenalnya. (Kartini Tati, 2023) Namun hal tersebut akan berdampak negatif yang dapat menimbulkan kecemasan yang tinggi dan rasa malu yangbegitu kuat. Anak akan terasa ada yang mengawasinya setiap saat. Kegugupannya dapat terjadi setiap berinteraksi dimana saja. (Trijauyanti, 2016) Dampak negatif dari sikap pemalu diantaranya merasa dirinya kurang dari yang lain dan ahirnya menyendiri, hidup tidak bahagia. Pengkoordinasian sosial merupakan upaya untuk mengatur suatu kegiatan anak dilingkungannya. Jadi rasa malu pada anak itu adalah suatu sifat yang dapat merubah kehidupan seorang anak. Jika anak tidak malu maka kehidupan dilingkungannya akan berjalan baik. (Permatasari et al.,2023)
Berdasarkan indikator tingkat pencapaian perkembangan sosial anak usia 5-6 tahun, sesuai dengan standar yang diatur dalam Permendikbud nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yaitu, Interaksi dalam bermain dengan teman sebaya, kemampuan untuk memahami perasaan teman dan meresponsnya secara tepat, keberanian dalam berbagi dengan orang lain, menghargai hak, pendapat, dankarya orang lain, kemampuan menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah, termasuk menggunakan pemikiran untuk mencari solusi, sikapkooperatif dengan teman sebaya, menunjukkan sikap toleran terhadap perbedaan, ekspresi emosi yang sesuai dengan situasi yang dihadapi, seperti kebahagiaan, kesedihan, atau antusiasm, pemahaman terhadap tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilainilai sosial budaya yang berlaku di lingkungan setempat. Dalam konteks sikap pemalu pada Z Mayasari (2011) menyebutkan bahwa faktor-faktor keadaan fisik, kegagalan dalam bicara, takut orang lain, kurang terampil berhubungan dengan teman, harapan orang tua yang terlalu tinggi, dan pola asuh yang keliru dapat menyebabkan anak menjadi pemalu.(Syamsudin Syamsudin)
Memiliki anak dengan sifat pemalu memang selalu membuat orang tua pusing. Bagaimana tidak, terkadang, sifat ini justru dibawa hingga ke sekolah dan akhirnya membuat anak kesulitan untuk bersosialisasi.Dikutip dari Baby Center, alasan anak bersikap malu-malu di sekolah biasanya adalah khawatir tidak melakukan hal yang benar. Akibatnya, daripada berbuat salah, lebih baik bagi mereka untuk diam.Namun, kondisi ini justru bisa merugikan karena dapat menghambat pertumbuhan dan potensi anak.
Untuk mengatasi rasa malu pada anak, orang tua dan pendidik harus meningkatkan kepercayaan diri pada anak. Sehingga sifat pemalu yang ada pada diri anak lambat laun menjadi hilang. Solusi yang peneliti lakukan untuk mengatasi anak pemalu sebelum bertemu denganpsikolog yaitu dengan mendekati anak diajak bercakap-cakap, ditanyakan apa kesukaan dan keinginannya.(*)