Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Seorang ayah yang sejatinnya memberikan perlindungan kepada anaknya meskipun itu adalah anak sambung. Namun, lain halnnya yang dilakukan pria inisial EP ( 32) alias Pan.
Pria yang bekerja serabutan ini justru tega menggarap anak tirinnya. Akibat perbuatannya Pan terpaksa harus berususan dengan pihak kepolisian dalam hal ini Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polda Gorontalo.
Kaur Penum Subbid Penmas Bidang Humas Polda Gorontalo Kompol Heny M Rahayu kepada wartawan mengatakan, bahwa kejadian persetubuhan terhadap dua anak tirinya yang masih dibawah umur itu sudah lama yakni sejak 2021 silam.
Namun, karena merasa aman alias belum ketahuan, Pen malah ketagihan. Pen justru melancarkan aksinnya melakukan persetubuhan layaknya Suami istri ini secara berulang-ulang terhadap mawar (nama samaran,red) dan Melati (nama samaran,red) kurang lebih dua tahun yakni September 2023.
Kejadian ini baru terungkap ketika Mawar dan Melati yang merasa sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Pen kepada dirinnya, akhirnya melaporkan apa yang dialaminya itu kepada pihak kerabatnya.
Betapa kagetnya keluarga Mawar mendengar perbuatan bejat yang dilakukan kepada Mawar selama bertahun-tahun. Namun, kala itu Mawar belum berani mengadukan hal ini kepada pihak keluarga kerena Pen yang mengurus segala kebutuhan pengobatan ibu Kandung Mawar yang dalam kondisi sakit.
Hanya saja ketika mengetahui jika dirinnya sudah menjadi target operasi polisi, Pan meninggalkan rumah yang ditempatinya dan memilih mengamankan diri di lokasi pertambangan emas. Namun, ibarat pepatah sepandai-pendainnya tupai melompat, tetap akan jatuh ke tanah pula.
Begitupula yang dialami Pan, pelariannya berakhir dan berhasil ditangkap polisi di rumahnya pada Oktober 2024 saat keluar dari tempat persembunyiannya. “Tersangka Pen merupakan DPO sejak 09 Oktober 2024 karena tidak memenuhi undangan dan panggilan dari Kepolisian,
Kemudian tersangka diamankan pada tanggal 2 desember oleh Tim Resmob Polres Pohuwato kemudian diserahkan kepada tim Resmob Polda Gorontalo,”ungkap Heny yang juga didampingi Panit I Ditreskrimum Iptu Natalia Olii dalam Pressconpres Kamis, (05/12/2024).
Terakhir Heny menegaskan, bahwa tersangka dijerat dengan Pasal 81 Ayat (1), (3), dan/atau Pasal 82 Ayat (1), (2), (4) Undang – Undang RI. No. 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang – Undang Jo Undang – Undang RI. No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang – Undang RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
“Saat ini tersangka telah ditahan di rutan Mapolda Gorontalo untuk proses penyidikan lebih lanjut,”tutup perwira satu melai di pundaknya ini. (roy)