Film Lafran, Pj Gubernur Gorontalo Ikut Nobar

Gorontalopost.id, GORONTALO – Film LAFRAN, yang mengangkat perjuangan Lafran Pane, mendirikan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) begitu dinanti tayang di Gorontalo.

Sabtu (22/6), Film ini ditayangkan di Bioskop XXI Gorontalo, ratusan warga, termasuk keluarga besar ‘Hijau Hitam’ di Gorontalo melakukan nonton bareng (Nobar), bahkan Pj Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin turut larut dalam nobar bersama kader HMI.

Selain Pj Gubernur Rudy Salahuddin, hadir pula Presidium MN KAHMI, Sutomo, serta sejumlah tokoh di Gorontalo yang merupakan kader HMI turut nobar, seperti Bupati Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo, mantan Wali Kota Gorontalo Marten Taha yang juga koordinator presedium MW KAHMI Gorontalo, mantan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Prof. Rustam Akili, Pebantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNG, Prof. Amir Archam, sejumlah komisioner Bawaslu dan KPU, sejumlah akademisi dan politisi, termasuk anggota DPRD Provinsi Gorontalo terpilih, DR.Femmy Udoki.

Koordinator Presidium MW KAHMI Provinsi Gorontalo, Marten Taha dalam kesempatan itu, mengatakan, film LAFRAN mengisahkan kelahiran HMI, sebuah organisasi yang dimotori Lafran Pane, yang kini kehadiran HMI memberikan dampak yang begitu besar terhadap perkembangan bangsa. “Dia adalah tokoh inspiratif semua orang terutama bagi kader HMI. Lahirnya organisasi besar di Indonesia yang berdampak baik bagi bangsa dan juga keislaman,” tambahnya.

Ditempat yang sama, Presidium MN KAHMI, Sutomo mengapresiasi nobar film Lafran di Provinsi Gorontalo. “Ternyata kader HMI di Gorontalo begtu banyak, Dan pemutaran film di Gorontalo penontonnya sangat antusias bahkan yang terbanyak,”ujarnya.

Diketahui, film lafran mengisahkan tentang kehidupan Lafran Pane sang pendiri HMI yang mampu meningkatkan semangat nasionalis dan keislaman kader serta masyarakat.
Lafran merupakanh pendiri sekaligus ketua pertama HMI, ia adalah mahasiswa heroik di Sekolah Tinggi Islam (STI). L

afran mendirikan HMI di tengah kancah revolusi fisik pada 5 Februari 1947 di Yogyakarta. Sebelum itu ia sudah melakukan konsolidasi pembentukan HMI sejak November 1946. Pembentukan HMI tak terlepas dari uluran dosen kuliah tafsirnya Husein Yahya di STI.

Biarpun faktanya ia memprakasai HMI, Lafran menolak jika namanya disebut satu-satunya pendiri HMI. Hingga akhirnya ia menerima keputusan Kongres HMI XI di Bogor, 23-39 Mei 1974 yang menetapkannya sebagai pendiri HMI.

Selain menjadi ketua pertama, ia juga menjabat dalam waktu tersingkat di HMI. Pada 22 Agustus 1947, Lafran mundur menjadi ketua dan pindah menjadi Wakil Ketum, ia hanya menjabat sebagai Ketua Umum selama 7 bulan lamanya. Bangku itu diberikannya pada mahasiswa UGM bernama Muhammad Syafaat Mintaredja, dilakukan supaya HMI terkesan tak milik mahasiswa STI saja. (tro)

Comment