WAISAK 2568 BE, Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia

Gorontalopost.id, GORONTALO – Ummat Buddha di Gorontalo merayakan peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 Buddhis Era (BE), Kamis (23/5) besok.

Pantauan koran ini di Vihara Buddha Dharma Gorontalo, Jln.S.Parman Kota Gorontalo, tak banyak persiapan yang dilakukan. Sejumlah ummat Buddha juga terlihat mendatangi Vihara, kemarin.

Tagun ini, Kementerian Agama telah menetapkan tema Hari Raya Waisak, yakni Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi, dikutip dari laman Kemenag RI, menjelaskan, ada sejumlah sub tema yang diusung berbagai Lembaga Keagamaan Buddha, misalnya: Sangha Agung Indonesia (SAGIN) “Keharmonisan Merupakan Pedoman Hidup Berdampingan Dalam Berbangsa”.

Sangha Theravada Indonesaia (STI), “Memperkokoh Persatuan dalam Keberagaman”, serta Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI) “Untuk Hidup Bahagia Sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran yang diajarkan oleh Sang Buddha”.

Kata dia, tema peringatan Tri Suci Waisak 2568 BE memberi pesan bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan dan dipertentangkan. “Perbedaan harus dipahami dan disadari sebagai keberagaman yang saling menguatkan satu sama lain dalam menapaki hidup luhur untuk mencapai tujuan kehidupan yang harmonis dan Bahagia,” tutur Supriyadi.

Dalam penanggalan Buddhis, kata Supriyadi, pada 2568 tahun yang lalu, Guru Agung Buddha telah mengingatkan arti penting kesadaran atas perbedaan sebagai keberagaman dalam upaya menghindari perselisihan.

Dhamma pada Syair 6 menyatakan: “Pare ca na vijananti, Mayamettha yamamase, Ye ca tattha vijananti, Tato sammanti medhaga”.

Artinya, “masih banyak orang tidak mengerti mengapa kita dapat binasa di dunia ini akibat perselisihan. Ia yang memahami kebenaran ini, akan dapat melenyapkan perselisihan”.

Karena itu lanjut Dirjen, umat Buddha diharapkan memaknai peringatan Tri Suci Waisak dengan mengedepankan kesadaran akan keberagaman guna merajut kehidupan bersama dengan suka cita.

“Umat dapat mengikuti peringatan Tri Suci Waisak dengan “Sati” penuh kesadaran dan sukacita bersama keluarga” ungkap Supriyadi.

Lebih lanjut Supriyadi menambahkan, selain di Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Muara Takus, Candi Muara Jambi, dan Candi Sojiwan, Puja Bhakti menyongsong detik-detik Waisak juga digelar di berbagai vihara.

Dia berharap umat Buddha dapat mengikuti detik-detik Waisak dengan khidmat serta merenungkan kembali perjalanan spiritual Guru Agung Buddha Gautama menemukan Dhamma Kebenaran Mulia untuk kebahagiaan semua makhluk.

Tri Suci Waisak ini memperingati tiga peristiwa penting yang dilalui Buddha Gautama, yakni Kelahiran Pangeran Sidharta, Pertapa Sidharta menjadi Buddha, dan Buddha Gautama Parinibbana (wafat).

Melalui Waisak, Umat Buddha dingatkan untuk selalu mengenang perjuangan Guru Agung Buddha Gautama dalam menemukan Dhamma Kebenaran Mulia yang membawa umat manusia mencapai kebahagiaan.

Yaitu, kebenaran mulia atas adanya penderitaan, kebenaran mulia atas sebab penderitaan, kebenaran mulia atas jalan lenyapnya penderitaan, dan kebenaran mulia lenyapnya penderitaan. (tro/net)

Comment