Di PHK karena Pandemi, Pemuda Ini Sulap Pelepah Pisang Jadi Bernilai Rupiah 

PANDEMI Covid-19 tak dijadikan alasan para pemuda di Provinsi Gorontalo, tepatnya di Desa Tontayou, Kabupaten Gorontalo untuk berhenti berkreatifitas. Ya, hanya dengan limbah pelepah pohon pisang, mereka bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Rendi Wardani Fathan – Gorontalo

Bencana non alam, Covid-19 banyak memakan korban. Tidak hanya korban jiwa, namun banyak pekerja swasta jadi korban PHK. Langkah ini terpaksa diambil karena pendapatan perusahaan mengalami penurunan yang signifikan.

Hal ini kemudian dijadikan sejumlah pemuda sebagai ‘cambuk’ untuk berinovasi dan membaca peluang usaha. Seperti halnya yang dilakukan Yunus Bahari bersama rekan-rekannya, di Kecamatan Batudaa Pantai.

Usai di PHK dari tempat kerjanya, Yunus tidak berdiam diri dan meratapi nasib. Pandemi jutsru membuat mereka mampu berinovasi dan menciptakan produk yang punya nilai jual. “Awalnya kami hanya coba-coba, ternyata bisa dan banyak peminat. Alhamdulillah,” ujar Yunus  kepada awak media ini, Sabtu (19/12).

Cukup dengan pelepah pisang, Yunus mampu membuat beragam kerajinan tangan, yakni lukisan, minatur kapal, botol, hiasan rumah hingga kemasan untuk makanan. Produk kerajinan ini bisa dibuatnya hanya dengan bermodalkan bahan baku pelepah pisang yang sudah mulai membusuk dan kardus bekas. Tanpa belajar ataupun ikut pelatihan, mereka membuat kerajinan itu secara otodidak.

Yunus pun bersykur, sejak pertama kali dipublikasikan menggunakan media sosial, kerajinan mereka banyak peminat dari masyarakat Gorontalo. Harga yang ditawarkan pun beragam, tergantung dari jenis kerajinan yang dipesan konsumen. Proses pembuatan hanya menggunakan alat seadanya, tidak ada produk yang diolah dengan mesin canggih.

Kisaran harga mulai dari Rp 500 ribu hingga jutaan rupiah. Yunus mengaku, sejak bergabung dengan kelompok sadar wisata Pokdarwis Batudaaa Pantai, ia dan kawan-kawan banyak mengahbiskan waktu untuk kegiatan produktif. Dalam komunitas itu, banyak rekan-rekan Yunus yang memiliki keahllian dalam merangkai kerajinan tangan. Mereka saling bertukar informasi dan membuat kerajinan yang bisa menghasilkan rupiah. Ia berharap inovasi itu bisa terus dikembangkan dan mendapat dukungan dari pemerintah.

“Semoga semakin banyak pemuda yang berinovasi, dan menghasilkan produk-produk yang bernilai,” katanya. (*)

Comment