Oleh :
Rif’at Agung Adnanto
Struktur perekonomian Provinsi Gorontalo berdasarkan lapangan usaha sampai dengan tahun 2024 masih didukung oleh tiga sector utama, yaitu sector pertanian, sector perdagangan, dan sector konstruksi, masing-masing dengan pangsa 37,2% (pertanian), 14,2% (perdagangan) dan 11,7% (konstruksi). Namun jika kita mencermati data PDRB dari BPS terlihat bahwa sector Akomodasi dan Makan Minum (Akmamin) di Provinsi Gorontalo memiliki potensi besar untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru (new source engine of growth) di Provinsi Gorontalo.
Meski pun saat ini masih memiliki pangsa yang sangat terbatas(2,3% ari total PDRB), namun data historis menunjukkan bahwa sector ini mengalami kenaikan cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir, dengan pertumbuhan pada tahun 2024 mencapai 6,4% (yoy).
Perbaikan sector Akmamin ini sejalan dengan peningkatan data jumlah wisatawan nusantara (wisnus) dari BPS yang tumbuh tinggi pada 2024, mencapai 3,4 juta orang atau meningkat 80,4% (yoy) jika dibandingkan jumlah wisnus tahun 2023. Jumlah wisnus ke Provinsi Gorontalo pasca pandemic bahkan sudah jauh melebihi wisnus pada masa sebelum Covid, yaitu di 2019 yang tercatat sebesar 1,5 juta orang.
Kondisi ini tentunya menjadi kabar yang sangat menggembirakan dan merupakan hasil dari kerja keras semua pihak khususnya Pemerintah Provinsi dan juga Kabupaten/Kota di Gorontalo. Pemerintah provinsi dipandang cukup berhasil dalam meningkatkan Aksesibilitas, Atraksi dan Amenitas (3A) sehingga dapat mendorong pariwisata Gorontalo, yang dilengkapi dengan kebijakan Promosi dan peningkatan kuantitas dan kualitas Pelaku Parwisata (2P).
Berdasarkan berbagai literatur (antara lain Liu, Anyu et. al, 2022 dan Mason, P., 2020), kegiatan pariwisata dapat memberikan multiplier effect terhadap perekonomian daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung kegiatan pariwisata tentu akan berdampak pada realisasi belanja atau pengeluaran wisatawan untuk kebutuhan akomodasi, restoran, transportasi, event organizer, oleh-oleh dan souvenir,serta jasa terkait pariwisata lainnya.
Selanjutnya, kegiatan pariwisata juga akan memberikan induced atau dampak lanjutan terhadap input atau pasokan untuk kegiatan akomodasi, restoran, oleh-oleh dan souvenir. Kebutuhan input atau pasokan tersebut juga dapat mendorong permintaan pada produk lokal, baik dari hasil pertanian maupun produk olahan dari industri lokal, khususnya UMKM sehingga dapat mendorong terbukanya lapangan kerja lebih luas dan inklusif.
Mempertimbangkan multiplier effect terhadap perekonomian daerah dan tren peningkatan kegiatan pariwisata di Provinsi Gorontalo pasca pandemi, maka sudah saatnya kita berpaling kepada sektor pariwisata sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru Provinsi Gorontalo. Merujuk pada Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Gorontalo, setidaknya ada 4 jenis pariwisata yang menjadi unggulan, yaitu wisata alam (termasuk bahari), wisata religi, wisata budaya dan wisata sejarah. S
ayangnya, penulis belum mendapatkan data terkait jenis wisata yang paling banyak menarik wisatawan, namun menurut pendapat pribadi penulis, wisata alam khususnya wisata bahari menjadi jenis wisata yang paling banyak dikunjungi di Provinsi Gorontalo. Saat ini terdapatempat strategi pengembangan pariwisata berbasis wisata bahari yang dapat menjadi rujukan dalam pengembangan pariwisata Gorontalo ke depan.
Pertama adalah re-branding pariwisata Gorontalo sebagai langkah besar dalam strategi promosi. Pada 2019, burung Julang Sulawesi dinobatkan sebagai branding Pariwisata Gorontalo dengan tagline “Gorontalo: The Heart of Celebes”. Kini, setelah lima tahun berlalu, diperlukan re-branding yang lebih aktual dan memiliki nilai jual untuk pariwisata Gorontalo.
Salah satu branding yang potensial adalah HiuPaus (whale shark) sebagai ikon wisata bahari yang paling diminati di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan beberapa penelitian, branding menjadi alat yang efektif untuk menarik kunjungan wisatawan. Kajian dari Laksana & Said (2015) membuktikan bahwa city branding kota Solo, Jawa Tengah berhasil meningkatkan tingkat hunian hotel dengan rata-rata mencapai 50% jumlah okupansi.
Kedua adalah digitalisasi, baik dalam promosi, pemesanan dan juga pembayaran terkait pariwisata. Kementerian Pariwisata sudah memperkenalkan digital tourism sebagai salah satu strategi yang efektif dalam mempromosikan berbagai destinasi dan potensi pariwisata Indonesia melalui berbagai platform. Peran influencer dalam mempromosikan kegiatan pariwisata, baik terkait destinasi, akomodasi, kuliner maupun oleh-oleh menjadi sangat menentukan dalam era sosial media saat ini.
Hal yang tak kalah penting adalah tersedianya moda pembayaran nontunai, khususnya penggunaan QRIS yang membuat transaksi menjadi lebih cepat, mudah, aman dan handal. Pembayaran dengan QRIS juga mempermudah Pemerintah Daerah dalam menelusuri aliran pendapatan pelaku pariwisata untuk kebutuhan peningkatan pajak daerah.
Ketiga adalah peningkatan kualitas aksesibilitas, baik kualitas jalan menuju destinasi, area parkir, akses informasi yang jelas serta transparan, serta akses internet yang baik. Rebranding yang sudah dilakukan dan proses digitalisasi menjadi tidak berarti jika pada saat kunjungan wisatawan tidak mendapatkan kesan yang memuaskan terkait dengan aksesibilitas.
Keempat adalah peta jalan (road map) pariwisata berkualitas (quality tourism) untuk Provinsi Gorontalo. Dampak pariwisata massal (mass tourism) yang berorientasi pada banyaknya jumlah kunjungan telah memberikan dampak negative lingkungan dan social pada masyarakat local sebagaimana belakangan ini terjadi di Bali.
Oleh karena itu sudah saatnya Provinsi Gorontalo memiliki peta jalan menuju pariwisata berkualitas yang berorientasi pada pariwisata berkelanjutan dengan berpedoman pada Peraturan Menparekraf Nomor 9 Tahun 2021 Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, serta Pedoman Konsep Ekonomi Biru, Hijau, dan Sirkular pada Sektor Pariwisata. Hal ini juga sejalan dengan Asta Cita Pemerintah butir 8, yaitu memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya. (*)









