Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Mungkin ini pertama kali terjadi di Deprov Gorontalo. Rapat paripurna pembentukan fraksi berjalan alot. Interupsi dari anggota Deprov datang bertubi-tubi.
Saking alotnya, pimpinan sidang sampai tiga kali menskorsing jalannya rapat. Padahal di periode sebelumnya, rapat paripurna seperti ini bisa cepat .Rapat paripurna tinggal mengesahkan surat partai terkait komposisi personil fraksi.
Kalaupun ada fraksi gabungan, partai-partai sudah buat kesepakatan lebih dulu. Lalu kesepakatan soal komposisi fraksi tinggal dibacakan. Jadi rapat paripurna tidak butuh waktu lama.
Tapi hari ini, (20/9) berbeda. Saat rapat paripurna baru dibuka Ketua Deprov sementara, Paris Jusuf, langsung disambut interupsi peserta rapat. Yang memulainya, anggota Deprov dari Partai Demokrat, Syarifudin Bano.
Dia meminta rapat paripurna ditunda. Karena Demokrat yang tak bisa membentuk fraksi utuh belum memutuskan sikap. Apakah bergabung dengan fraksi utuh atau membentuk fraksi gabungan. “Beri kami kesempatan untuk melakukan komunikasi dan konsolidasi,” pintanya.
Interupsi inilah yang memancing reaksi anggota Deprov lain. Ada 11 anggota Deprov yang langsung menanggapi. Dimulai dari Umar Karim (Nasdem), Espin Tuli (PDIP), Anas Jusuf (PAN), Ance Robot (PDIP), Femi Udoki (PAN), Fadli Hasan (PAN), Gustam Ismail (PKS), Thomas Mopili (Golkar), Meyke Kamaru (Golkar), Fikram Salilama (Golkar) dan Faisal Hulukati (PPP).
Ada dua respon yang disampaikan. Pertama, tak sependapat dengan penundaan rapat. Kedua sejalan dengan permintaan Demokrat. Yang sejalan dengan permintaan Demokrat adalah Golkar.
Kelompok pertama beralasan, rapat paripurna pembentukan fraksi harus dilanjutkan. Karena pimpinan dewan sudah menyurati partai dari jauh hari terkait pembentukan fraksi. Soal Demokrat yang belum ada fraksi, nanti sikap yang diambil partai Demokrat akan disampaikan pada rapat paripurna berikutnya.
Kelompok kedua beralasan, permintaan partai Demokrat harus diakomodir. Karena masih tersisa waktu bagi Deprov untuk membentuk fraksi.
Interupsi saling sahut-sahutan itu berlangsung dua jam lebih hingga rapat diskorsing. Rapat itu dimulai pukul 10.30 wita dan diskokrsing pukul 12.45 wita karena sudah memasuki waktu salat Jumat.
Saat skorsing dicabut, Sekwan Sudarman Samad membacakan surat masuk dari partai terkait komposisi fraksi-fraksi di Deprov.
Ada 6 fraksi utuh dan satu fraksi gabungan. Fraksi utuh terdiri dari fraksi Golkar, Nasdem, PDIP, Gerindra, PKS dan PPP. Sementara fraksi gabungan terdiri dari tiga partai yaitu PAN, PKB dan Hanura. Fraksi gabungan itu bernama fraksi Harapan Bangsa.
Setelah dibacakan, lagi-lagi timbul perdebatan. Apakah paripurna ini sudah harus berujung pada pengambilan keputusan. Pasalnya, Demokrat belum menentukan sikap. Apakah akan bergabung dengan fraksi utuh atau fraksi gabungan.
Ada dua pendapat. Pertama menyarankan agar komposisi fraksi yang sudah dibacakan langsung ditetapkan dalam rapat paripurna. Karena Demokrat hanya tersisa satu pilihan. Yaitu bergabung dengan fraksi yang sudah ada. Demokrat sudah tidak mungkin lagi membentuk fraksi gabungan.
Pendapat kedua, meminta rapat diskorsing. Untuk memberi kesempatan kepada Demokrat untuk mengambil sikap. Perdebatan ini juga tak berujung hingga rapat terpaksa diskorsing kembali untuk yang kedua kalinya.
Setelah skorsing rapat dicabut, telah ada kesepakatan untuk memberi waktu kepada Demokrat untuk mengambil sikap.
Pimpinan rapat Paris Jusuf akhirnya memutuskan menskorsing rapat dan akan dilanjutkan kembali pada tanggal 2 Oktober mendatang. (rmb)
Comment