Gorontalopost.id, KOTA GAZA – Aksi biadab Israel yang terus membombardir Gaza, Palestina, mendapat kecaman dunia.
Kecuali Amerika Serikat, dan beberapa negara lain sekutu Israel, negara-negara di dunia menyerukan agar segera dilakukan gencatan senjata.
Seruan itu untuk menghindari bertambahnya jumlah korban jiwa dari masyarakat sipil.
Hanya saja, seruan dari banyak negara di dunia itu, tak membuat Israel keder, negara zionis ini seakan tutup mata, dan terus malancarkan serangan udara ke Gaza.
Terbaru, Israel juga melakukan serangan darat.
Kementerian Kesehatan Palestina mengungkap korban tewas akibat serangan Israel ke Gaza meningkat menjadi 7.960 orang. Mayoritas korban merupakan perempuan dan anak-anak.
Kemenkes Palestina mengumumkan data korban tersebut diambil dari sumber-sumber di daerah kekuasaan Hamas.
Daerah kekuasaan Hamas itu telah dihantam oleh serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, yang juga mengakibatkan lebih dari 20 ribu orang terluka, mengutip CNN.
Menurut Kemenkes Palestina, sebanyak 73 persen korban tewas berasal dari populasi rentan, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang tua.
Mereka menambahkan bahwa jumlah total korban tewas itu termasuk 116 tenaga kesehatan.
Selain itu, 24 rumah sakit, yang memiliki kapasitas 2.000 tempat tidur, telah diinstruksikan untuk mengungsi di bagian utara Gaza.
Angka-angka terbaru ini muncul ketika Israel mengatakan bahwa tahap selanjutnya dari perang dengan Hamas telah dimulai setelah memperluas operasi darat di daerah kantong tersebut.
“Perang di dalam Gaza akan berlangsung lama,”kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi ancaman, pada Sabtu lalu. Israel memborbadir Gaza tanpa henti.
Gempuran ini disebut Israel sebagai aksi ‘membela diri’ atas serangan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Serangan saat itu menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 229 orang.
Pada jumat malam pekan lalu, sejumlah pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara dekat Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara.
Menurut Al-Aqsa TV, saat ini belum ada informasi mengenai korban jiwa akibat serangan udara Israel itu.
Stasiun televisi yang berafiliasi kepada kelompok perlawanan Hamas itu menyebutkan serangan udara itu juga membidik kamp pengungsi al-Bureij di Gaza tengah.
Baku tembak terjadi antara pejuang perlawanan Palestina dan pasukan Israel di sejumlah wilayah Gaza utara.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengungkapkan para pejuangnya tengah bertempur melawan invasi darat Israel di Beit Hanoun di Gaza utara dan sebelah timur kamp al-Bureij.
Kelompok Palestina lain yang berbasis di Gaza, Jihad Islam, juga menyatakan para pejuangnya tengah menangkal usaha-usaha yang dilakukan pasukan Israel untuk merangsek maju masuk Gaza.
Jumat kemarin tentara Israel memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, yang telah digempur serangan udara tanpa henti sejak serangan lintas batas yang dilakukan Hamas.
Sejumlah negara di dunia telah menyerukan agar Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata.
Majelis Umum PBB juga sudah menyetujui resolusi yang mengupayakan gencatan senjata untuk kemanusiaan segera di Gaza antara Israel dan militan Palestina, Hamas.
Mereka juga menuntut akses bantuan ke Jalur Gaza dan perlindungan warga sipil.
Gencatan senjata kemanusiaan diakui sebagai gencatan senjata antara pihak-pihak yang berseteru sehingga warga sipil yang terkena kekerasan dan dampak perang dapat memperoleh akses bantuan yang sangat dibutuhkan.
Keputusan diambil dengan mengantongi 120 suara mendukung dari anggota.
Sementara itu, 45 suara abstain, dan 14 suara menolak, termasuk Israel dan Amerika Serikat yang mengkritik resolusi itu tak menyinggung serangan Hamas pada 7 Oktober. (net)
Comment