Gorontalopost.id – Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI) oleh Kementerian Pertanian, dilakukan untuk menekan angka kemiskinan di tingkat petani.
Salah satu yang dilakukan melalui program usahatani.
Terkait dengan itu, dilakukan pelatihan kelembagaan usahatani, seperti yang dilakukan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Selasa (22/8), di Kota Gorontalo.
Pelatihan kelembagaan usahatni program Readsi diikuti oleh 50 orang petani, berasal dari Kabupaten Gorontalo sebanyak 18 orang, Bone Bolango 16 orang, dan Kabupaten Pohuwato 16 orang petani.
Kegiatan ini serentak dilakukan bersama Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) 22 s.d 28 Agustus 2023.
Pelatihan kelembagan diharapkan dapat mengedukasi petani agar mampu meningkatkan usahataninya serta menguatkan kemampuan petani untuk menjaga landasan ekonomi rumah tangganya.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, usaha di sektor pertanian masih memiliki prospek menjanjikan.
“Pertanian tidak ada matinya. Peluang ini sangat besar di agribisnis, selama manusia membutuhkan makanan,” ujar Syahrul.
Mentan mengatakan, pertanian bukan hanya mengurusi produksi, tetapi juga pengolahan dan pemasarannya.
“Petani bisa main di awal (produksi), tengah, ataupun akhir (pemasaran) bisa mengkombinasikan dengan teknologi,” kata Mentan.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, pertanian adalah salah satu sektor paling penting dalam menjaga keberlangsungan negara.
Dengan kata lain, pekerjaan di sektor pertanian adalah pekerjaan masa depan.
“Presiden Joko Widodo menyiapkan dana lebih dari Rp 108 triliun untuk melakukan transformasi ekonomi di bidang ketahanan pangan,” kata Dedi saat membuka pelatihan Kelembagaan Usahatani bagi petani di wilayah Program READSI, Selasa (22/8).
Jokowi menyampaikan hal ini ini di hadapan wakil presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua DPD, jajaran menteri, dan para pejabat negara lainnya dalam Sidang RAPBN dan Nota Keuangan tanggal 16 Agustus 2023.
Dedi mengatakan, upaya ini harus disertai usaha dari petani, penyuluh, dan segenap insan pertanian lainnya untuk selalu berupaya meningkatkan produktivitas pertanian.
“Seluruh pihak terkait harus meningkatkan kapasitasnya melalui berbagai pelatihan teknis maupun manajemen,” ucap Dedi.
Terkait dengan rendahnya produktivitas pertanian dan relatif tingginya kemiskinan di perdesaan, lanjut Dedi, pemberdayaan petani merupakan upaya penting untuk melengkapi peningkatan produktivitas pertanian.
READSI merupakan salah satu program yang dinilai sukses dalam pemberdayaan petani skala kecil dan konsep READSI ini terus di-replikasi dan diperbarui untuk meningkatkan efektifitas pemberdayaan petani.
“Salah satu komponen penting pemberdayaan adalah penguatan kelembagaan petani,” kata dia.
Dengan sumber daya berupa pendapatan dan aset lainnya yang terbatas serta latar belakang pendidikan yang relatif rendah, petani mengalami kesulitan dalam menentukan posisi tawar dan memastikan keberlanjutan perbaikan taraf hidup, khususnya dalam aspek ekonomi.
“Semoga pelatihan serentak empat lokasi berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi 210 peserta pelatihan.
Pada akhirnya diharapkan produktivitas pertanian meningkat dan semakin banyak petani yang terbebas dari kemiskinan,” imbuhnya. (tro)
Comment