gorontalopost.id – Festival forum kawasan timur Indonesia (KTI) kembali digelar, setelah sempat terhenti lantaran pandemi Covid-19. Forum KTI yang terdiri dari 16 Provinsi di kawasan timur Indonesia melakukan pertemuan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur 26-27 Juli 2023. Festival KTI ke 9 ini menampilkan praktik cerdas yang dihasilkan daerah-daerah KTI.
Forum KTI yang dibentuk sejak 2004 ini menjadi wadah para pemangku kepentingan di daerah-daerah yang berada di kawasan timur Indonesia, seperti kawasan Papua yang kini memiliki enam daerah provinsi, nusa tenggara dengan dua provinsi, Maluku terdapat dua provinsi, dan pulau sulawasi yang memiliki enam provinsi, termasuk Provinsi Gorontalo di dalamnya, untuk saling kolaboratif dalam memacu pembangunan daerah. Ketua Pokja Forum KTI, Prof. Dr.Ir.Hj Winarni Monoarfa, Ms dalam sambutanya pada acara festival forum KTI yang berlangsung di Hotel Harper, Kupang, mengatakan, forum KTI bersama stakeholder terkait, mampu menampilkan praktik cerdas dari daerah-daerah di KTI.
Praktik cerdas ini menurut Profesor Winarni, mematahkan stigma jika orang timur itu tertinggal. “Orang di kawasan KTI mampu melahirkan praktik-praktik cerdas, yang mendorong percepatan pembangunan. Praktik-praktir cerdas KTI ini, untuk Indonesia,”terang Prof. Winarni.
Perempuan pertama peraih penghargaan alumni terbaik Wibawa Seroja Nugraha Lemhanas RI itu, dalam festival forum KTI, selain merayakan kemajuan dari upaya-upaya yang telah lakukan selama ini, juga menjadi ajang bertukar solusi, bertukar informasi, dan memperluas jaringan untuk dapat meningkatkan capaian serta mengembangkan kolaborasi dan inovasi. “Kami menampilkan empat Praktik Cerdas yang berasal dari Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kupang, Kota Makassar, dan Kabupaten Kayong Utara.
Selain Praktik Cerdas, akan ada pula sebelas Inspirator yang akan berbagi pengalaman dan inspirasi. Kami berharap Praktik Cerdas dan para Inspirator dapat menginspirasi Anda semua, dapat menjadi bahan pembelajaran serta dapat diadopsi dan direplikasi,” ujar peraih predikat ‘Seroja dari Timur’ itu.
Hingga saat ini, lanjut Profesor Winarni, jumlah Praktik Cerdas yang sudah diidentifikasi, didokumentasikan, dan dipromosikan oleh Yayasan BaKTI adalah sebanyak 40 praktik cerdas.
Selepas dipromosikan oleh Yayasan BaKTI dan Forum KTI, banyak terjadi kunjungan belajar ke lokasi praktik cerdas dan proses adopsi dan replikasi terjadi. “Kami berharap praktik-praktik cerdas yang sudah ditampilkan selama ini di berbagai sektor pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan ekonomi lokal, lingkungan, kesetaraan gender dan inklusi sosial serta sektor lainnya dapat terus direplikasi dan diadopsi,”ujar Prof. Winarni.
Lebih lanjut, matan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo ini menyebutkan, mereplikasi atau mengadopsi praktik cerdas yang ada, dapat mengefektifkan proses pembangunan dan kemungkinan berhasilnya lebih besar karena para pelaku pembangunan belajar dari praktik pembangunan yang sudah berhasil dan tidak perlu memulai semuanya dari awal, tinggal disesuaikan dengan konteks lokal. “Dengan platform yang kami fasilitasi ini, harapannya proses harmonisasi pembangunan dapat ditingkatkan termasuk peningkatan manajemen program dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional,”jelasnya.
Tahun ini, lanjut Prof. Winarni, forum KTI menghadirkan rangkaian Side Events yang diadakan selepas pertemuan di ruang plenary untuk menambah wawasan terkait sinergi dan kolaborasi untuk akselerasi layanan dasar, kolaborasi riset, Pengembangan Anak Usia Dini yang Holistik dan Integratif, potensi sektor swasta dalam memberikan manfaat bagi petani kecil, keterampilan untuk partisipasi digital yang inklusif, akses layanan dasar bagi masyarakat adat, kepemimpinan pemuda dari Timur, kolaborasi dan sinergi multi pihak mewujudkan kebijakan dan layanan inklusif, energi terbarukan, penanganan kekerasan berbasis gender, upaya melindungi pekerja migran dan mencegah perdagangan orang, adaptasi perubahan iklim, dan praktik dari Papua terkait membangun tata kelola kolaboratif.
“Festival kali ini juga menghadirkan Local Champion Incubator, sebuah aktivitas baru dalam Festival Forum Kawasan Timur Indonesia. Program ini merupakan kerjasama Yayasan BaKTI dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menghasilkan 4 penggerak perubahan sosial dari berbagai desa di provinsi Nusa Tenggara Timur yang siap menghasilkan perubahan sosial untuk kemajuan bumi Flobamora,”tandas perempuan peraih gelar adat pulanga Ti Tidito Lo Hunggia itu. Sebelumnya, kata dia, Forum KTI juga telah melakukan pertemuan dengan Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. (tro)
Comment