Ngaku Wakil Nabi, Berondong Peluru Kantor MUI 

JAKARTA – GP – Seorang pria asal Lampung, Mustopa, nekat memberondong kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jln.Proklamasi, Jakarta Pusat, dengan peluru, Selasa (2/5) siang. Saat itu, MUI sedang malakukan rapat internal di lantai empat gedung MUI, akibatnya tiga orang pegawai sekretariat MUI terluka, serta sejumlah fasilitas kantor rusak. “Ada 3 korban luka-luka, yakni resepsionis di punggung sebelah kanan, staf terkena pecahan kaca di tangan kirinya, dan sekuriti terluka di bagian perut,” kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH.Chlil Nafis, kemarin. Beruntung pelaku juga langsung dilumpuhkan.

Pelaku bukan kali itu datang ke kantor MUI. Tercatat sudah dua kali, dengan maksud menemui Ketua MUI, bahkan sempat menyurat ke kantor MUI. “Dalam cerita yang disampaikan kepala kantor, itu orang sudah dua kali datang ke MUI ingin ketemu sama Ketua MUI,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI Anwar Abbas, dilansir JPNN.COM. Anwar menuturkan pelaku datang dan mendakwahkan diri sebagai nabi atau wakil nabi dan kedua kalinya pelaku datang ke kantor MUI. “Dia mendakwahkan diri sebagai nabi, dia ingin ketemu sama pimpinan. Nah, hari ini (kemarin,red) dia datang lagi,” tuturnya.

Berdasarkan informasi yang beredar, terdapat surat yang ditujukan kepada Ketua Umum MUI yang ditandatangani atas nama Mustopa NR. Surat tersebut dibenarkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto. Dari pengembangan polisi, Kapolda menyatakan bahwa pihaknya menemukan surat yang dibawa pelaku penembakan di kantor MUI. “Ada surat-surat yang menyangkut apa yang diinginkan oleh tersangka ini,” ujarnya kepada wartawan di lokasi, Selasa (2/5).

Adapun berdasarkan isi surat yang diterima wartawan, terlihat ada tiga surat yang dibawa pelaku. Surat pertama tertanggal pada 5 September 2022. Surat itu ditujukan kepada Kapolda Metro Jaya yang meminta agar pelaku dipertemukan dengan Ketua MUI Pusat. “Surat ini yang isinya mengeluh dan memohon kepada Bapak supaya saya dipertemukan kepada ketua MUI tanpa saya melakukan tindakan melawan hukum. Bapak Kapolda permintaan saya, saya rasa tidak terlalu berlebihan saya xuma ingin bertemu secara langsung akan bertanya tentang pendapat apa saja jawaban ketua MUI,” tulis surat itu.

Setelah itu, pelaku mulai mengancam apabila tak juga dipertemukan dengan Ketua MUI Pusat, dirinya akan mencari senjata api dan datang secara langsung ke Kantor MUI Pusat. “Apabila saya mendapat senjata api, saya akan datang ke kantor MUI. Saya akan tepati sumpah saya. Makanya dari itu pak, saya memohon segala kerendahan hati bapak saya jangan dibiarkan berbuat yang tidak saya inginkan,” imbuhnya.

Kemudian, di surat yang kedua tertanggal 25 Juli 2022, pelaku juga menuliskan surat yang ditujukan kepada Kapolda Metro Jaya. Dalam surat itu, ia mengaku telah membawa pisau dan datang ke kantor Kapolda. Namun, ia merasa tak juga mendapatkan keinginannya untuk bertemu Ketua MUI Pusat. Oleh karena itu, ia kemudian meminta untuk kapolda mempenjarakan atau menembak mati dirinya. “Saya mohon kepada Bapak selaku penegak hukum supaya saya dipenjarakan seumur hidup/Tembak Mati kalau tidak bapak lakukan,” tulisnya. “Saya bersumpah atas nama Allah dan rasul saya akan cari senjata api, saya akan tembak penguasa/pejabat di negeri ini terutama orang-orang MUI tanpa memberi tahu terlebih dahulu, meminta izin untuk kedua kalinya kepada Penegak Hukum/ Kepolisian karena saya sudah lelah berjuang untuk mendapatkan hak saya yaitu keadilan,” imbuh pelaku.

Dalam surat ketiga, pelaku hanya menuliskan surat yang berisi ajakan agar Kapolda Metro Jaya mempercayai dirinya sebagai pemimpin dunia. Polda Metro Jaya menyebutkan motif sementara pelaku, karena ingin diakui sebagai wakil nabi. “Kita berkoordinasi dengan Polda Lampung dan kita lihat sejarahnya dari tersangka ini, memang dari alat bukti yang ada tulisan-tulisan, yang pertama motif sementara bahwa yang bersangkutan ini ingin mendapat pengakuan sebagai wakil nabi,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi, kemarin.

Hengki menyebutkan di dalam surat tersebut, tersangka menulis mengenai tentang hadits di akhir zaman tentang wakil Tuhan.
“Salah satunya tertulis yang berdasarkan hadits di akhir zaman ada 73 golongan dalam Islam dan hanya satu golongan yang diakui dan itu adalah saya sebagai wakil Tuhan, ” katanya. Kemudian alasan kedua, menurut Hengki, ada niat jahat dari tersangka dimulai sejak 2018. “Dari surat itu menyatakan, apabila dia tidak diakui (sebagai wakil nabi) maka akan lakukan tindakan kekerasan terhadap pejabat-pejabat negeri dan juga MUI dengan mencari senjata api berdasarkan surat-surat itu,” katanya.

Berikut isi lengkap surat dari pelaku :

Bapak Ketua MUI

Saya akan terus-terusan mengeluh dan memohon atas nama Allah dan Rasul mewakili Nabi supaya Bapak mau saya ajak mempersatukan ummatnya biar keinginan tuhan terwujud dan Rasul/Nabi Muhammad Saw merasa senang melihat ummatnya bersatu seandainya nabi bisa menampakkan wujudnya nabi yang mengeluh dan memohon kepada Bapak supaya bapak mau mempersatukan dua Kita semua bukan Saya!

Jadi kalo bapak menolak saya berarti menolak Nabi yang ingin mempersatukan ummatnya yaitu kita semua maka dari itu Bapak Ketua tolong jangan kecewakan Rasul, Bapak kan tahu Rasul sangat saying kepada Ummatnya bapak ketua.

Mengena pernyataan saya selaku wakil nabi saya sudah 4 kali diproses dilampung, saya tidak dikatakan mengada-ada/ merekayasa atau bohong, lebih jelasnya Bapak cek lagi menurut hukum Agama Qur’an dan Hadist, bapak punya wewenang penuh untuk menyalahkan atau menolak, bapak ketua seandainya rasul datang sepada saya secara bertamu yaitu menampakkan wujudnya pasti saya tolak saya tidak sanggup.

Di 2003 saya sadar saya adalah orang yang diutus kalo saya bisa menemui Rasul pasti saya kembalikan dan seandainya tuhan mengutus wakil nabi bisa lebih dan satu saya tidak kerja nanti tuhan mengutus lagi sedangkan saya diancam oleh firman tuhan yang katanya akan dipotong seorang lidah hamba bilamana menyembunyikan kemampuannya jadi saya tidak punya pilihan selain kerja saya yakin dunia pun tidak ada pilihan kalau tidak menerima saya, tidak akan terjadi bersatu leher saya bisa dipenggal. Kalau pendapat saya salah jadi tolong pak jangan sembunyikan kemampuan saya, ummat sangat membutuhkannya.

Bapak Ketua saya mohon perkenankan saya menghadap Bapak saya ingin bicara secara langsung dan mendengar jawaban bapak secara langsung kalo bapak mengindahkan harapan saya berarti bapak mengindahkan harapan Rasul/ Nabi Muhammad Saw, sekali lagu saya mohon kepada Bapak jangan kecewakan Rasul mari kita persatukan dunia ini supaya Rasul merasa senang melihat ummatnya bersatu.

Sekian
Wassalamu’alaikum Wr.Wb. (jpnn)

Comment