GORONTALO – GP- Pertemuan antara pimpinan PT Pabrik Gula Gorontalo (PGG) dan para petani tebu Gorontalo akhirnya berakhir damai, Selasa (1/2/23). Dalam pertemuan itu para petani tebu menginginkan agar pihak perusahaan Pabrik Gula Gorontalo menyetarakan harga tebu dengan harga yang ada di daerah Jawa serta bisa mengimbangi biaya produksi yang membebani para petani.
Pantauan Gorontalo Post, pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 13.00 wita di kantor PT PG Gorontalo itu disambut langsung General Manager PT PG Gorontalo Ir. Mbantu Karokaro serta turut dihadiri Direktur Perkebunan tanaman semusim dan rempah Ardi Praptono, S.P.M.Agr. Sementara yang mewakili dari para petani tebu yakni para Ketua KPTR (Koperasi Petani Tebu Rakyat) se Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo.
Sebanyak 150 personel gabungan Polres Gorontalo dan Polsek Tolangohula yang dikerahkan untuk mengamankan pertemuan itu agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan antara pihak perusahaan dan para petani tebu. “Iya, ada 150 personel kami turunkan untuk pengamanan itu sudah gabungan Polres dan Polsek. Alhamdulillah dengan pengamanan kita yang ketat, pertemuan hingga malam hari tersebut berjalan lancar dan aman tanpa gangguan apapun,”kata Kabag ops Kompol Sutrisno ,SH.MH bersama Kapolssk Tolangohula Ipda Gendut Hartono.
Dalam kesempatan itu Warsito selaku Ketua APTR (Asosiasi Petani Tebu Rakyat) mengungkapkan, kadatangan para petani tebu ke Pabrik Gula Gorontalo tak lain untuk menyuarakan aspirasi masyarakat khususnya para petani tebu yang menghendaki adannya kesetaraan harga tebu yang ada di daerah jawa. “Kami datang bukan untuk meminta kenaikan harga tebu tetapi berharap agar pihak pabrik gula bisa menyetarakan harga tebu dengan harga di jawa sana,”kata Warsito saat diwawancarai wartawan koran ini, usai pertemuan, kemarin. Warsito bersyukur dari hasil diskusi bersama pimpinan PT PG Gorontalo yang dimediasi langsung oleh Direktur Perkebunan, Tanaman Semusim dan rempah sudah saling take and gif, artinya saling memberi dan menerima masukan dan saran antara kedua pihak baik petani maupun perusahaan. “Alhamdulillah dari berbagai dinamika yang berkembang dalam pertemuan, ada kesepakatan sementara bahwa petani akan menebang tebu dengan catatan bahwa paling tidak dengan menggunakan waktu sekitar sebulan ini perusahaan akan melakukan proses negosiasi dengan pihak perwakilan petani dengan harga yang lebih baik,”kata Warsito.
Ketika disinggung apakah belum cukup harga tebu Rp 500 Ribu perton yang sudah ditetapkan perusahaan, menurut Warsito hal itu relatif. Warsito berharap agar penetapan harga tebu yang baru harus berdasarkan formula- formula dan parameter yang ada, sehingga petani tetap menginginkan harga yang lebih baik lagi kedepan. Mengenai jaminan untuk bisa tingkatkan kualitas rendemen tebu, diungkapkan Warsito pihaknya akan mengupayakan hal itu, petani akan berusaha mandiri untuk memperbaiki kualitas tebu, tapi disisi lain pabrik gula harus menurunkan tim teknis untuk membimbing para petani tebu demi untuk mencapai produksi tebu yang berkualitas tinggi sehingganya harus diimbangi pula dengan harga yang bagus pula.
Diwawancarai tersepisah General Manager PT PG Gorontalo Ir. Mbantu Karokaro mengatakan, harga Tebu sementara disepakatai Rp 500 Perton, yang mana sebelumnya Rp 480 Perton. “Kita akan berusaha sebaik mungkin kedepan dan kita juga akan diskusi-diskusi dengan KPTR supaya kedepannya lebih baik, lebih bersinergi juga perusahaan akan lebih baik pula, saya berharap sama-sama maju,”ujarnya. Lebih lanjut Karo-karo mengakui memamg KPTR meminta harga lebih baik, dan pihaknya tentu akan bicarakan kedepannya, tetapi tidak bisa serta-merta diputuskan seketika. “Ya, nanti kita akan bicarakan kedepannya, kita akan buat pertemuan- pertemuan lagi yang dipimpin langsung oleh Direksi,”tutupnya.
Sementara itu Direktur Perkebunan tanaman semusim dan rempah Ardi Praptono, S.P.M.Agr. mengatakan, pertemuan ini produktif, sebab terjadi komunikasi yang baik antara petani dan pabrik gula. “Saya kira ada beberapa hal yang saya apresiasi, dimana antara petani tebu dan pabrik gula sudah bersinergi,”kata Ardi. Pria murah senyum itu berharap perlu ada komunikasi terus nanti kedepan, dan ini merupakan lembaran baru terutama di PG Gorontalo supaya nanti diawal giling tebu sudah ada persiapan-persiapan dengan para petani tebu untuk langkah apa kedepan yang dilakukan guna memajukan perusahaan dan para petani tebu itu sendiri. Ardi juga berharap semoga dengan waktu yang cukup kedepan, sebelum giling pihak pabrik gula bisa memberikan waktu maupun koordinasi untuk bisa bermusyawarah, untuk permintaan petani tebu perihal harga tebu yang lebih baik,”tutup Ardi. (roy).
Comment