Gorontalopost.id – Suharso Monoarfa rupanya tak tinggal diam menyikapi pemberhentiannya sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Yang diputuskan melalui forum musyawarah kerja nasional (Mukernas). Dihadapan peserta Bimtek DPRD Fraksi PPP se-Indonesia yang digelar di Hotel Redtop, Pecenongan, Jakarta Pusat, Selasa (6/9), Suharso tegas menyatakan dirinya masih menjabat Ketua Umum PPP.
Pernyataan Suharso Monoarfa itu terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial.
Wakil Ketua Deprov Gorontalo dari fraksi PPP, Awaludin Pauweni yang ikut terlihat dalam video itu membenarkan pernyataan Suharso Monoarfa tersebut, saat di konfirmasi Gorontalo Post, kemarin (6/9).
“Ya itu pernyataan beliau setibanya di hotel tempat kami melaksanakan Bimtek,” aku Awaludin Pauweni, Selasa (6/9).
Dalam video itu memang terlihat Suharso sedang berbicara di hadapan kader PPP.
Suharso menegaskan informasi seputar statusnya sebagai Ketua Umum PPP yang berkembang di tengah masyarakat saat ini tidak benar.
“Saya masih Ketua Umum PPP. Saya adalah Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan,” kata Suharso.
Ia mengaku telah melakukan kalibrasi atas semua informasi yang disampaikan. Suharso pun meminta agar tidak ada pihak yang membawa-bawa nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta lembaga negara dalam permasalahan yang tengah terjadi sekarang.
“Baik cerita-cerita itu sampai kepada saya dan saya beri kesempatan kepada mereka untuk bertabayun kepada saya. Jangan bawa-bawa nama presiden, jangan bawa-bawa nama lembaga-lembaga negara, dan saya juga tidak sedang membawa nama presiden dan membawa nama lembaga-lembaga negara,” tutur Kepala Bappenas dalam video tersebut.
Kehadiran Suharso Monoarfa pada pelaksanaan Bimtek fraksi PPP se-Indonesia di hotel pecenongan yang diikuti oleh 1300-an kader partai yang duduk di legislatif baik DPRD Kabupaten-Kota, Provinsi dan DPR-RI, menjadi momentum perlawanan balik Suharso terhadap upaya pemberhentiannya dari jabatan Ketua Umum PPP.
Menurut Awaludin Pauweni, para peserta Bimtek yang sebagian besar adalah pimpinan partai di tingkat DPC dan DPW masih mengakui Suharso sebagai ketua umum PPP. Karena sejak pembukaan Bimtek pada Senin (5/9) malam, tak satupun pengurus DPP yang hadir.
Bahkan pembukaan Bimtek hanya dilakukan oleh Ketua Fraksi PPP DPR-RI. “Saat itu peserta menanyakan mana ketua umum. Kita ini sudah jauh-jauh datang dengan biaya sendiri tapi kegiatan ini seperti tidak dianggap oleh pengurus DPP,” ujarnya.
Nanti pada besoknya atau Selasa (6/9), Suharso Monoarfa yang baru tiba dari luar negeri datang ke acara Bimtek menemui para peserta. Dan menyampaikan penjelasan soal proses pemberhentiannya.
“Jadi pak Suharso berbicara pada seluruh peserta saat kami sedang menunggu kehadiran pak Sandiaga Uno sebagai Menparekraf yang akan menyampaikan materi dalam Bimtek,” ungkapnya.
Jenuh dengan Konflik
Awaludin mengungkapkan seluruh peserta Bimtek masih tetap menganggap Suharso Monoarfa sebagai Ketum PPP karena masih sah sesuai AD/ART. Terpilih melalui hasil Muktamar. Kader partai sambung Awaludin sudah tidak mau lagi terjerumus dalam konflik duelisme kepengurusan partai seperti yang sudah terjadi menjelang Pileg 2019. “Banyak energi yang tercurah akibat konflik internal. Dan itu menggerus partai di Pemilu 2019,” ujarnya.
Pertimbangan lain, konflik yang diciptakan sekarang ini dinilai tidak produktif untuk partai yang sedang bersiap menghadapi kontestasi Pemilu 2024. Awaludin mengatakan, pihaknya tidak menginginkan konsolidasi partai yang sudah berjalan baik terganggu dengan persoalan ini.
“Kita ini sudah capek-capek menyelenggarakan Muswil, Muscab bahkan musyawarah tingkat anak cabang. Mana bisa masih harus bergelut dengan persoalan seperti ini,” ujarnya.
“Oleh karena itu, kami akan tetap setia dan mendukung pak Suharso sebagai ketua umum. Ini tidak hanya sikap kader PPP Gorontalo tapi juga dari daerah-daerah lain,” ungkap Awaludin.
Gorontalo Masih Loyal
Sikap yang sama juga disampaikan Ketua DPW PPP Gorontalo, Nelson Pomalingo. Dia menegaskan, PPP Gorontalo akan tetap bersama dengan barisan Ketua Umum Suharso Monoarfa.
Hal itu ditegaskan Nelson Pomalingo saat dikonfirmasi, Selasa (6/9).
Dia mengakui menghadiri Mukernas yang berujung pada pemberhentian Suharso Monoarfa.
Namun dalam Mukernas itu, kata Nelson dirinya mengusulkan agar keputusan Mukernas diambil nanti setelah kedatangan Suharso Monoarfa dari Jerman untuk meminta penjelasan dan klarifikasi.
Nelson juga mengakui, pada forum itu dia juga mempertanyakan apakah keputusan Mukernas telah sesuai dengan AD/ART partai.
“Saya bahkan minta forum menunjukkan surat pengunduran diri Pak Suharso. Tetapi nyatanya hal tersebut tidak dilakukan dan mengumumkan pemberhentian Pak Suharso saat beliau masih diluar negeri,” ungkapnya.
Oleh karena itu Nelson menegaskan sikap DPW PPP Gorontalo akan tetap merujuk pada AD/ART partai. “Kami berdasarkan kajian AD/ART, kalau kajian tidak sesuai yach berarti kita tetap dengan beliau (Suharso.red), karena kitab suci kita di AD/ART,” tegas Nelson.
Karena itu Nelson menepis anggapan bahwa DPW PPP Gorontalo diam dengan pemberhentian Suharso Monoarfa. Karena sejak awal justru Gorontalo yang mempertanyakan surat pengunduran diri Suharso. “Ini bukan soal Suharso yang menjadi ketua tetapi karena AD/ARTnya, karena kami merujuk pada AD/ART,” pungkas Nelson. (rmb/wie)
Comment