Gorontalopost.id – Perilaku keji SI sang nenek tiri saat menyiksa korban mulai terungkap. Korban bocah perempuan asal Kotamobagu itu, ditemukan ibu tirinya, SWA, dalam kondisi terbaring di lantai dengan keadaan basah.
Ternyata SI baru saja menyiramnya dengan air, dengan alasan korban kencing dicelana. Hal itu diakui SI ketika ditanya SWA. Pengakuan SI, jika ia ingin menghilangkan bau kencing dari korban, makanya disiram sekalian. Tapi sebelum itu, diduga SI baru saja menganiaya korban.
Kondisi korban yang basah itu, diduga sedang sekarat. Napas korban terengah-engah. SWA mengira korban kedinginan, ia kemudian mengganti pakaianya dan mengoleskan cairan kayu putih. Setelah dipeluk, korban kemudian memuntahkan air. Kondisi korban makin tidak stablil.
SWA mulai panik, kemudian membawanya ke rumah sakit (RS) Bunda, Kota Gorontalo, menggunakan bentor. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, tubuh mungil korban tak lagi bergerak. SWA menduga anak tirinya sedang tertidur. Begitu tiba di rumah sakit, dan ditangani medis, ternyata pihak rumah sakit menyampaikan jika korban sudah meninggal dunia.
SWA dan suaminya sudah jarang tinggal di rumah kos di Jl Manggis. Di rumah kos itu, hanya ditinggali SI sang nenek tiri, korban dan kakak tiri korban. SWA dan suaminya, sudah tinggal di rumah kontrakan di Jl Palma, Huangobotu, Kota Gorontalo. Setiap hari, SWA datang ke rumah kosan itu, untuk mengantar makanan.
Saat Rabu 18 Mei itu, ia mendapati korban tergeletak di lantai dalam kondisi basah. Memang selama ini, menurut SWA korban jarang mengeluh. Sepengetahuanya, korban hanya sekali mengeluh jika dianiaya nenek tirinya itu, yakni pernah ditarik di rambut.
Selain itu, menurut SWA korban hanya menyampaikan jika ia jatuh dari kursi sewaktu mengambil minuman di atas kulkas, yang membuat kepalanya terbentur yang mengakibatkan luka memar dibagian kepala.
Korban juga mengeluh bagian pantatnya sakit, SWA mendapati pantat dan pahan korban merah. SWA juga mengaku melihat ada luka dibagian dagu, dan bengkak kepala sebelah kiri, tapi korban mengaku hanya hanya jatuh dari tangga di bagian dapur.
Diketahui, korban yang baru sebulan di Gorontalo itu, mengalami kekerasan hebat, pelakunya selain SI, SWA dan KK alias Kendi, ayah kandungnya sendiri. KK pernah menganiaya korban dengan menarik tangan dan menendang kakinya, lantaran persoalan sepeleh, tidak mau makan. Sementara SWA pernah memukul lantaran korban dituduhnya mencuri uang.
Perkaluan SI yang diduga lebih keji, korban mengalami kekerasan beruntun. Mulai dari memukul dibagian pantat sebelah kanan menggunakan sikat closet kamar mandi secara berulang kali, menusuk api rokok dibagian tangan, dan punggung, memukul jari kedua tangan korban dengan menggunakan gagang sapu lantai yang terbuat dari besi.
Yang lebih sadis, SI menendang korban dengan menggunakan kaki kanan yang mengakibatkan korban jatuh dan kepalanya terbentur di lantai, dan berbagai tindakkan kekerasan lain.
Kapolres Gorontalo Kota, AKBP Suka Irawanto,S.I.K,M.Si melalui Kasat Reskrim, Iptu Moh. Nauval Seno,S.T.K,S.I.K sebelumnya menyampaikan, untuk saat ini pihaknya masih menunggu hasil autopsy dari pihak RS Bhayangkara Manado.
Meski demikian, untuk informasi sementara dari pihak dokter forensic, korban diduga meninggal akibat penggumpalan darah dibagian kepala atas. Dari hasil penyampaian ini, maka kuat dugaan apa yang diderita oleh korban, adalah perbuatan pelaku, sebagaimana penyampaian tersangka pada saat pemeriksaan.
“Pemeriksaan masih terus kami lakukan. Dari hasil pemeriksaan awal, nenek tiri diduga kesal terhadap anak mantunya yang tidak bekerja dan dirinya dijadikan pembantu untuk menjaga anak-anak. Dengan demikian, sang nenek tiri melampiaskan emosinya kepada korban,”ujar Iptu Nauval. (kif)












Discussion about this post