Gorontalopost.id – Sugianto (40) warga Desa Sari Murni, Kecamatan Randangan, dilaporkan hilang setelah 2 hari tak juga ditemukan oleh rekan dan keluarganya, saat berburu babi hutan disekitar sungai yang ada di Desa Lembah Permai, Kecamatan Wanggarasi pada, Sabtu (21/05/2022).
Informasi yang dirangkum, sebelum benar-benar dinyatakan hilang, Sugianto pamit pergi berburu babi bersama tiga orang rekannya. Seperti biasa, Sugianto mengawali aktivitas berburunya dengan menyusuri sungai menggunakan rakit.
Saat itu pula, Sugianto berpisah dari rekanya yang lain, dan menuju ke lokasi air terjun yang jauh dari pemukiman. Pada saat itu, dengan kondisi curah hujan yang cukup tinggi, membuat air sungai meluap. Awalnya rekan dan keluarga Sugianto tak menaruh curiga, jika Sugianto hilang di tengah air bah yang menghantam sungai.
Pada sore hari, setelah rakit Sugianto ditemukan warga, barulah kecurigaan rekan dan keluarga bermunculan. Kuat dugaan, Sugianto terseret air hingga terjatuh. Setelah seharian berupaya melakukan pencarian korban, pada Ahad (22/05/2022), masyarakat melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah desa. Mendengar laporan warga, Kepala Desa Sari Murni, langsung meminta bantuan SAR Gorontalo Pos Marisa.
Kepada Gorontalo Post, Komandan Pos SAR Marisa, Alfrits M Rottie membenarkan peristiwa tersebut. Saat ini tim SAR gabungan, dibantu oleh masyarakat dan aparat desa, sedang melakukan pencarian korban disekitar sungai yang jaraknya harus ditempuh hingga 3 jam perjalanan dari pemukiman warga. Setelah melakukan penyisiran manual, tim menemukan tas beserta sejumlah perlengkapan korban dipinggiran sungai.
“Menurut informasi masyarakat, diperkirakan Sugianto jatuh disekitar air terjun satu, dan itu jauh. Sekitar 3 jam perjalanan dari pemukiman warga. Jadi, terus kita lakukan penyisiran.
Tim baru berhasil menemukan peralatan yang dibawa korban, itu kami dapatkan disekitar sungai. Ada tas dan perlengkapan lain. Sebelum itu masyarakat temukan rakit milik korban dengan hasil buruannya,” jelasnya.
Untuk saat ini, kata Alfrits, tim mengalami kesulitan untuk melakukan pencarian korban karena kondisi air sungai yang cukup deras, ditambah dengan banyaknya pohon tumbang yang terbawa arus, sehingga cukup membahayakan tim SAR yang sedang melakukan pencarian.
“Yang menyulitkan tim yakni, lebar sungai yang mencapai 60 sampai 100 meter, dengan kedalaman kurang lebih 4 meter. Untuk operasi SAR sendiri, kami mulai dari pukul 07.00 Wita hingga 17.00 Wita. Malam hari kami hentikan sementara, tapi tetap dalam pantauan,” pungkasnya. (ryn)










Discussion about this post