Oleh :
Fory Armin Naway
—-
Di era Pandemi Covid-19 saat ini, kreatifitas dan inovasi merupakan hal yang mutlak dan mendesak. Disebut demikian, karena di era ini, tidak hanya aktifitas di luar yang dibatasi, tapi juga perekonomian negara secara keseluruhan mengalami goncangan. Anggaran negara, salah satunya terkuras oleh penanggulangan bantuan bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 dan alokasi anggaran kesehatan yang terkuras oleh penanganan virus Covid-19 yang mencapai ribuan jumlahnya di seluruh Indonesia. Bantuan yang dikucurkan oleh Pemerintah, tentu tidak cukup untuk memenuhi segala bentuk hajat warganya, karena lagi-lagi anggaran yang terbatas.
Menghadapi fenomena ini, maka peran aktif masyarakat dalam menggerakkan perekonomian keluarga akan berakumulasi menjadi instrumen penting yang menggerakkan perekonomian daerah dan perekonomian secara nasional. Ungkapan yang mengatakan, bahwa dibalik kesulitan pasti terdapat kemudahan sungguh merupakan ungkapan yang benar adanya. Apalagi, jika melihat trend perekonomian nasional secara menyeluruh, terdapat beberapa produk dan komoditi yang tetap dibutuhkan dan memiliki potensi untuk dikembangkan, menjadi sebuah peluang bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Di sinilah pentingnya, kerja cerdas dan kerja kreatif msyarakat sangat dibutuhkan. Keterpanggilan untuk memanfaatkan segala bentuk potensi yang ada merupakan sebuah keniscayaan. Sektor yang paling dominan menyuguhkan peluang dan potensi ekonomi yang dapat digarap sebagai sumber pengahsilan tambahan misalnya, adalah sektor perdagangan, sektor pertanian dan perkebunan. Di sektor perdagangan, salah satunya yang cukup menjanjikan adalah, transaksi jual-beli secara Online, yang bisa dilakoni oleh Ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak muda. Jika selama ini, HP Android hanya menguras pulsa data dan digunakan hanya untuk bermedsos dan main game online, maka sudah saatnya mindset bermedsos dapat dialihkan menjadi aktifitas yang lebih produktif dan bernilai ekonomi. Apalagi saat ini, banyak perusahaan-perusahaan yang menawarkan berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk menjadi mitra dalam menggarap usaha secara online.
Potensi lainnya yang terbuka lebar adalah sektor ekonomi kreatif, diantaranya desain grafis, penerbitan, film, atau film-film pendek, termasuk menjadi Youtuber yang ternyata cukup menjanjikan dan sudah terbukti memberi manfaat secara ekonomi. Banyak anak-anak muda dari seluruh Indonesia dan dunia yang diberitakan meraup penghasilan bulanan yang cukup menggiurkan setiap bulannya dari hasil kreatifitas menjadi youtuber. Yang penting dalam menggeluti sektor ini adalah mampu menciptakan atau mengorbitkan konten-konten yang benar-benar menarik minat penonton. Lagi-lagi, disinilah kreatifitas youtuber benar-benar dituntut.
Sektor lainnya yang tidak kalah menarik adalah, sektor pertanian, perkebunan dan juga peternakan. Di sektor pertanian, para petani atau masyarakat dapat melirik tanaman-tanaman yang dibutuhkan tapi masih impor, seperti tanaman Kedelai, Jagung dan Kacang Hijau. Demikian juga dengan beragam jenis tanaman sayur-sayuran, tomat dan cabe merupakan jenis tanaman yang sangat layak untuk dibudidayakan, karena memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. Budidaya tanaman rempah-rempah, rimpang, buah-buahan, beragam jenis bunga, tanaman obat dan tanaman adat, semuanya cukup menjanjikan di era Pandemi Covid-19 saat ini dan ke depan. yang penting adalah keuletan, kerja keras tidak cukup, tapi juga kerja cerdas dan kerja kreatif. Untuk jenis tanaman tertentu, tidak membutuhkan lahan yang luas, bahkan dapat dibudidayakan oleh mereka yang tinggal di perkotaan dengan memanfaatkan halaman depan dan halaman belakang rumah melalui medium tanaman seperti pot dan ember bekas sekalipun.
Untuk pemasaran hasil-hasil kreatifitas di era teknologi informaasi yang berkembangs ekarang ini, sangat terbuka lebar, salah satunya melalui pemasaran secara online yang hanya ada dalam genggaman. Masyarakat tidak perlu membangun toko atau harus ke pasar tradisional, tapi dapat dilakukan melalui online. Bahkan dewasa ini sudah banyak aplikasi-aplikasi “Toko Online” yang dapat dipilih sebagai wahana untuk memasarkan hasil-hasil produk atau hasil kreasi yang memiliki nilai jual. Bahkan saat ini, beragam jenis kuliner dan makanan khas daerah, sangat terbuka lebar untuk digarap sebagai sumber penghasilan yang dipasarkan secara online.
Yang menarik lagi, salah satu tanaman yang saat ini menjadi bahan perbincangan adalah budidaya tanaman Porang atau dalam Bahasa Gorontalo “Patihu” atau “Iles-Iles” dalam bahasa Jawa yang ternyata memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Bahkan dalam sebuah artikel disebutkan, seorang pemulung yang dulunya hidup pas-pasan, ketika beralih menjadi petani Porang dengan modal Rp. 3 juta, nasibnya berubah drastis menjadi jutawan. Hal ini terjadi karena tanaman jenis ini masih jarang dibudidayakan, sementara permintaan pasar, terutama dari luar negeri yang masih terbuka lebar. Mengenai cara budidaya dan prospek dan pemasarannya, para petani atau siapapun yang berminat dapat mengeksplore informasi yang lengkap melalui Youtube atau situs-situs resmi lainnya.
Oleh karena itu, peran ibu-ibu PKK di setiap desa sangat penting, paling tidak menjadi pelopor atau inisiator sekaligus menjadi sumber inspirasi dan referensi bagi masyarakat untuk tidak sekedar “bekerja” tapi bekerja kreatif dan bekerja cerdas dalam kerangka meningkatkan derajat ekonomi keluarga di tengah Pandemi Covid-19 saat ini. Sekali lagi, dibalik kesulitan, pasti terdapat hikmah kemudahan di dalamnya yang membutuhkan olah pikir hingga berwujud menjadi sebuah karya dan karsa yang bermanfaat bagi orang lain dan bernilai ekonomi bagi diri sendiri dan keluarga.
Itulah yang disebut dengan keluarga mandiri, yakni keluarga yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, dengan memanfaatkan segala bentuk potensi yang ada, sekecil apapun potensi itu. yang terpenting dalam konteks ini adalah semangat kerja yang tinggi yang diikuti oleh sentuhan-sentuhan tangan kreatif dan inovatif sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai jual yang tinggi.
Di dunia manapun, sebenarnya, pemerintah dapat dipandang hanyalah berperan sebagai fasilitator dan dinamisator, yakni memfasilitasi masyarakat agar menajdi dinamis. Dengan demikian, pemerintah desa, termasuk ibu-ibu PKK sebagai ujung tombak pelayanan di masyarakat dapat memebrikan secercah harapan, mengedukasi dan memfasilitasi masyarakatnya agar menjadi insan-insan yang terus berkarya, berkreasi dan berinovasi bagi kemaslahatan diri, keluarga dan masyarakat. Semoga. (*)
Penulis Adalah :
Dosen FIP UNG dan Ketua TP-PKK Kab. Gorontalo











Discussion about this post