GORONTALO – GP – Progres pembangunan jalan lingkar luar, Gorontalo Outer Ring Road (GORR) terus berlangsung, tahun depan, mega proyek yang dicanangkan Presiden Joko Widodo ini rencananya rampung untuk segmen I dan II, sepanjang 31 KM, atau dari Bandara Djalaludin di Tibawa, Kabupaten Gorontalo, sampai pada Jl Bengawan mSolo, Tapa, Kabupaten Bone Bolango.
Proyek jalan yang menghubungkan bandara Djalaludin Gorontalo dan pelabuhan laut Gorontalo itu, direncanakan dibangun dengan tiga segmen, atau sepanjang kurang lebih 46 KM. Hanya saja, untuk progres pembangunan segmen III dari Tapa sampai pelabuhan laut Gorontalo, hingga kini belum dimulai. Penyebabnya, lahan yang nantinya digunakan untuk pembangunan jalan, belum tersedia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo, rupanya belum melakukan penetapan lokasi (Penlok). Padahal, Penlok menjadi dasar Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR) untuk melanjutkan proyek GORR. Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah Gorontalo, Agung Sutarjo, kepada Gorontalo Post, Rabu (24/3) mengatakan, GORR segemen III menjadi prioritas Kementerian PUPR, karena memang telah terprogramkan. Ia menyebutkan, butuh keseriusan Pemprov untuk segera menetapkan lokasi (Penlok), sehingga pihaknya segera melakukan Detail Engineering Design (DED). “Syarat utamanya Pemprov harus ada Penlok dulu, sambil jalan DED bisa klir,”ujar Agung Sutarjo.
Mantan kepala bidang (Kabid) Preservasi I, Balai Besar PJN Jawa Tengah-DIY itu mengatakan, pihaknya belum bisa melakukan desain, lantaran lokasi yang nantinya dilintasi GORR belum ditetapkan. Kata dia, dalam desain akan sangat hati-hati, misalnya dengan memperhatikan dampak sosial di masyarakat. “Seperti, kita harus hindari Masjid, atau kuburan.
Karena itu pasti pro kontra, dan membuat pekerjaan (jalan) bisa terhambat,”terangnya. Jika penlok selesai tahun ini, maka PJN bisa segera mengusulkan anggaran. “Kita menunggu Penlok, karena jangan sampai Penloknya ke kiri, desain kita ke kanan, itu tidak sinkron,”terangnya. Rencana yang ada di Balai PJN Gorontalo, lanjut Agung Sutarto, adalah segmen III berujung di pelabuhan laut Gorontalo, dengan bentangan sepanjang kurang lebih 15 KM. Ia sendiri belum tahu persis alih trase yang direncanakan Pemprov Gorontalo atau mengubah rencana awal jalur GORR segmen III.
Kabarnya, alih trase segmen III yakni akan melintasi proyek waduk Bolango Ulu dan tembus hingga ke Kecamatan Atinggola, Gorontalo Utara, dan atau melewati Bone Bolango sampai ke pantai Botubarani, Kabila Bone. “Trase harus benar-benar siap, Penlok dan desain itu jangan sampai salah,”katanya. “Tahun ini turun Penlok, tahun depan dana bisa masuk. Karena GORR ini menjadi prioritas, pokoknya kami menunggu lahan. Lahan siap, GORR segmen III pasti dibangun,”tandasnya. Ia yakin Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, serius dengan penetapan lokasi GORR segmen III , sebab dengan melihat fungsi GORR yang sangat berdampak pada pertumbuhan pembangunan di Gorontalo.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, baru-baru ini mengatakan, GORR Segmen III rencananya berubah trase dari perencanaan awal. Perubahan trase itu, lanjut Gubernur atas usulan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango. Rencana perubahan trase itu, yakni akan menghubungkan Tapa-Atinggola, dan Tapa-Botubarani.
2022 SEGMEN I,II TUNTAS
Sementara itu, Kepala Balai PJN Gorontalo, Agung Sutarto menambahkan, pihaknya menargetkan GORR segmen I dan II akan terhubung total pada tahun depan. Menurutnya, saat ini masih ada pekerjaan pada segmen I. Kementerian PUPR, lanjut dia, sudah mengalokasikan anggaran Rp 67,9 Miliar pada tahun ini untuk membereskan segmen I sepanjang 1,8 KM. “Dan besoknya (tahun depan,red) untuk penyelesaian 1,4 KM, disitu ada penyelesaian dua jembatan, bentang 100 meter dan 200 meter,”jelasnya. “Tahun 2022, segmen I dan II sudah terhubung,”tandasnya. (tro)
Comment