GORONTALO – GP – Negara tidak main-main dengan proyek infrastruktur Gorontalo Outer Ring Road (GORR), melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), tahun ini disiapkan anggaran Rp 67,9 Miliar untuk menuntaskan trase jalan segmen III. Seperti diketahui, proyek GORR sepanjang 45,3 KM dibagi dalam tiga segmen, pada tahun 2020, dua segmen jalan sudah bisa digunakan.
“Pada tahun 2021, alokasi anggaran APBN untuk pembangunan GORR pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Provinsi Gorontalo sebesar Rp 67,97 miliar,”jelas kantor wilayah direktorat jenderal perbendaharaan (DJP) Provinsi Gorontalo, melalui akun istagram @kanwilperbengto, dikutip Gorontalo Post, kemarin.
Progres pembangunan jalan GORR tinggal menyisakan segmen III, ruas jalan ini rencananya dibangun dengan panjang 15,2 kilometer, dan ditarget selesai pada tahun 2022. Kendati begitu, saat ini segmen I dan II belum sepenuhnya terhubung, karena masih terdapat beberapa pekerjaan. Seperti diketahui, sejak dicanangkan pembangunanya oleh Presiden Presiden Joko Widodo pada tahun 2014, progres pembangunan GORR terus dikebut. Pemerintah pusat melalui satuan kerja PJN Wilayah Gorontalo terus mengucurkan anggaran sebagai bentuk keseriusan menuntaskan proyek infrastruktur ini.
Kepala Kanwil DJP Gorontalo, Sugiyarto, didampingi Kabid PPA I Kanwil DJPb Gorontalo, Ahmad Saprianor, dan sejumlah pejabat Kanwil DJPb Gorontalo, saat berbincang dengan Gorontalo Post, Selasa (23/3) di kantornya, kemarin mengatakan, GORR memiliki peran strategis dalam percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah. Dengan GORR, terjadi konektivitas dari Bandara Djalaludin Gorontalo ke Kota Gorontalo melalui jalan bebas hambatan non tol. Kondisi ini jelas saja mempercepat distribusi barang, serta distribusi produk pertanian, perikanan dan peternakan yang menjadi basis ekonomi Gorontalo.
Menurut Kepala Kanwil DJPb Gorontalo, Sugiyarto, pembangunan GORR telah berdampak positif untuk masyarakat di Provinsi Gorontalo. Dari sisi manfaat, proyek ini memudahkan akses jalan ke pusat perekonomian, memperpendek jarak angkut sehingga dapat memangkas biaya transportasi, serta melancarkan angkutan produksi pertanian, perikanan, perternakan dan meningkatkan ekonomi masyarakat di Provinsi Gorontalo, khususnya di Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, dan Kabupaten Bone Bolango.
Dampak positif proyek infrastruktur GORR tersebut, juga sejalan dengan beberapa indikator ekonomi Provinsi Gorontalo yang memiliki tren positif. Terjadi tren peningkatan nilai tukar petani, misalnya pada tahun 2019 naik sebesar 1,15 persen, dan pada tahun 2020 naik sebesar 0.5 persen (y-to-y). Tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo selama 5 tahun berturut-turut selalu mengalami penurunan yakni dari tahun 2016 sebesar 17,63 persen, menjadi 15,22 persen, di tahun 2020.
PDRB perkapita juga mengalami tren peningkatan setiap tahun, yaitu pada tahun 2016 sebesar Rp 27,65 juta dan ditahun 2020 meningkat menjadi Rp 34,21 juta. “Diharapkan,proyek infrastruktur di daerah lainnya juga memberikan dampak positif kepada masayarakat sehingga dapat mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi secara nasional, khususnya di tengah pandemi Covid-19,”kata Sugiyarto. Seperti diketahui, proyek GORR sudah dimulai sejak tahun 2013 dengan proses pembebasan lahan, biaya pembebasan lahan ditanggung APBD Provinsi Gorontalo.
Pada tahun 2014, mega proyek ini sudah mulai dikerjakan, ditandai dengan ground breaking yang dilakukan langsung Presiden Joko Widodo. Pembangunan fisik GORR sepenuhnya menggunakan dana APBN sebesar Rp 951,84 miliar, dengan target pembangunan tiga segmen. Keberadaan GORR tidak saja membuka akses jalan baru, dan memperlancar transportasi, distribusi orang dan barang, namun GORR juga membuka kawasan wisata baru. Pada beberapa titik jalan GORR, terdapat spot-spot wisata, yang dikelola langsung oleh masyarakat setempat. (tro)
Comment