GORONTALO -GP- Proyek renovasi pasar sentral yang dibiayai multiyears melalui dana APBN, rupanya telah mengalami putus kontrak. Proyek yang pekerjaannya direncanakan berlangsung dua tahun dan telah dimulai dari tahun lalu itu, mengalami putus kontrak karena kontraktor yang tidak mampu menyelesaikan target pekerjaan.
Ini diakui anggota Komisi III Deprov Gorontalo, Ismail Alulu, usai rapat kerja Komisi III bersama Balai Prasarana Pemukiman Gorontalo, kemarin (8/2). Menurut Ismail, informasi soal pemutusan kontrak itu mencuat dalam rapat kerja. Balai prasarana pemukiman menyatakan, bahwa realisasi pekerjaan proyek itu baru mencapai 15 persen. “Sehingga sisa pekerjaan 85 persen itu akan dilelang kembali pada tahun ini,” jelasnya.
Anggaran untuk proyek renovasi pasar sentral menurut Ismail Alulu sekitar Rp 63 miliar. Untuk menghasilkan kontraktor yang tidak bermasalah, menurut Ismail, proses lelang pada tahun ini akan ditangani langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum. “Karena proyek itu adalah keinginan Presiden Jokowi. Saat berkunjung ke Gorontalo beberapa waktu lalu, Presiden menginginkan ada renovasi terhadap pasar sentral,” jelasnya.
Ismail Alulu berharap, dengan ditangani secara langsung oleh Kementerian PU, diharapkan kontraktor pemenang tender tidak akan lagi bermasalah seperti hasil lelang sebelumnya. “Mudah-mudahan saja seperti itu. Karena kita tidak mau ada proyek yang mangkrak. Dan tuntasnya proyek renovasi pasar sentral sudah sangat dinantikan oleh masyarakat. Utamanya para pedagang,” ujar Ismail Alulu yang juga Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Sentral itu. (rmb)
Comment