Oleh :
Jonni Mardizal
1. Pendahuluan
Tahun ini genap 97 tahun peristiwa Sumpah Pemuda yang dideklarasikan oleh para pemuda Indonesia pada saatitu. Tulisan ini menyajikan beberapa hal terkait dengan strategi dan upaya menanamkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam pendidikan kejuruan. Sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting dalam memperkuat identitas, persatuan, dan semangat nasionalisme yang tetap relevan hingga saat ini.
Penerapan nilai tersebut kedalam dunia pendidikan kejuruan memerlukan pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan agar dapat membentuk karakter peserta didik yang bertanggung jawab, berkarakter, serta mampu menghadapi tantangan zaman. Dalam konteks ini, pendidikan kejuruan tidak hanya berorientasi pada penguasaan kompetensi teknis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kewargaan yang berakar kuat pada nilai-nilai bangsa.
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memperjelas pentingnya menanamkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam konteks pendidikan kejuruan guna membentuk karakter peserta didik yang berkarakter kuat dan berintegritas. Dengan menanamkan nilai-nilai tersebut, diharapkan generasi muda mampu menjadi warga negara yang nasionalis, solid, dan mampu menghargai keberagaman bangsa Indonesia.
Selain itu, tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi praktis bagi pengembangan kurikulum kejuruan yang berbasis nilai-nilai kebangsaan, sehingga proses pembelajaran tidak hanya berorientasi pada kompetensi teknis saja, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kepribadian peserta didik sesuai dengan semangat dan jiwa bangsa Indonesia.
Secarateoritis, tulisan ini dapat memperkaya kerangka pemikiran mengenai integrasi nilai nasionalisme dan kewarganegaraan ke dalam kurikulum kejuruan, sekaligus memperkuat dasar filosofis dan pedagogis dalam pembelajaran berbasis karakter. Secarapraktis, diharapkandapatmemberikanpedoman dan strategi efektif bagi pendidik dan stakeholder di tingkat sekolah kejuruan dalam menumbuhkan sikap patriotisme, solidaritas, dan nasionalisme di kalangan peserta didik melalui pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kontekstual.
2. LandasanTeori
Landasan teori dalam penanaman nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam pendidikan kejuruan menegaskan pentingnya pemahaman historis dan filosofis terkait semangat persatuan, nasionalisme, dan sikap gotong royong sebagai dasar pembentukan karakter peserta didik.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda, seperti kesetiaan kepada bangsa, kepercayaan terhadap tanah air, dan persatuan sebagai kekuatan bangsa, harus diinternalisasi secara efektif melalui pendekatan pedagogis yang sesuai dengan karakteristik pendidikan kejuruan.
Konsep pendidikan kejuruan tidak hanya berorientasi pada penguasaan keterampilan teknis saja, tetapi juga meliputi pengembangan kewarganegaraan yang mencakup aspek moral dan sosial.
Teori motivasi belajar dan pengembangan karakter menekankan peran faktor intrinsik dan ekstrinsik dalam memotivasi peserta didik untuk menanamkan nilai-nilai tersebut secara mendalam. Pendekatan yang menfasilitasi peserta didik untuk menginternalisasi nilai melalui pengalaman langsung, diskusi reflektif, dan kegiatan yang relevan dapat memperkuat pemahaman dan penerapan nilai-nilai tersebut dalam konteks kejuruan.
Selain itu, teori pembelajaran yang bersifat konstruktivis menegaskan pentingnya pemberian peluang bagi peserta didik untuk aktif membangun makna dari pengalaman belajar, sehingga nilai-nilai Sumpah Pemuda dapat tertanam sebagai bagian dari identitas mereka sebagai calon tenaga kerja yang berkarakter.
Teori motivasi belajar memegang peranan penting dalam pengembangan karakter peserta didik, termasuk dalam konteks pendidikan kejuruan yang mengedepankan nilai-nilai sumpah pemuda. Motivasi belajar dapat dikategorikan menjadi dua tipe utama, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi intrinsik muncul dari dalam diri siswa, seperti rasa ingin tahu, penghargaan terhadap pencapaian, dan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai yang diajarkan. Sebaliknya, motivasi ekstrinsik didorong oleh faktor luar, seperti penghargaan, hukuman, atau pengaruh lingkungan sosial.
Pengembangan karakter peserta didik juga harus didukung oleh teori penguatan positif yang menumbuhkan rasa bangga terhadap pencapaian dan peran mereka sebagai bagian dari bangsa. Model pembelajaran yang menampilkan contoh nyata, seperti kisah pahlawan nasional atau kisah sukses pemuda yang berintegritas, dapat memperkuat motivasi dan menanamkan nilai-nilai luhur tersebut secara efektif.
Selain itu, penting diterapkan pendekatan pedagogik yang holistik, yang tidak semata-mata memberikan pengetahuan teoritis tetapi juga membudayakan sikap dan kebiasaan positif, yang berkaitan langsung dengan semangat sumpah pemuda.
3. Strategi Implementasi
Strategi implementasi penanaman nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam pendidikan kejuruan harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan agar nilai-nilai tersebut dapat menyatu secara nyata dalam seluruh aktivitas pembelajaran dan kehidupan di lingkungan sekolah.
Pertama, integrasi nilai-nilai Sumpah Pemuda ke dalam mata pelajaran inti kejuruan menjadi langkah utama. Melalui pengembangan kurikulum yang memuat muatan wawasan kebangsaan, siswa diajak memahami pentingnya persatuan, kesetaraan, dan nasionalisme yang digambarkan dalam sumpah tersebut. Pendekatan ini tidak hanya berorientasi pada aspek akademik, tetapi juga penanaman sikap dan karakter yang mencerminkan semangat nasionalisme.
Selain itu, pendekatan pembelajaran berbasis proyek memberikan peluang bagi siswa untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam konteks nyata. Misalnya, mereka dapat terlibat dalam proyek yang menumbuhkan rasa kebersamaan, tanggung jawab sosial, dan keberanian dalam menghadapi tantangan.
Penggunaan metode ini dapat memperkuat rasa kebangsaan dan memperkuat identitas bangsa secara praktis. Penilaian berbasis nilai dan karakter menjadi bagian integral, yang menilai bukan hanya kompetensi teknis, tetapi juga aspek moral dan etika siswa. Melalui rubrik penilaian yang mengukur kedisiplinan, tanggung jawab, dan sikap nasionalis, proses evaluasi menjadi lebihobjektif dan bermakna.
4. Tantangan, Hambatan, dan Rekomendasi
Pada tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam penanaman nilai-nilai Sumpah Pemuda di lingkungan pendidikan kejuruan, terdapat kendala budaya, sumber daya yang terbatas, serta kurangnya pemahaman mendalam dari seluruh stakeholder. Faktor budaya yang masih menganggap nilai kebangsaan sebagai hal yang sekadar formal sering kali menjadi penghambat utama dalam menginternalisasi makna sejati dari sumpah pemuda.
Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai mengurangi efektivitas proses pembelajaran dan implementasi program ke arah penguatan karakter. Kurangnya pelatihan dan kompetensi pendidik dalam mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan juga menjadi hambatan signifikan, sehingga pengaruhnya terhadap sikap dan perilaku siswa belum optimal.
Strategi mitigasi yang dapat dilakukan meliputi peningkatan kapasitas tenaga pendidik melalui pelatihan berbasis pedagogi karakter dan nilai-nilai nasional, serta penguatan sinergi antar stakeholder, termasuk sekolah, orang tua, dan komunitas industri.
Penggunaan teknologi digital dapat menjadi alternatif efektif untuk memperluas akses dan memperdalam pemahaman siswa terhadap nilai-nilai tersebut melalui media interaktif dan media berbasis e-learning. Selain itu, pengembangan kurikulum yang lebih kontekstual dan relevan dengan dinamika masa kini dapat membantu merangsang minat dan partisipasi aktif dari siswa.
Rekomendasi kebijakan penting meliputi penegasan keberlanjutan program penanaman nilai dalam kurikulum nasional, serta penyediaan pendanaan yang memadai untuk pelatihan dan pengembangan media pembelajaran inovatif. Sekolah perlu menerapkan sistem monitoring dan evaluasi yang terintegrasi untuk memantau efektivitas program, serta memastikan adanya umpan balik yang konstruktif guna adaptasi berkelanjutan.
Penting pula membangun ekosistem pembelajaran yang inklusif dan adil, memastikan seluruh anak didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai sumpah pemuda, sehingga mereka mampu menjadi warga negara yang berkarakter, nasionalis, dan berkompetensi tinggi.
5. Kesimpulan
Penanaman nilai-nilai sumpah pemuda dalam pendidikan kejuruan menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter peserta didik yang berkualitas dan mampu bersaing di era global. Nilai-nilai seperti persatuan, semangat kebangsaan, dan rasa cinta tanah air harus diinternalisasi secara sistematis melalui berbagai strategi pembelajaran yang relevan dengan konteks kejuruan.
Integrasi nilai ini tidak hanya dilakukan melalui proses pengajaran formal, tetapi juga melalui aktivitas yang membangun rasa kebersamaan, saling menghormati, dan tanggung jawab sosial di antara peserta didik dan seluruh stakeholder pendidikan.
Implementasi nilais ecara konsisten dan berkelanjutan akan membentuk generasi muda yang tidak hanya kompeten secara keahlian, tetapi juga memiliki orientasi moral dan nasionalisme yang tinggi. Keberhasilan model ini didukung pula oleh penyesuaian dengan kebijakan nasional dan standar kompetensi yang berlaku, serta evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya.
Dengan demikian, penanaman nilai-nilai sumpah pemuda dalam pendidikan kejuruan bukan hanya sebagai bagian dari kurikulum, melainkan sebagai fondasi dalam pengembangan karakter nasional yang kokoh dan relevanuntuk masa depanbangsa. (*)
Associate Prof. Dr. Jonni Mardizal, M.M,
Dosen pada Universitas Negeri Padang











Discussion about this post