logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

Ayat-ayat AI

Lukman Husain by Lukman Husain
Tuesday, 7 October 2025
in Disway
0
Santri pesantren Al Majidiyah menjadi juara debat tingkat mahasiswa berfoto bersama Annie Womg, direktur keuangan Harian Disway dan perwakilan Bank Mandiri.-FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-

Santri pesantren Al Majidiyah menjadi juara debat tingkat mahasiswa berfoto bersama Annie Womg, direktur keuangan Harian Disway dan perwakilan Bank Mandiri.-FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh:
Dahlan Iskan

 

Artificial intelligence (AI) tidak beriman. Padahal inti dakwah itu untuk meningkatkan iman. Bagaimana bisa barang yang tidak beriman meningkatkan iman.

Itulah salah satu perdebatan dalam kompetisi bahasa Mandarin antar santri di Atrium Tunjungan Plaza 6 Surabaya Jumat-Sabtu-Minggu kemarin.

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

“Topik ini terlalu berat,” ujar seorang pengunjung. Tionghoa. Kristen. “Mungkin berat untuk kita. Sudah terlalu tua,” kata saya setengah membela ide itu.

Sedang mereka masih muda. Status mereka masih santri. Debat antar santri harus membawa topik yang cocok untuk masa depan. Bukan masa lalu.

Kata ”santri” sendiri dipilih agar cakupannya lebih luas.

Ternyata benar. Debat ini tidak hanya diikuti oleh santri dari pondok pesantren. Ada pula tim dari SMA Tionghoa, Xin Zhong, Surabaya. Ternyata ada santri yang sekolah di Xinzhong. Rupanya Xinzhong sengaja mengirim siswa yang beragama Islam.

Cucu pertama saya sebenarnya ingin masuk SMA Xin Zhong. Itu setelah dia gagal berangkat ke SMA di Hangzhou gara-gara Covid-19. Dia mundur karena ada aturan di Xin Zhong: waktu di sekolah tidak boleh mengenakan simbol agama apa pun.

Termasuk kalung salib bagi yang Kristen maupun jilbab bagi yang Islam. Sedang peserta debat dari Xin Zhong ini mengenakan jilbab karena di luar sekolah.

Pun dari Unesa ”dulu IKIP” Surabaya. Juga Unes ”dulu IKIP” Semarang dan UM “dulu IKIP” Malang. Mereka bisa kirim peserta. Santri yang dari Unesa mengalahkan tim santri dari pesantren Al Majidiyah, Pamekasan, Madura. Di semifinal. Nilainya hanya selisih 0,2.

Di final tadi malam mereka berhadapan dengan tim lain dari Al Majidiyah –yang di semifinal mengalahkan tim santri dari Unes, Semarang. Ketika naskah ini saya tulis finalnya sedang berlangsung.

Al Majidiyah tergolong baru dibanding pesantren lain di Madura seperti Banyuanyar dan Bata-bata. Tapi mereka masih satu rumpun keluarga –semua keturunan almarhum Kiai Majid. Santrinya sekitar 4.000 orang –bandingkan dengan dua terdahulu yang masing-masing sekitar 10.000.

Tema Dakwah di era AI ini masih dirinci. Tiap debat membicarakan subtema. Misalnya AI meningkatkan atau menggerus peran ulama.

Salah satu tim secara tegas mengatakan peran ulama sangat tergerus di era AI. Ada juga yang berpendapat ulama tidak bisa tergantikan.

Salah satu tim dari Al Majidiyah mengutip ayat Quran. Lalu mereka terjemahkan dalam bahasa Mandarin. “Bertanyalah kepada ahli zikir jika kalian tidak mengetahui”.

“Tidak ada ayat Quran yang mengatakan bertanyalah ke 人工 bila kalian tidak mengetahui”, ujar tim debat itu. Saya tersenyum sendiri mendengar pendapat jenaka ini.

Maka seru juga perdebatan itu. Utamanya soal 人工 kan tidak punya hati dan perasaan. “Padahal dakwah harus dengan hati dan empati,” kata mereka.

Subtema lainnya: apakah AI lebih penting dari ulama dalam menerjemahkan/menafsirkan Al Quran. Pendapat antar tim juga tidak sama. Ada yang bilang AI lebih tepat menerjemahkan Al Quran. “Lebih objektif. Tapi bias oleh pandangan politik dan ideologi,” kata mereka.

“Tapi kesalahan tafsir oleh AI lebih berbahaya daripada kesalahan tafsir oleh seorang ulama,” kata yang lain.

Tentu kualitas isi debat tidak masuk dalam penilaian. Yang dinilai adalah kemampuan bahasa Mandarin mereka. Apalagi para juri bukanlah ahli agama. Bahkan tidak ada yang beragama Islam.

Para juri adalah guru bahasa Mandarin seperti彭则翔 Peng Zexiang, 洪丽萍 Hong Liping, Elisa Christiana, Catherina Kijanto, dan Budi Wijaya.

Moderator debat, Novi Basuki, memang alumnus pesantren, tapi moderator satunya, Andre So, seorang peramal lulusan Taiwan –juga salah satu pimpinan ITC Centre yang sering berkunjung ke berbagai pesantren.

“Bahasa Mandarin mereka ngeri,” ujar Andre So sebelum naik panggung. “Anak-anak pesantren itu luar biasa,” katanya.

Pun Kuasa Usaha Sementara Konsul Jenderal Tiongkok di Surabaya Tan Dayou tidak menyangka kualitas bahasa Mandarin para santri itu begitu tinggi.

Sebagian mereka sudah sering mengikuti lomba pidato bahasa Mandarin di Tiongkok. Misalnya Lukmanul Hakim dari Al Majidiyah. Ia pernah ikut lomba pidato di Yunnan. Lalu tur ke Beijing.

Lomba ini diamati juga oleh Mario Agustian Lasut. Ia pemilik PT BRCC Perkasa Indonesia. Perusahaan itu ditunjuk sebagai perwakilan BRCC di Indonesia –Belt Road Cultural Centre yang berpusat di Guangzhou.

BRCC punya sayap di 26 negara –yang jadi anggota jaringan Belt Road Inisiatif yang didirikan Presiden Xi Jinping.

“Sampai hari ini kami sudah mengirim mahasiswa ke Tiongkok sebanyak 700 orang,” ujar Mario.

Mirip dengan yang dilakukan ITC Centre, Mario mendapatkan sumber beasiswa dari Tiongkok. Kalau ITC Centre langsung dari sembilan universitas di sana, BRCC Perkasa mendapat dukungan dana dari BRCC pusat.

“Dari 26 negara, yang terbanyak mengirim mahasiswa ke Tiongkok adalah dari Bangladesh. Lalu dari Pakistan, Nigeria, dan Brazil,” ujar Mario.

Mario punya ”dendam” pribadi. Ia selalu dapat beasiswa ke luar negeri tapi setiap kali pula gagal lulus. Waktu dapat beasiswa ke Seattle, Amerika, Mario hanya tiga bulan di sana. Harus pulang. Ayahnya sakit stroke dan jantung. Akhirnya Mario lulus dari Trisaksi, Jakarta.

Sampai hari ini masih terasa kontras: para santriwati berjilbab berdebat dalam bahasa Mandarin. Pun para santri laki-laki. Pakai sarung dan topi haji. Atau songkok. Berdebat dalam bahasa Arab sudah biasa. Kali ini debat dalam Mandarin.

Bisa dibayangkan sepuluh tahun lagi: mereka sudah akan bisa bertengkar pakai bahasa Mandarin. (*)

Tags: Catatan Harian DahlanDahlan IskanDiswayHarian Dahlanharian diswayTulisan Dahlan

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
Ramli Ondang Djau

Transparansi Bukan Tanpa Batas: Mengapa KPU Perlu Menjaga Privasi dan Kepastian Hukum

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.