gorontalopost.co.id – Inflasi di Goronalo tercatat 3,12 persen pada triwulan II tahun 2025. Angka inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Gorontalo pada periode yang sama di tahun 2024 yang berada pada angka 3,07 persen. Berita resmi BPS Gorontalo menyebutkan inflasi month to month pada bulan juli 2025 tercatat 1,34 persen. Penyumbang utama inflasi berasal dari kelompok makanan dan minuman, yakni mengalami kenaikan 7,16 persen.
Salah satunya adalah cabai rawit. Tingkat konsumsi cabai yang tinggi di masyarakat Gorontalo membuat cabai rawit menjadi penyumbang utama inflasi. “Cabai rawit merupakan komoditas presisten penyumbang inflasi di Gorontalo,”ujar ekonom junior Bank Indonesia Gorontalo, M.Rafid Farhan saat menyampaikan materi pada Capacity Building bersama rekan media mitra Bank Indonesia Gorontao, di hotel Tentrem, Yogyakarta, Selasa (13/8).
M. Rafid Farhan menyebut, dari Januari 2024 sampai Juli 2025, memang terdapat sejumlah komiditas penyumbang inflasi,namun cabai rawit bersama beberapa komoditas lain seperti tomat, bawang merah dan daging ayam ras yang persisten menjadi penyumbang inflasi di Gorontalo. “Ya, di Gorontalo tingkat konsumsi cabainya tinggi sekali,”ujarnhya.
Bank Indonesia, lanjut Rafid Farhan, dengan peran yang ada turut serta bersama pemerintah daerah melaui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan berbagai upaya, seperti melalui program fokus komoditas pengendali inflasi dengan 4K, yakni memastikan Keterjangkauan harga seperti melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM), memastikan ketersediaan pasokan dengan melakukan pelatihan implementasi pertanian organik, kelancaran distribusi dengan memfasilitasi distribusi pangan, serta komunikasi yang efektif, seperti melakukamn hight level meeting (MLM) dengan pemangku kebijakan di daerah. “Media turut berperan, dengan menyampaikan informasi yang tepat ke masyarakat sehingga tidak menimbulkan kegaduhan terkait misalnyan ada kenaikan harga,”paparnya. (tro)












Discussion about this post