Gorontalopost.co.id, LIMBOTO — Selang Januari hingga November 2024, penyakit demam berdarah dengue (DBD) di daerah Kabupaten Gorontalo, mencapai kurang lebih 557 kasus. Angka ini cukup tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 157 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Noneng Nasibu menjelaskan, belum genap setahun, angka penderita DBD sudah mencapai 557 kasus.
Bahkan sudah ada tujuh orang masyarakat yang meninggal dunia akibat DBD. Angka ini cukup tinggi dibandingkan dengan kasus pada 2023 lalu.
“Kami harapkan agar masyarakat selalu waspada. Apalagi saat ini sudah mulai musim penghujan, di mana dikhawatirkan angka penderita DBD akan kembali meningkat,” ungkapnya.
Lanjut kata Noneng, wilayah terbanyak jumlah kasus DBD itu dari Kecamatan Limboto, yakni sebanyak 16 kasus sementara. Hal ini dikarenakan, kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan Limboto.
Semakin padat penduduk, semakin banyak populasi nyamuk. “Di Kecamatan Limboto, ada dua kelurahan yang rawan yakni, Kelurahan Kayubulan dan Kelurahan Hunggaluwa,” ujarnya.
Untuk mencegah bertambahnya kasus DBD di wilayah Kabupaten Gorontalo, Noneng mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan, serta menerapkan 3 M.
Diantaranya, menguras dan menutup bak mandi atau penampungan air, mengubur barang bekas yang bisa menampung air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
“Dengan upaya ini, kita bisa terhindar dari penyakit DBD. Yang paling utama, tetap menjaga lingkungan agar senantiasa bersih dan sehat. Jika mengalami demam selama tiga hari dan tak mereda, segera datangi pihak Puskesmas terdekat atau rumah sakit, untuk mendapatkan penanganan dari dokter,” himbau Noneng. (Wie)









