Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo, menggelar debat ketiga Pilgub Gorontalo, Rabu (20/11) malam. Debat pamungkas ini diikuti semua pasangan calon, yakni pasangan calon Tonny Uloli – Marten Taha, Nelson Pomalingo – Kris Wartanone, Hamzah Isa – Abubakar Bahmid, dan Gurnar Ismail – Idah Syahidah Rusli Habibie. Mereka sambil lempar gagasan dalam rangka pembangunan Gorontalo, kelak ketika mereka memimpin daerah ini.
Ketua KPU Provinsi Gorontalo, Sophian Rahmola, dalam sambutanya pada pembukaan debat tersebut, menekankan, debat menjadi ajang penyampaian visi, misi, serta gagasan program untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat Gorontalo.
“Debat ini menjadi kesempatan bagi seluruh calon untuk menyajikan ide-ide terbaik mereka. Masyarakat Gorontalo akan menonton dan menilai, sehingga saya harap debat ini dapat menjadi ajang edukasi politik yang positif,” ujar Sophian.
Dalam kesempatan itu, Sophian Rahmola mengingatkan, jika ajang debat kandidat Pilkada, bukan tempat untuk menciptakan permusukan, saling mencela, atau menghina. “Kita harus ingat bahwa debat ini bagian dari kampanye, dan ada aturan yang jelas mengenai larangan dalam kampanye,” tegasnya.
Terdapat beberapa larangan yang telah diatur dan harus dipatuhi pasangan calon dan pendukung yang hadir di-arena debat. Seperti tidak menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon gubernur lain, atau masyarakat.
Selain itu, penghasutan, fitnah, dan tindakan mengadu domba juga dilarang keras. “Semua pelanggaran kampanye ini memiliki konsekuensi pidana pilkada, berupa kurungan badan dan denda,” tambahnya.
“Kami berharap seluruh pihak dapat menjalani sisa waktu kampanye ini dengan bijaksana, dan memanfaatkan debat ini untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Gorontalo,” harap Sophian. Debat kandidat ini diharapkan menjadi ajang adu gagasan, dan pembuktian dari para kandidat dalam menunjukkan komitmen membangun Gorontalo lebih maju dan sejahtera. (tro)











