Gorontalopost.id, LIMBOTO — Sebanyak dua puluh warga di Kabupaten Gorontalo diindikasi terkena virus Leptospirosis atau penyakit yang penyebarannya melalui kencing tikus.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Ismail Akse.
“Dari 20 kasus itu, terdiri dari tiga variabel yang terkonfirmasi yakni yang dinyatakan positif melalui uji laboratorium sebanyak 1 kasus, suspek sebanyak 16 kasus, sementara yang probable sebanyak 3 kasus,” ungkapnya.
Ditambahkan pula, dari total kasus yang terkonfirmasi tersebut, sebanyak dua orang meninggal dunia, yakni warga yang berada di Desa Upomela, Kecamatan Bingomeme, serta di Desa Lauwonu, Kecamatan Tilango.
Sementara yang lainnya berada di wilayah sekitar yang terdampak bencana banjir.
Kasus ini pun menjadi perhatian serius dari Dinas Kesehatan.
Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan alat pelindung diri saat beraktivitas di genangan air.
Penyakit ini berkaitan dengan banjir, karena air yang sudah lama tergenang tidak menutup kemungkinan sudah tercampur dengan kencing tikus.
“Sehingga mudah terinfeksi kepada orang-orang yang mempunyai luka di bagian kaki saat bersentuhan langsung dengan genangan air, untuk mencegahnya, Saya berharap ketika melewati area yang tergenang air, agar selalu melindungi diri, seperti memakai sepatu booth,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui air kencing atau darah hewan yang terinfeksi.
Gejala awal dari leptospirosis antara lain mengalami demam tinggi, sakit kepala, diare, mata merah, nyeri otot, mual dan muntah, serta nyeri perut.
“Apabila ada masyarakat yang merasa mengalami gejala-gejala tersebut, kiranya bisa segera ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan,” harpanya. (Wie)










Discussion about this post