Gorontalopost.id, LIMBOTO — Peringatan hari ke 10 muharram 1444 Hijriah, dimeriahkan dengan kue apangi (apem) seribu buah yang berada disepanjang jalan di Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo, selasa malam (16/7).
Dari pantauan Gorontalo Post, ratusan orang memadati lokasi tersebut, dimana deretan meja panjang disusun layaknya stand, dimana setiap stand yang ada menyediakan kue apangi dengan beragam warna dan rasa dan dibagikan kepada warga secara gratis.
penyelenggaraan Festival Apangi memperingati Tahun Baru Islam 10 Muharram 1444 Hijriah di kecamatan ini berlangsung meriah dipadati warga, beragam variasi kue Apangi (apem) ditampilkan berjejer di meja-meja berderet panjang dan dinikmati bersama oleh masyarakat di lokasi perhelatan.
Santo T selaku panitia pelaksana mengatakan, tradisi ini sudah menjadi tradisi tahunan di wilayah tersebut dan warga masyarakat serta PKK desa dan kecamatan ikut bersama mensukseskan kegiatan yang diperingati setiap setahun sekali.
Santo menjelaskan, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda saat menyambut tahun baru Islam dan 10 Muharam. Salah satunya di Provinsi Gorontalo yang menggelar festival kue apangi atau yang lebih dikenal dengan kue apem.
Tradisi ini diselenggarakan oleh masyarakat Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo. Festival yang menyajikan kue khas Gorontalo ini sangat meriah dan dihadiri oleh ribuan masyarakat yang ingin mencicipi langsung kue tersebut.
Festival apangi digelar setiap tahun secara swadaya oleh masyarakat bersama pemerintah desa, karang taruna, hingga ibu-ibu Tim Penggerak PKK. Olahan kue apangi sendiri terbuat dari olahan terigu yang disajikan serta gula aren yang sebelumnya sudah dicairkan. Meski terlihat biasa saja, olahan kue ini jadi buruan saat 10 Muharam tiba.
Sepintas olahan kue ini terlihat sederhana, tetapi kue apangi oleh warga lokal punya makna khusus. Saat bulan Muharram tiba, biasanya setiap rumah menyajikan Apangi selama dua pekan penuh. “Bahkan, dulu biasanya disediakan selama sebulan secara gratis selama bulan Muharam,” kata Santo.
Menurutnya, jika kue apem sendiri memiliki makna, yakni warna putih pada kue tersebut melambangkan kesucian, sedangkan, warna merah pada gula aren yakni keberanian dan pengorbanan.
“Itulah sedikit makna filosofi kue apangi yang saya tahu dan diharapkan dnegan tradisi ini bisa menjadi makna bagi warga Gorontalo untuk tetap berhati bersih suci dalam menyikapi kehidupan dan tentunya juga bisa berani dalam menengakkan kebenaran,” tandasnya. (Wie)










Discussion about this post