Bencana banjir bandang yang menerjang kawasan permukiman penduduk di Gorontalo membawa dampak psikologis terhadap anak-anak yang menjadi korban banjir. Untuk menghilangkan trauma yang berkepanjangan, anak-anak korban banjir di Desa Dulomo Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo mulai mendapatkan trauma healing dari para relawan.
Penulis : ROY TILAMEO – Gorontalo
CUACA cerah menyelimuti wilayah Gorontalo Ahad (14/7/2024) sekitar pukul 09.00 Wita. Sebelumnnya pekan lalu, wilayah Kota Gorontalo dan sekitarnnya terus diguyur hujan deras dari pagi hingga malam hari.
Hal ini tentu mengakibatkan terjadinnya banjir bandang dan longsor dimana-mana. Belum lagi ditambah dengan naikknya air laut maupun Danau Limboto. Rentetan kejadian ini praktis membuat anak-anak menjadi trauma.
Selain mereka mengalami sendiri, anak-anak tersebut melihat sejumlah tayangan video dan korban banjir di social media maupun beredar melalui telepon seluler.
Tim relawan yang turun melakukan trauma healing yakni tim dari Yayasan Al Yasiir Gorontalo. Tim yang merupakan orang-orang terlatih itu juga dilengkapi dengan awak media mengarahkan berbagai game permainan tradisional untuk menghibur anak-anak korban banjir.
Tim ini dibentuk untuk memulihkan trauma psikis yang dialami anak pasca banjir bandang. Tim Yayasan Al Yasiir itu terjun ke lokasi bencana di Desa Dulomo Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo.
Tim relawan kemudian memberikan hiburan melalui serangkaian kegiatan menyenangkan, seperti permainan edukasi, membaca ayat suci Al quran yakni surah-surah yang pendek, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mudah, dan hal-hal yang bisa membuat anak melupakan bencana seperti lomba lari kelereng.
Dengan kegiatan trauma healing ini anak-anak tampak senang. Mereka menikmati permainan menghibur yang sudah diseting oleh tim relawan.
Setelah bermain-main dengan tim relawan, anak-anak diberikan hadiah berupa paket makanan ringan seperti biscuit, susu dan lain sebagainnya. Bahkan, yang berhasil mendapat juara dalam permainan lari kelereng mendapatkan hadiah uang tunai.
Bang One Koordinator Tim Relawan Yayasan Al Yasiir saat diwawancarai Gorontalo Post di lokasi banjir mengatakan, Trauma Healing merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan relawan Yayasan Al Yasiir saat berada di lokasi bencana.
Trauma healing adalah suatu proses pemberian bantuan berupa penyembuhan untuk mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan, panik, dan gangguan lainnya karena lemahnya ketahanan fungsi-fungsi mental yang dimiliki individu.
Relawan Yayasan Al Yasiir mewujudkannya dengan cara memberikan hiburan kepada warga setempat, khususnya anak-anak agar trauma pasca bencana bisa terobati, dan mereka tidak takut lagi untuk beraktivitas secara normal.
“Kita ingin mengembalikan keceriaan anak-anak setelah dilanda banjir. Dengan demikian, harapannya, mereka melupakan banjir yang telah terjadi belum lama ini serta melakukan antisipasi”, ujar pria yang kerap disapa Om Tui ini.
Sementara itu Roni selaku Koordinator warga yang terdampak korban Banjir di Desa Dulomo kepada wartawan koran ini mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Tim Relawan Yayasan Al Yasiir telah melakukan Trauma healing pada warga yang merasakan masa sulit akibat tertimpa bencana.
“Ini yang sejatinya perlu untuk dilakukan. Sebab korban banjir khususnya anak-anak cenderung akan dihantui rasa cemas yang berlebihan apabila bencana tersebut datang kembal. Trauma healing dapat menjadi langkah rehabilitasi yang tepat bagi para korban bencana untuk bisa menyembuhkan diri dari tragedi memilukan pasca bencana,”ujar Roni.
Peran trauma healing kata Roni mampu mengalihkan pikiran buruk terhadap bencana agar warga tidak berlarut-larut dalam kesedihan serta bisa mengambil hikmahnya.
“Kami mengapresiasi kegiatan seperti ini selain menghibur amak-anak, juga ada hadiah untuk anak-anak diberikan para relawan,”tandas Roni. (*)
Comment