Gorontalopost.id, PUNCAK BOTU – Komisi I Deprov Gorontalo mendesak perlunya investigasi oleh instansi terkait atas kebakaran lahan tebu di areal pabrik gula PT PG Tolangohula, di Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo.
Investasi diperlukan untuk memastikan penyebab sebenarnya dibalik persoalan kebakaran lahan tebu tersebut.
“Ini perlu inevstigasi mendalam. Karena kebakaran ini sepertinya berpola. Setiap kali mendekati panen, selalu muncul kebakaran lahan,” ungkap Ketua Komisi I, AW Thalib.
Karena masalah ini sepertinya berpola, pihaknya sambung AW Thalib mencurigai ada unsur kesengajaaan atas kebakaran lahan. Baik untuk kepentingan pihak perusahaan pabrik gula atau petani.
“Karena setelah tebu itu terbakar, bukan berarti tidak bisa dipanen. Tebunya tetap dipanen,” ungkap AW Thalib.
Oleh karena itu, Komisi I mencurigai yang terjadi adalah pembakaran lahan. Karena aksi itu bisa memberikan keuntungan ekonomi baik bagi perusahaan maupun petani.
“Bagi perusahaan dengan membakar lahan tebu, maka akan menghemat tenaga kerja. Tidak perlu lagi mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah. Cukup mengerahkan tenaga kerja lokal. Dan ini tentu menguntungkan para petani dan masyarakat sekitar,” tambahnya.
Bila memang praktek seperti itu yang terjadi, maka ini tidak bisa dibiarkan. Karena pembakaran lahan tebu, bisa berdampak pada polusi udara dan dampak bagi lingkungan.”Sehingga ini perlu ada pendalaman. Nanti kami akan berkoordinasi dengan instansi teknis,” ungkap AW Thalib.
Pada Selasa (30/4), Komisi I telah melakukan pertemuan dengan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo. Pada pertemuan itu, AW Thalib mengakui, Kepala Dinas pertanian Muljady Mario dihadapan Komisi I mengakui bahwa PT. PG Gorontalo pernah mengirimkan permohonan untuk melakukan pembakaran
“Kemudian permohonan ditolak oleh pemerintah. Ada berapa surat yang diperlihatkan pada kita dan ini tentunya mungkin ada benang merahnya terkait dengan hal itu, jangan sampai ini adalah perbuatan perusahaan atau mungkin memang disengaja oleh masyarakat,” Sambungnya.
AW Thalib bersyukur pihak GAKKUM (Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah datang melakukan penelusuran.
Ia turut berharap pihak Kepolisian Daerah (Polda) juga bisa mengungkap pembakaran perkebunan tebu itu yang kerap terjadi berulang- ulang kali dan selalu menjelang musim panen tiba.
Ia menegaskan, pihaknya juga akan ikut andil dan membawa persoalan ini ke DPRD untuk dilakukan kajian secara bersama-sama dengan pihak terkait.
“Kita akan pelajari dulu kasus ini. Karena ini berkali – kali dan bahkan mungkin juga kita akan bisa menelusuri hal ini sampai ketingkat management pusatnya yang ada di Surabaya,” tandasnya. (rmb)










Discussion about this post