logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Persepsi

Fenomena Bahasa Circle Generasi Z Mengatasi Insecure Remaja?

Lukman Husain by Lukman Husain
Friday, 22 March 2024
in Persepsi
0
Isnawita Mokodompit

Isnawita Mokodompit

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh:
Isnawita Mokodompit

 

Bahasa memiliki kekuatan atau language of power di dalam menunjukkan ekspestasi seseorang untuk mempengaruhi lawan bicara. Dalam era digital yang semakin maju, fenomena bahasa menjadi sangat dinamis dan berkembang dengan cepat, terutama di kalangan Generasi Z. Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, memiliki gaya komunikasi yang unik dan cenderung mengadopsi bahasa-bahasa baru yang muncul di dunia maya. Salah satu fenomena bahasa yang menonjol di kalangan Generasi Z adalah apa yang dikenal sebagai “Bahasa Circle”.

Bahasa Circle adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan praktik penggunaan bahasa yang melibatkan pengulangan, penyuntingan, dan manipulasi kata-kata atau frasa dalam komunikasi daring, terutama di media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan bahkan pada channel Youtube dan Aplikasi Game. Fenomena ini memungkinkan remaja untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara yang unik dan kreatif, yang pada gilirannya dapat membantu mereka mengatasi perasaan insecure.

Related Post

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Guru Pejuang di Gorontalo

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Insecure adalah perasaan tidak aman, tidak kuat, dan gelisah. Insecure merupakan keadaan psikologi yang ditandai dengan perasaan khawatir ataupun takut akan suatu hal (Neuwelt- Kearns et al., 2022). Insecure dapat disebabkan trauma psikis, ataupun merasa bersalah, malu, dan merasa rendah diri atau merasa penuh kekurangan, (KBBI). Insecure memiliki ciri-ciri dapat dilihat dari perubahan tingkah laku pada individu seseorang. Adapun tanda-tandanya, yaitu; 1) menghindari interaksi sosial, 2) merasa tidak ingin keluar dari zona aman, dan 3) sering membandingkan diri dengan orang lain.

Terkait penjelasan tersebut, opini ini ditulis bersumber dari masalah adanya remaja yang mengalami insecure. Masalah itu, dijadikan dasar bahwa kajian penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana bahasa circle generasi Z dapat mengatasi insecure remaja dan menelusuri faktor-faktor penyebab insecure bagi remaja sebagai bentuk implementasi teori psikologuistik dan sosiolinguistik. Konsep ini digunakan untuk mengkaji antara manusia dan bahasanya dan kejiwaan pengguna bahasa.

Masalah insecure yang dialami oleh para remaja khususnya pada rentang usia 13-17 tahun, penting mendapat perhatian khusus karena mereka membutuhkan penguatan berupa motivasi agar mereka bangkit dari keterpurukan kejiwaan (Laila et al., 2022). Remaja yang mengalami insecure tentu dipastikan memiliki faktor penyebabnya. Adapun faktor penyebab itu, yakni (1) mendidik dengan memanjakan, (2) mendidik dengan kekerasan, dan 3) lingkungan sekolah mendapat bullying berupa perlakuan tidak menyenangkan dari teman (penghinaan).

Remaja yang mengalami insecure memiliki tingkat kehidupan sosial yang berbeda-beda di antaranya tidak memiliki kemapanan materi dalam melakukan konsultasi dengan psikolog dan di sisi lain tidak mendapatkan orang-orang tertentu yang memberikan perhatian atas masalah yang mereka alami (Fristian et al., 2022). Contoh: Si X mengalami insecure pada kategori merasa rendah diri, takut, mudah marah, cemas, dan merasa tidak pernah dihargai orang lain serta mengalami trauma karena pengalaman hidup yang sulit mendapatkan pekerjaan dan selalu gagal dalam melakukan hal-hal yang membahagiakan dirinya dan orang lain sehingga Si X memutuskan untuk menghabiskan hampir sebagian waktunya dalam mengonsumsi narkoba dan hidup dalam kesendirian melalui game online.

Disisi lain realitas kehidupan remaja dan problem sosialnya, fenomena unik yang nampak jelas adalah bagaimana bahasa Circle menjadi salah satu cara simple untuk membantu mengatasi insecure remaja generasi Z, hal ini dilakukan dengan tujuan penciptaan identitas yang kuat dan inklusif. Dalam lingkungan online yang sering kali dipenuhi dengan tekanan sosial dan standar cuan serta kecantikan yang tidak realistis, Bahasa Circle memungkinkan remaja untuk menemukan komunitas di mana mereka merasa diterima dan didukung. Dengan menggunakan bahasa yang sama-sama diakui oleh teman-teman sebaya mereka, remaja dapat merasa lebih terhubung dan diterima.

Selain itu, Bahasa Circle juga memberikan kesempatan bagi remaja untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara yang unik dan otentik. Dengan menciptakan lelucon, meme, atau kata-kata yang khas bagi komunitas mereka sendiri, remaja dapat mengekspresikan kepribadian mereka tanpa takut dihakimi atau dinilai oleh orang lain. Hal ini dapat memberikan rasa kepercayaan diri yang lebih besar dan membantu mengurangi perasaan insecure.

Bahasa Circle Generasi Z sering kali melibatkan penggunaan frasa, kata-kata, dan kalimat yang khas bagi komunitas online mereka. Berikut adalah beberapa contoh kata dan kalimat Bahasa Circle Generasi Z: 1) Slay: Frasa ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tampil dengan sangat baik atau menakjubkan. Contoh penggunaan: Tau gak, guru IPA kita slay abis lho. 2) Flex: Kata ini digunakan untuk menunjukkan ketenangan, keberhasilan, atau kekuatan seseorang. Contoh penggunaan: “kamu liat gak si A, ngeflex di Instagram bro. 3) Sksksks: Serangkaian huruf ini digunakan untuk mengekspresikan ketawa atau kegembiraan, seringkali dalam situasi yang lucu atau menggemaskan. Contoh penggunaan: “That video of the puppy is so cute, sksksks. 4) Kuy: Singkatan dari “yuk” yang digunakan untuk mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu bersama. Contoh penggunaan:

“Kuy makan siang bareng. 5) Mager: Singkatan dari “malas gerak” yang digunakan untuk menyatakan perasaan malas atau tidak ingin bergerak atau melakukan sesuatu. Contoh penggunaan: “Hari ini mager banget, pengen tiduran aja di rumah. 6) Ngeri: Digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang keren, menakjubkan, atau mengesankan. Contoh penggunaan: “Fotomu di Instagram ngeri banget, bisa jadi model nih. 7. Gacor: Singkatan dari “gak ada bosan” yang digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang sedang bersemangat atau energik. Contoh penggunaan: “Hari ini gue gacor banget, semangat kerja sampe malem. 8) Woles: Singkatan dari “santai” yang digunakan untuk menunjukkan sikap yang tenang atau tidak terpengaruh. Contoh penggunaan: “Masalah itu nanti aja diurusnya, woles aja dulu.” 9) Baper: Singkatan dari “bawa perasaan” yang digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang terlalu sensitif atau terlalu emosional terhadap sesuatu. Contoh penggunaan: “Gue lihat drama Korea tadi, jadi baper sendiri deh.” 10) Vibe: Kata ini digunakan untuk merujuk pada suasana hati atau energi yang terasa di suatu tempat atau situasi. Contoh penggunaan: Kamar lu vibesnya ala-ala pantai gitu yak. 11) Anjay: Kata ini adalah ungakapan kekesalan dan bisa berupa makian di kalangan anak Gen Z, akan tetapi saat ini kata ini berkembang menjadi “Anjir, ‘njrit” dengan yang tidak lagi bermakan umpatan akan tetapi menjadi sapaan anak circle menandakan kedekatan antar mereka. Contoh penggunaan: Woy, baru siuman lo jam segini? Anjay!

Ini hanya beberapa contoh dari Bahasa Circle populer yang digunakan oleh Generasi Z di Indonesia. Bahasa Circle cenderung berkembang dengan cepat dan dapat bervariasi di antara berbagai komunitas dan platform online. Namun, penting untuk diingat bahwa Bahasa Circle juga dapat memiliki dampak negatif, terutama jika digunakan untuk membully atau merendahkan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan pemahaman tentang etika digital dan pentingnya menghormati orang lain dalam komunikasi online.

Secara keseluruhan, fenomena Bahasa Circle dalam komunikasi Generasi Z tidak hanya merupakan bentuk kreativitas dan identitas budaya, tetapi juga merupakan alat yang efektif dalam membantu remaja mengatasi perasaan insecure dan menemukan tempat mereka dalam dunia digital yang kompleks ini. Dengan pemahaman yang tepat dan dukungan yang memadai, Bahasa Circle dapat menjadi sarana positif yang memperkuat ikatan sosial dan membantu remaja meraih kesejahteraan emosional yang lebih baik.

 

Penulis adalah Mahasiswa S3
Prodi Linguistik Terapan Pada UNG Angkatan 2023/2024.
Pernah memperoleh penghargaan Menteri Agama sebagai Kepala Madrasah
Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2021
pada Lomba GTK Nasional Kemenag RI 2021.

Tags: Isnawita MokodompitpersepsiTulisan Isnawitatulisan persepsi

Related Posts

Basri Amin

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Monday, 1 December 2025
M. Rezki Daud

Guru Pejuang di Gorontalo

Wednesday, 26 November 2025
Rohmansyah Djafar, SH., MH

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Monday, 24 November 2025
Basri Amin

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Monday, 24 November 2025
Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Friday, 21 November 2025
Basri Amin

Pemimpin “Perahu” di Sulawesi

Monday, 17 November 2025
Next Post
Rapat terkait pembahasan pengelolaan Pantai Minanga ol3h Komisi 3 DPRD Gorut bersama pihak terkait.

Sebelum Terbentuk BUMDes Yang Baru, Inspektorat Diminta Lakukan Audit

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.