logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

Loncatan Saud

Lukman Husain by Lukman Husain
Saturday, 9 March 2024
in Disway
0
Kota kuno di Bujairi, Arab Saudi.--

Kota kuno di Bujairi, Arab Saudi.--

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh:
Dahlan Iskan

 

SAYA minta diantar ke mal teramai di Riyadh: ingin tahu seberapa berubah penampilan wanita Arab di depan umum. Di zaman pemerintahan putra mahkota Mohamad bin Salman yang banyak bikin perubahan itu. Lalu ke mal yang paling elite di Kingdom Tower.

Kesimpulan saya: dari 100 wanita di mal itu, masih 70 orang yang pakai penutup wajah. Yang 20 orang lagi pakai kerudung tapi rambut bagian depan mereka diperlihatkan. Hanya 10 orang yang tanpa kerudung sama sekali.

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

Berarti perubahan besar yang banyak diberitakan belakangan ini ternyata tidak terlalu mencolok. Setidaknya tidak sedramatis yang ada di media.

Saya memang melihat beberapa wanita sudah mengendarai mobil. Ini baru. Tapi wanita bermobil yang saya lihat itu juga masih pakai penutup wajah.

Rupanya mereka sudah bebas di sikap tapi masih pegang tradisi di pakaian. Juga warna abaya dan penutup wajah itu: serbahitam.

Di kereta api menuju Riyadh terlihat lebih banyak lagi yang pakai penutup wajah.

“Itu karena keretanya dari jurusan Buraydah,” ujar Harun Akbar yang menemani saya. “Buraydah terkenal sebagai kota santri. Lebih konservatif,” tambahnya. Sangat Wahabi.

Apakah di musim panas pakaian mereka lebih ”terbuka?”

“Di musim panas pun yang pakai penutup wajah itu tetap menutup wajah. Yang pakai kerudung dan tidak pakai kerudung yang lebih bebas,” katanya. Maksud ”lebih bebas” adalah: mereka berani pakai celana jeans, baju kaus, dan rambut tanpa penutup.

“Jadi, soal wanita itukah yang membuat Anda begitu ingin ke kota ini?” tanya Harun diam-diam.

Saya hanya mengangguk. Dalam hati.

“Saya pikir sudah banyak wanita yang pakai you can see,” tambah saya pada Harun.

Harun tampak tertawa kecut. Seperti mengejek saya. “Yang tertutup itu bisa lebih menarik dari yang dibuka-buka,” gumamnya.

Riyadh kota besar sekali. Selama dua hari itu saya ke sudut-sudutnya. Jangan dikira hanya ke stadion An Nassr dan stadion Al Hilal. Saya bukan fans Cristiano Ronaldo apalagi Neymar yang manja itu.

Saya ditenteng ke tempat rekreasi di padang pasirnya yang jauh itu: Red Sand. Satu jam dari Riyadh. Bagus. Tidak sampai tiga menit di situ. Saya minta ke yang lain lagi. Mungkin karena saya sudah jenuh dengan pemandangan padang pasir. Sudah sejak dari Madinah ke Riyadh.

“Tidak ambil foto dulu?”

“Tidak”.

Melihat padang pasir itu rasanya sudah seperti Jokowi lihat Megawati.

Pindah ke yang lain saja. Ke Bujairi. Seperti yang direkomendasikan oleh Wakil Duta Besar Sugiri Suparwan.

Itu baru. Renovasinya masih belum sepenuhnya selesai. Istana kuno. Terbuat dari tanah. Pernah seperti kompleks Garuda Wisnu Kencana: jadi lokasi KTT G-20. Yakni KTT yang bersejarah: di tengah pandemi Covid-19. Setengah virtual.

Saya suka Bujairi. Lokasi ini mengesankan. Kita seperti dibawa ke masa nan lalu. Nan nan lalu: ke nun masa kerajaan Saud pertama. Sebelum Saudi dikuasai Turki Usmani. Sebelum era kerajaan Saud kedua. Kita bisa rasakan loncatan zaman: dari Saud pertama ke Saud ketiga saat ini. Dari zaman serba tanah ke serba digital.

Kota kuno di Bujairi, Arab Saudi.-Dahlan Iskan-Dahlan Iskan
Kota kuno di Bujairi, Arab Saudi.-Dahlan Iskan-Dahlan Iskan

Cadar wanitanya yang mungkin masih serupa.

Lokasi ini dibuat dua bagian. Dipisahkan oleh jembatan-wisata. Jauh di bawah jembatan itu ternyata jalan raya. Begitu dalamnya posisi jalan itu sampai suara lalu-lintasnya tidak mengganggu sama sekali.

Lomba balap Formula-E melewati jalan pembelah zaman itu.

Di kawasan sebelum jembatan adalah fasilitas pendukung: Kafe-kafenya menarik. Seperti suasana di Prancis selatan. Atau di Monaco. Atau di Napoli.

Setelah jembatan, sepenuhnya peninggalan kuno: istana tanah. Besar sekali. Serba warna tanah. Untung di halamannya ditanami banyak pohon kurma. Sedikit rasa rindang. Apalagi di bawah kurma itu dijadikan ladang sayur percontohan: tomat, terong, lobak, kubis, selada, dan banyak lagi. Begitu subur sayur itu. Tidak seperti yang saya belajar tanam di Mojokerto bulan-bulan lalu.

Meski kota besar Riyadh tidak seperti Dubai atau Doha. Di Riyadh, jumlah gedung pencakar langitnya masih sedikit. Kalah dengan Makassar. Memang urgensi membangun gedung tinggi tidak ada: tanah begitu luasnya.

Di Riyadh saya memang berbuat tumben: datang ke kedutaan Indonesia. Duta besar kita di Saudi adalah aktivis, intelektual, ajengan, dan penulis: Dr KH Abdul Aziz Ahmad.

Pernah jadi sekjen GP Ansor. Waktu itu ketua umumnya wartawan, Slamet Effendi Yusuf. Pernah juga jadi ketua KPU (Pemilu 2009). Orang Cianjur. Anak ajengan, kiai. Lulusan Gontor, Ponorogo. S-1 nya di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat. Master-nya di Melbourne, adik kelas Fachry Ali. Doktornya di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Maka asyik diskusi buku dengan beliau. Saya diberi buku barunya: Negara Rasional. Yakni hasil kajiannya mengenai pemikir dunia Ibnu Khaldun. Itu buku ketiga yang ia tulis.

Saya perlu ke kedutaan juga untuk mengejar Wi-Fi dosis tinggi: pagi itu harus berbicara di depan wisudawan Universitas Terbuka. Pukul 09.00. Berarti pukul 05.00 waktu Riyadh.

Harun sendiri ingin kuliah S-2 di UT. Sudah dua tahun gagal. “Harus tes TOEFL,” katanya.

Ia tidak takut tesnya. Harun sudah lebih 5 tahun bekerja di kedutaan. Bahasa Inggris adalah lauk-pauknya. Tapi untuk tes TOEFL harus pakai biaya. Mahal –untuk ukuran gajinya yang bukan diplomat. Apalagi kalau harus kursus TOEFL dulu.

“Apakah tidak bisa syarat tes TOEFL itu diganti yang lain? Misalnya jaminan dari atase pendidikan?” tanyanya.

Bagi saya itu bukan pertanyaan. Itu ide bagus untuk UT.

Ternyata sopir yang bersama saya ini juga mahasiswa UT. Asal Jambi. Sudah semester empat. Ambil ilmu pemerintahan. Ia yang memilihkan model kacamata hitam saya.

Sebenarnya saya lupa kalau jam 09.00 pagi itu janji bicara di UT. Padahal jam 09.00 hari itu saya sudah harus naik bus ke jurusan amplop di Makkah.

Untung, sama-sama jam 09.00 tapi beda negara.(Dahlan Iskan)

Tags: Catatan Harian DahlanDahlan IskanDiswayHarian Dahlanharian diswayTulisan Dahlan

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
MENUJU PON XXI : Atlet PON Gorontalo menjalani tes fisik dan kesehatan, Sabtu (9/3), yang dilakukan KONI Provinsi Gorontalo dalam persiapan Atlet Gorontalo menuju PON XXI Aceh-Sumut 2024 mendatang. (foto : raman supriatna/mg/gorontalopost)

Atlet PON Gorontalo Siapkan Performa Unggul

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.