Oleh:
Yusran Lapananda
Penulis adalah Ahli Hukum Keuangan Daerah
Saat ini Pemda-Pemda (Inspektorat Daerah) & BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dalam menyelesaikan & mengganti kerugian Negara/Daerah telah dilengkapi dengan peraturan perundang-undangan (PPU) yang komplit, mulai dari UU, PP, Peraturan BPK, Permendagri hingga Perkada masing-masing daerah Provinsi, Kabupaten & Kota. PPU mengenai penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah telah mengatur prosedur, kewenangan, hingga lembaga penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah.
8 tahun lalu baru terbit PP 38 Thn 2016 tgl 12 Oktober 2016 ttg Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain. PP ini sangat dinantikan oleh Pemda-Pemda maupun BPK. Dalam kurung waktu 12 thn, PP ini baru terbit, padahal PP ini sebagai amanat UU 1 Thn 2004 tgl 14 Januari 2004 ttg Perbendaharaan Negara jo. UU 17 Thn 2003 tgl 5 April 2003 ttg Keuangan Negara.
Penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah bukanlah sebuah “dongeng”, bukan pula sebagai “komedian”, tak bisa dilaksanakan secara “asal-asalan”, sebab penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah jika dilakukan “asal-asalan” berakibat cacat hukum hingga batal hukum atas penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah yang dilakukan, sehingga merugikan pihak-pihak (terperiksa/tertuntut) yang mengganti kerugian Negara/Daerah bergeser menjadi mengembalikan kerugian Negara/Daerah.
Penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah diatur dalam asas-asas: (a). UU 17 Thn 2003 ttg Keuangan Negara; (b). UU 1 Thn 2004 ttg Perbendaharaan Negara; (c). UU 15 Thn 2004 ttg Pemeriksaan Pengelolaan & Tanggungjawab Keuangan Negara; (d). PP 38 Thn 2016 ttg Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain; (e). Peraturan BPK 3 Thn 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara/Daerah Terhadap Bendahara; (f). Perkada ttg Tata Cara Pelaksanaan Penyelesaian Tuntutan Ganti Kerugian Daerah.
ASAS-ASAS PENYELESAIAN & PENGGANTIAN KERUGIAN NEGARA/DAERAH
Jika dirunut asas-asas yang menjadi landasan hukum untuk menyelesaikan & mengganti kerugian Negara/Daerah diawali dengan pengaturan dalam UU 17 Thn 2003 ttg Keuangan Negara. Menurut UU 17 Thn 2003, pengaturan atas penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah diatur dalam Pasal 35 Bab IX Ketentuan Pidana, Sanksi Administratif & Ganti Rugi. Pada pasal ini diterangkan: (1). Setiap pejabat negara & pegawai negeri bukan bendahara yang melanggar hukum atau melalaikan kewajibannya baik langsung atau tidak langsung yang merugikan keuangan negara diwajibkan mengganti kerugian dimaksud. (2). Setiap orang yang diberi tugas menerma, menyimpan, membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara adalah bendahara yang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada BPK. (3). Setiap bendahara bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian keuangan negara yang berada dalam pengurusannya. (4). Ketentuan mengenai penyelesaian kerugian negara diatur didalam UU mengenai perbendaharaan negara.
Dalam ketentuan ini terdapat beberapa esensi, yakni: (a). Hanya dikenal penggantian kerugian keuangan Negara/Daerah atas perbuatan atau tindakan yang melanggar hukum atau lalai, bukan pengembalian kerugian Negara/Daerah; (b). Yang disasar dengan penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah adalah pejabat negara & pegawai negeri bukan bendahara serta bendahara; (c). Ketentuan mengenai penyelesaian kerugian negara diatur didalam UU mengenai perbendaharaan negara.
Atas “delegasi” Pasal 35 ayat (4) UU 17 Thn 2003, diaturlah penyelesaian kerugian Negara/Daerah sebagaimana yang diatur dalam Bab XI Pasal 59-67 UU 1 Thn 2004 ttg Perbendaharaan Negara. Namun demikian, pembuat UU (DPR & Pemerintah) tak mengatur secara paripurna soal penyelesaian kerugian Negara/Daerah, lebih lanjut “mendelegasikan” kembali melalui PPU lainnya. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Pasal 62 UU 1 Thn 2004, pengenaan ganti kerugian negara/daerah terhadap bendahara ditetapkan oleh BPK & ketentuan lebih lanjut ttg pengenaan ganti kerugian negara terhadap bendahara diatur dalam UU mengenai pemeriksaan pengelolaan & tanggungjawab keuangan negara.
Dari ketentuan ini diaturlah pengenaan ganti kerugian Negara oleh bendahara sebagaimana diatur dalam Pasal 22 UU 15 Thn 2004 ttg Pemeriksaan Pengelolaan & Tanggungjawab Keuangan Negara. Namun demikian pengaturan atas pengenaan ganti kerugian negara terhadap bendahara tidak tuntas, kembali pembuat UU “mendelegasikan” tata cara penyelesaiaan ganti kerugian negara terhadap bendahara diatur melalui Peraturan BPK. Hal ini diterangkan dalam Pasal 22 ayat (4) UU 15 Thn 2004, tata cara penyelesaian ganti kerugian Negara/Daerah terhadap bendahara ditetapkan BPK setelah berkonsultasi dengan Pemerintah. Sesuai ketentuan ini terbitlah Peraturan BPK 3 Thn 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara/Daerah Terhadap Bendahara.
Lain daripada itu, dalam Pasal 63 UU 1 Thn 2004 diterangkan pengenaan ganti kerugian negara/daerah terhadap pegawai negeri bukan bendahara ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota & tata cara tuntutan ganti kerugian negara/daerah diatur dengan PP. Dari amanat Pasal 63 UU 1 Thn 2004 ini terbitlah PP 38 Thn 2016 tgl 12 Oktober 2016 ttg Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain.
Berdasarkan Pasal 63 UU 1 Thn 2004 yang ditetapkan pada tgl 14 Januari 2004, maka tata cara tuntutan ganti kerugian negara/daerah diatur dengan PP baru diterbitkan pada tgl 12 Oktober 2016, sekitar 12 thn PP ini dinantikan oleh Pemda-Pemda, Kementerian/Lembaga & PK. Dalam penantian & untuk mengisi kekosongan hukum, Pemda-Pemda & Kementerian/Lembaga membentuk PPU sesuai kewenangannya masing-masing. Pemda-Pemda membentuk tata cara tuntutan ganti kerugian negara/daerah terhadap pegawai negeri bukan bendahara melalui Perda atau Perkada hingga daerah-daerah menggunakan Permendagri 5 Thn 1997 ttg Tuntutan Perbendaharaan & Tuntutan Ganti Rugi Keuangan & Barang Daerah jo. Inmendagri 21 Thn 1997 ttg Petunjuk Pelaksanaan Permendagri 5 Thn 1997 ttg Tuntutan Perbendaharaan & Tuntutan Ganti Rugi Keuangan & Barang Daerah.
Tak berhenti pada terbitnya PP 38 Thn 2016. Menurut Pasal 54 ayat (2) PP 38 Thn 2016, ketentuan lebih lanjut mengenai penyelesaian kerugian daerah diatur dengan Permendagri. Kemudian terbitlah Permendagri 133 Thn 2018 ttg Penyelesaian Tuntutan Ganti Kerugian Daerah terhadap Pegawai Negeri bukan Bendahara atau Pejabat Lain.
KONSISTENSI PENGGUNAAN ASAS PENYELESAIAN & PENGGANTIAN KERUGIAN NEGARA/DAERAH
Dalam PPU yang sudah diterangkan diatas, maka asas-asas penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah menganut 2 kecabangan penggunaan, yakni asas penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah oleh bendahara & asas penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah oleh pegawai negeri bukan bendahara & pejabat lain.
Untuk asas penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah oleh bendahara berpedoman pada UU 17 Thn 2003, UU 1 Thn 2004, UU 15 Thn 2004 & Peraturan BPK 3 Thn 2007. Sedangkan asas penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah oleh pegawai negeri bukan bendahara & pejabat lain berpedoman pada UU 17 Thn 2003, UU 1 Thn 2004, UU 15 Thn 2004, PP 38 Thn 2016, Permendagri 133 Thn 2018 & Perkada Provinsi, Kabupaten/Kota.
Inspektorat Daerah & BPK dalam penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah harus konsisten dengan asas-asas penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah, jangan mencampuradukan PPU dalam kecabangan penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah. Peraturan BPK 3 Thn 2007 hanya digunakan untuk penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah oleh bendahara, tak boleh Pemda & BPK menggunakannya untuk penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah terhadap pegawai negeri bukan bendahara & pejabat lain. Begitu pula sebaliknya, PP 38 Thn 2016, Permendagri 133 Thn 2018 & Perkada Provinsi, Kabupaten/Kota jangan digunakan untuk penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah untuk bendahara.
Misalnya, penerapan SKTJM (Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak) oleh pemeriksa BPK maupun Inspektorat Daerah yang serta merta diterapkan kala ditemukan kerugian Negara/Daerah pada Bendahara & serta merta dilakukan penggantian kerugian Negara/Daerah, hal seperti ini dimungkinkan dalam Peraturan BPK 3 Thn 2007.
Namun, dalam hal penyelesaian & penggantian kerugian Negara/Daerah oleh pegawai negeri bukan bendahara & pejabat lain, penerapan SKTJM (Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak) oleh pemeriksa BPK maupun Inspektorat yang serta merta diterapkan kala ditemukan kerugian Negara/Daerah & serta merta dilakukan penggantian kerugian Negara/Daerah, maka Peraturan BPK 3 Thn 2007 tidak berlaku, yang digunakan adalah PP 38 Thn 2016, Permendagri 133 Thn 2018 & Perkada Provinsi, Kabupaten/Kota.
Adapun tahapan, prosedur, kewenangan & lembaga yang menyelesaikan penggantian kerugian Negara/Daerah ole pegawai negeri bukan bendahara & pejabat lain menunggu hasil pemeriksaan & keputusan TPKN/D (Tim Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah) & PPKN/D (Pejabat Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah), bukan MPPKN/D (Majelis Pertimbangan Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah) bukan pula hasil temuan/rekomendasi tim pemeriksa BPK maupun Inspektorat Daerah, sebab temuan/rekomendasi LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) BPK maupun Inspektorat Daerah hanyalah informasi belaka terjadinya kerugian Negara/Daerah, bukan dasar penggantian kerugian Negara/Daerah.
Artkel ini bagian kesatu dalam buku Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah & Penggantian Kerugian Negara/Daerah Menghapus Pidana.(*)
Comment