logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Persepsi

Tak Ada Bidan, Yusuf pun Jadi

Lukman Husain by Lukman Husain
Wednesday, 17 January 2024
in Persepsi
0
-

-

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Bagian 2

Oleh Anang S. Otoluwa

KAMIS, 11 Januari lalu, saya menerima dua lembar foto dari Yusuf.  “Ada yang melahirkan di atas kapal Pak Kadis”, bunyi pengantarnya begitu. Foto itu menunjukkan dirinya sedang membersihkan bayi dengan tali plasenta yang belum dipotong.   Dalam hati saya: ”Nah, ini yang saya tunggu-tunggu”. Kisah ibu melahirkan di kapal, ditolong sendirian oleh perawat (bukan bidan) tentu akan menjadi kisah menarik. Kenapa ini saya tunggu? Karena setelah menulis bagian pertama, saya seperti belum mendapatkan bahan untuk tulisan kedua. Saya belum mendengar cerita “dramatis” untuk melengkapi suka  duka Yusuf. Karenanya, kiriman foto tadi seolah menjadi pelecut semangat saya untuk segera menulis kisah bagian kedua.

Kisah ini terjadi saat dalam pelayaran Ternate-Tikong. Ini adalah trip terpanjang yang dilayari KM SN 76. Kata Yusuf, ini adalah jalur maut, karena di musim kencang, ombaknya bisa mencapai 4 meter. Disaat kapal sudah setengah jalan,  Yusuf dipanggil karena ada seorang ibu mengeluh sakit perut. Setelah memeriksa, Yusuf langsung tahu, ini bukan sakit perut biasa. Ini sakit perut bagian bawah karena ingin melahirkan. Maka, Yusuf pun langsung beraksi. Berbekal peralatan seadanya, dia pedemenolong persalinan.

Related Post

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Guru Pejuang di Gorontalo

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Ingin tahu bagaimana cara dia melakukan persalinan itu, saya bertanya:“Saat bayi sudah lahir, bagaimana caranya mengeluarkan cairan dari hidung dan mulut bayi? Apakah tersedia selang penyedot?” Tidak ada.  Hanya dibersihkan pake tisu. Tali pusat dipotong dengan apa? Alhamdulillah tersedia gunting. Tapi problemnya, klem penjepit tali pusat tidak ada. Untung Yusuf terpikir untuk mengikatnya dengan benang (cut gut). Apakah bayinya langsung menangis? Tidak. Tapi dengan sabar, dia memberi rangsangan dipunggung bayi sampai bayi menangis. Dengan segala keterbatasan itu, Yusuf berhasil melaksanakan tugas dengan selamat.Alhamdulillah, bukan cuma ibu dan bayi selamat. Yusuf juga selamat.Yang dia tidak bisa jawab saat saya tanya soal berat badan dan panjang bayi. “Tidak ada timbangan dan pengukur panjang bayi di kapal dok”, katanya jujur.

Yang kemudian membuat saya bertanya-tanya, kenapa ibu sampai melahirkan di kapal? Apakah ibu tidak diberi tahu taksiran tanggal persalinannya? Rupanya ini ada cerita tersendiri. Yusuf bilang, sebenarnya si ibu sudah tahu. Bahkan tujuannya berlayar itu, justeru karena ingin melahirkan. Kalau begitu, apakah si ibu sengaja ingin melahirkan di kapal? Supaya viral? Oo, tidak juga begitu.

Lanjut Yusuf, ibu ini sengaja berangkat dari Tikong ke Ternate untuk melahirkan di faskes yang lebih lengkap. Maklum, ini kehamilan berisiko tinggi. Ini kehamilan ke enam, dan usia ibu sudah 39 tahun. Oleh petugas di Tikong, si ibu disarankan untuk bersalin di Ternate. Akan tetapi, setelah sekian lama di sana, sang bayi tak kunjung lahir-lahir. Karena kuatir terjadi kehamilan lewat waktu, maka dokter menyarankan di operasi. Si ibu sudah bulat hati, tetapi muncul masalah baru. Saat ke Ternate, si ibu datang sendirian. Sang suami tetap di Tikong karena tak menyangka istrinya bakal dioperasi. Karena tak siap dioperasi tanpa didampingi suami, si ibu memutuskan kembali ke Tikong.

Nah, disaat perjalanan pulang itulah, entah karena guncangan ombak, atau karena memang sudah tiba saat yang tepat, terjadilan kontraksi rahim. Si ibu ingin mengedan dan lahirlah sang bayi laki-laki. Takdir Tuhan menghendaki persalinannya bukan ditolong oleh dokter ahli, tetapi oleh perawat yang tiba-tiba berubah peran menjadi bidan. Seperti kata pepatah, tak ada rotan akar pun jadi. Tak ada bidan, Yusuf pun jadi.

Yang kini mengganggu pikiran saya, apa nama yang diberikan ibu untuk anakmya itu? Saya hanya bisa menduga, jangan-jangan diberi nama Yusuf ? Seperti Bryce Adam, (penyanyi dari Banggai yang sempat terkenal) karena persalinannya di tolong oleh almarhumah dr. Bryce.

Siapapun namanya, tidak masalah. Tapi seandainya saya bisa mengusul, saya ingin memberinya nama “Samudera”. Disamping untuk mengingatkan kalau dia dilahirkan di tengah lautan, nama ini juga mengandung harapan agak kelak sang anak memiliki wawasan dan hati yang luas.

Namun, baik dugaan maupun usulan saya itu, keduanya meleset. Sebab, sehari setelah kelahirannya, Yusuf mengirimi saya copyakte kelahiran sementara. Sebuah nama yang tak kalah gagah terukir disana, “ Hafidz Putra Bahari”.

(Cerita tentang pengalaman Yusuf menolong persalinan di kapal,serta bagaimana perasaannya dipanggil dokter dilanjutkan  pada bagian 3 tulisan ini)

Tags: Anang S OtoluwapersepsiSuka Duka Yusuftulisan persepsi

Related Posts

Basri Amin

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Monday, 1 December 2025
M. Rezki Daud

Guru Pejuang di Gorontalo

Wednesday, 26 November 2025
Rohmansyah Djafar, SH., MH

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Monday, 24 November 2025
Basri Amin

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Monday, 24 November 2025
Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Friday, 21 November 2025
Basri Amin

Pemimpin “Perahu” di Sulawesi

Monday, 17 November 2025
Next Post
Rektor UNG, Prof. Dr. Eduart Wolok, bersama mahasiswa disela pembekalan program MBKM Pemilu 2024. (foto: dok / ung)

MBKM Pemilu, UNG Terjunkan 587 Mahasiswa

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.