Gorontalopost.id – Keunikan dan keindahan Masjid Sujud yang terletak di Kecamatan Marisa, Pohuwato, membuat masyarakat dari berbagai daerah banyak yang berkunjung. Baik itu yang hendak melakukan ibadah, maupun yang hendak berwisata.
Hal ini dikarenakan, masjid tersebut terletak di atas laut, dengan konsep bangunan layaknya seseorang yang sedang bersujud. Masjid bernama Nurul Bahri yang artinya Cahaya Lautan, merupakan masjid yang dibangun oleh pemerintah daerah dan terletak di kawasan objek Wisata Pohon Cinta. Oleh karena itu, selain menjadi tempat untuk beribadah bagi umat Islam, masjid ini juga dijadikan sebagai tempat berwisata.
Ketua Takmirul Masjid Nurul Bahri, Wisno Pakaya (29) mengatakan, salah satu tujuan pemerintah mendirikan masjid ini, atas dasar niat pemerintah ingin mengubah tempat yang awalnya merupakan tempat hiburan malam, menjadi tempat wisata religi. Sesuai dengan tujuan dari pemerintah, adanya masjid ini berhasil mengurangi tempat hiburan malam yang berada di kawasan wisata tersebut.
“Konsep yang diambil dalam bangunan masjid Nurul Bahri ini, merupakan seseorang yang sedang bersuju. Hanya saja bangunannya belum sepenuhnya selesai, karena tangan dari orang yang bersujud belum ada. Oleh karena itu, menjadi tugas kami sebagai pengurus masjid, untuk merealisasikan konsep awal dari pemerintah daerah ini,” jelasnya.
Ditambahkan pula, Masjid Nurul Bahri ini tentunya menjadi salah satu masjid ikonik yang ada di Gorontalo. Oleh karena itu, saat ini pihaknya sementara berupaya melakukan sejumlah pengembangan, baik itu sarana dan prasarana, maupun fasilitas lainnya.
“Ini mungkin satu-satunya masjid yang berbentuk sujud di Indonesia. Hal ini pun yang membuat banyak masyarakat local maupun wisatawan luar daerah, datang ke lokasi ini. Oleh karena itu, kami berupaya semaksimal mungkin agar sarana dan prasarana maupun fasilitas di masjid, bisa masjid ini bisa lebih indah dan nyaman untuk didatangi, baik untuk masyarakat yang hendak beribadah, maupun yang hendak berwisata,” ungkapnya.
Sementara itu, Febriyanto Oka (21) selaku pengunjung mengaku, dirinya sering datang ke Masjid Nurul Bahri. Selain untuk beribadah, dirinya pun tertarik dengan konsep bangunannya serta pemandangan yang disuguhkan, apalagi pada saat senja.
“Bisa dilihat sendiri. Ada yang datang untuk salat dan ada pula yang berwisata di dekat masjid. Mereka yang datang pun bukan hanya masyarakat local saja, akan tetapi ada yang dari luar daerah,” terang Febri serta beberapa pengunjung yang sempat ditemui. (MG-02/kif)










Discussion about this post