logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Persepsi

Marwah (Politik) Melayu

Lukman Husain by Lukman Husain
Monday, 5 December 2022
in Persepsi
0
Reposisi Gorontalo  (Bonus Demografi dan Basis Kepemimpinan)

Basri Amin

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Related Post

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Guru Pejuang di Gorontalo

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Oleh

Basri Amin

Kita baru saja menyaksikan sejarah yang hebat di negeri Melayu. Anwar Ibrahim sangat pantas menjadi “tokoh dunia” dari negeri Melayu. Dalam banyak situasi, ia juga sangat dekat, paham dan memuliakan “pencapaian historis” Indonesia dan, secara khusus, ia adalah jurubicara yang matang tentang Islam dan demokrasi di negeri-negeri Muslim di Asia.

Pada periode 2004-2014, ia sangat aktif tampil di media global dan menjadi visiting fellow di beberapa universitas ternama di Amerika Serikat (Georgetown, Harvard, Stanford, Hawaii, dll) dan Inggris (Westminster, dsb). Ia juga pernah memberi kuliah umum di Australian National University (ANU) tentang “keadilan Sosial”. Inilah kelebihan utamanya: otaknya encer, retorikanya menawan dan kokoh integritas visinya. Karakter Melayu-nya yang santun dan respek pun sangat terasa, sekalipun ia membahas tentang penzaliman atas diri dan karier publiknya.

Isu besar yang selalu dibahas oleh Anwar Ibrahim adalah tentang Islam, demokrasi, keadilan sosial dan perubahan politik, termasus tentang sistem peradilan. Ia amat fasih dengan tema-tema tersebut. Gagasannya selalu mengalir dengan cerdas karena Anwar Ibrahim adalah pembaca dan penulis yang intens. Pasang-surut pengalaman hidupnya mampu ia transformasi sedemikian rupa sebagai seorang negarawan yang mengerjakan cita-cita sebagai orang Asia yang Melayu dan menjadi pemimpin di sebuah negara multi ras dan etnis seperti Malaysia. Di negeri ini, keragaman merupakan faktor paling krusial. Meski Islam sebagai fondasi kultural Malaysia —bacalah riwayat raja-rajanya dan bagaimana kekuasaan mereka dalam tata negara Malaysia kokoh sampai hari ini–. Meski demikian, kelompok Chinese, India, dan “Bumiputra” abadi memegang peranan penting dalam sejarah Malaysia sejak awal.

Pemikir progresif yang menaiki panggung kekuasaan tentulah tidak mudah. Bagaimana pun, selalu ada pertarungan antara tarikan aktivisme dan politik praktis, di saat yang sama karakter “intelektual” juga hendak dijaga dan didayagunakan guna mencerdaskan masyarakat dan membuat perubahan. Dilema inilah yang dialami oleh figur seperti Anwar Ibrahim, hal mana juga terjadi pada banyak tokoh di dunia. Meski demikian, ketokohan adalah sebuah “perjalanan panjang”. Ia tak bisa ditimbang dari sisi periode jabatan melainkan justru harus dinilai dari komitmen, warisan nilai-nilai, keteladanan, dan perbuatan nyata yang dikerjakan di setiap etape hidup dan perjuangan. Anwar Ibrahim sangat kokoh dalam ”memegang prinsip” itu.

Dalam faktanya, tidak banyak tokoh yang berhasil “memegang prinsip” ketika berada di puncak kekuasaan. Itulah pengakuan Prof. Larry Diamon dari Stanford University tentang kiprah politik Anwar Abrahim. Ketika berposisi sebagai Wakil Perdana Menteri, ia tak ragu sedikit pun untuk menegaskan pandangan berbeda dengan Mahathir Mohamad yang tak lagi kokoh memegang prinsip clean government. Pada sebuah seminar di Stanford (November 2014), gagasan dan pengalaman Anwar Ibrahim dibahas oleh dua orang pemikir dunia yang sangat terpandang, Prof. Donald Emerson dan Prof. Francis Fukuyama. Menarik karena Anwar menegaskan bagaimana demokrasi dan Islam tidak bertentangan dan bahkan Islam merupakan sumber aspirasi bagi demokrasi yang lebih humanistik dan berkelanjutan.

Karier Anwar Ibrahim sangat fenomenal. Pernah memegang jabatan menteri beberapa kali, mantan aktivis mahasiswa, tokoh muda Malaysia yang “bersinar” sejak 1980an, dan akhirnya menjadi orang kedua di negeri itu. Sayang sekali, sejak 1998, kariernya di sektor publik terhalangi sedemikian rupa. Ia bahkan dipenjara secara berulang karena tuduhan yang mengada-ada di masa Mahathir Mohamad dan Najib Razak.

Setelah 18 tahun berpisah secara politik, setelah koalisi oposisi memenangkan Pemilu Malaysia (9/5/18), Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim akhirnya bertemu. Sebuah kalimat keluar dari mulut Anwar Ibrahim: “saya dan Mahathir sudah kubur permusuhan…”. Sebuah ungkapan tulus, penuh ahlak dan matang sebagai manusia beragama dan negarawan sekaligus. Di hari-hari yang krusial (Februari 2020), relasi Mahatir-Anwar dalam guncangan. Strategi reformasi dan integritas leadership mereka dalam ujian berat. Untuk sementara, keduanya “kalah” di Pemeritahan Pakatan Harapan. PM baru Malaysia, Muhyiddin Yassin (Partai Bersatu) dilantik oleh Raja. Mahatir menyebut dia sebagai “penghianat sebenarnya”.

Secara pribadi, saya sudah lama merindukan Anwar Ibrahim jadi PM Malaysia. Saya bahagia karena rindu itu kini sudah terbukti. Kini beliau berhasil mencapai takdir sejarahnya sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia. Hari-hari ini, kita bisa mengikuti langkah-langkahnya yang sangat berat dalam menegaskan “arah baru” Malaysia di bawah kepemimpinanya. Dengan melihat susunan kabinetnya dan merujuk pernyataan-pernyataan publiknya, kita jadi semakin yakin bahwa Anwar Ibrahim adalah politisi yang intelek, negarawan yang visioner. Ia sangat paham sejarah yang benar dan bagaimana mengelola nilai-nilai dasar politik dan tata kelola keadilan sosial. Semoga Anwar Ibrahim selalu berhasil membuktikan cita-cita dan kata-katanya.

Ketika sempat bertemu dan berbincang sejenak dengan Anwar Ibrahim di Hawaii sekitar tahun 2005, saya amat merasakan bagaimana wawasan sejarah, naluri intelektual, dan jiwa aktivisme-nya begitu mewarnai visi politiknya. Tak heran kalau dalam setiap pemikiran Anwar Ibrahim yang selalu terbaca adalah tentang Asia, Melayu, Islam, reformasi, dan peradaban dunia. Bagi kita di Indonesia, Anwar Ibrahim adalah tokoh Malaysia yang paling hangat, fasih, dan cerdas dalam membahas hubungan antar bangsa. Hampir setiap saat Anwar Ibrahim diwawancarai oleh media nasional Indonesia. Ia pun selalu merasa punya jejak-jejak sahabat dan aspirasi dari Indonesia. Ia sangat encer menjelaskan sejarah politik Melayu, Indonesia dan Malaysia. Dengan itulah, Anwar Ibrahim selalu beroleh dukungan dan simpati dari Indonesia di masa-masa sulit dalam keriernya.

Sebuah buku terkenal Anwar Ibrahim berjudul “Renaisans Asia: Gelombang Reformasi di Ambang Alaf Baru” diterjemahkan oleh penerbit Mizan, Bandung, tahun 1998. Dengan wawasan yang kaya, Anwar menerangkan dengan terang tentang peradaban Asia dan dunia Melayu pada khususnya. Salah satu pesan penting dalam buku ini adalah tentang Islam Asia Tenggara yang menekankan “keunggulan ilmu pengetahuan” dan “budaya toleransi”. Menurut Anwar Ibrahim, di masa  depan, bangsa-bangsa di Asia –dengan merujuk filosof-penyair Muhammad Iqbal–, yang kita butuhkan adalah: menata watak baru, mencipta semangat baru”. Bagi kita di Indonesia, tampaknya inilah saat baik untuk menunjukkan bagaimana ke-Melayu-an yang tepat di abad ini. ***

Tags: basri aminpersepsi

Related Posts

Basri Amin

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Monday, 1 December 2025
M. Rezki Daud

Guru Pejuang di Gorontalo

Wednesday, 26 November 2025
Rohmansyah Djafar, SH., MH

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Monday, 24 November 2025
Basri Amin

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Monday, 24 November 2025
Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Friday, 21 November 2025
Basri Amin

Pemimpin “Perahu” di Sulawesi

Monday, 17 November 2025
Next Post
Tim Asia Ambisi Bikin Kejutan

Tim Asia Ambisi Bikin Kejutan

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025
Basri Amin

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Monday, 1 December 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.