Gorontalopost.id – Hapsa Haleba, warga Desa Motolohu, Kecamatan Randangan, tak menduga jika Sabtu (10/9), akan menjadi hari nahas bagi keluarga kecilnya. Bagaimana tidak, Hapsa bersama anaknya yang baru berusia 6 tahun terpaksa harus menyaksikan sang suami, HM (28) meninggal dunia dengan kondisi menggantung di dalam rumah.
Tak hanya menggegerkan warga setempat, meninggalnya petani asal Desa Motolohu, Kecamatan Randangan itu menjadi pukulan berat bagi Hapsa Halepa. Bermula saat dirinya pulang dari pesta di desa tetangga, pada pukul 12.30 Wita. Setibanya di rumah, Hapsa mencoba memanggil suaminya namun tak ada balasan. Mendapati kondisi rumah dalam keadaan terkunci dari dalam Hapsa yang belum menaruh curiga pun berinisiatif menyuruh anaknya yang baru berusia 6 tahun itu untuk masuk melalui jendela rumah dan membukakan pintu untuk dirinya. Namun, saat pintu berhasil dibuka dan Hapsa masuk ke dalam rumah, dirinya justru dibuat terperangah. HM yang merupakan tulang punggung keluarganya itu, ditemukan meninggal dunia dengan kondisi menggantung di ruang depan menggunakan tali senar pancing. Histeris, Hapsa pun langsung meminta bantuan warga setempat. Tak lama, Anggota Kepolisian setempat dengan segera mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan segera mengevakuasi jasad korban.
Kapolsek Randangan, Iptu Syaiful Djakatara,S.H ketika dikonfirmasi terkait dengan peristiwa tersebut mengatakan, dari hasil pemeriksaan dan penyelidikan yang dilakukan oleh pihaknya, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau adanya dugaan pembunuhan.
“Dari hasil penyelidikan, diduga korban mengakhiri hidupnya karena alasan perekonomian. Untuk saat ini, korban sudah dimakamkan oleh pihak keluarga. Kami pun dari aparat Kepolisian, turut berdukacita dengan adanya peristiwa ini,” ungkapnya.
Hal senada pula disampaikan Kasat Reskrim Polres Pohuwato, Iptu Arie Agustyanto Yos, S.I.K, M.P. Dikatakannya, sebelum ditemukan meninggal dunia, istri korban sempat memperhatikan korban seperti orang yang sedang dalam masalah. Namun tak menaruh curiga, karena korban tak menceritakan perihal beban masalah yang tengah dihadapi.
“Dari keterangan istri korban, dia seperti ada masalah, namun tidak diceritakan ke istrinya. Setelah itu, istri dan anaknya ini pergi ke pesta, dan sekembalinya dari sana, mereka mendapatkan korban sudah gantung diri,” ungkapnya.
Lanjut Iptu Arie, dari hasil identifikasi awal, petugas tidak menemukan tanda-tanda kekerasan fisik ditubuh korban. Melihat kondisi jasad saat ditemukan, korban diperkirakan meninggal dunia beberapa jam sebelum akhirnya ditemukan.
“Diperkirakan masih hitungan jam,” ujarnya.
Atas persetujuan keluarga, korban tidak dilakukan autopsi, dan kemudian pada pukul 18.35 Wita korban dimakamkan di pekuburan keluarga Desa Motolohu, Kecamatan Randangan. (ryn/kif)










Discussion about this post