Gorontalopost.id – Bandar narkoba yang bernama AA alias Beng (34), warga Desa Hutabohu, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, kembali diperiksa oleh penyidik Satuan Narkoba Polres Gorontalo Kota, di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kota Gorontalo.
Seperti yang diketahui, AA merupakan tersangka kasus dugaan peredaran narkoba di wilayah Kota Gorontalo, di mana yang bersangkutan merupakan narapidana yang sebelumnya di tahan di Lapas Kelas IIB Luwuk, Sulawesi Tengah (Sulteng). Namun AA dipindahkan ke Lapas Kelas IIA Kota Gorontalo, berkaitan dengan kasus oknum anggota Polisi bernama ARH (35), yang ditangkap oleh Satuan Narkoba Polres Gorontalo Kota, pada 11 Mei 2022 lalu.
Kapolres Gorontalo Kota, AKBP Ardi Rahananto,S.E,S.I.K,M.Si melalui Kasat Narkoba, Iptu Mahyudin Popoi,S.H melalui Kanit Narkoba, Bripka Arman,S.H menyampaikan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihaknya, Beng mengakui bahwa barang yang diedarkan oleh oknum anggota Kepolisian yakni ARH, merupakan miliknya dan tugas ARH adalah mengedarkannya di wilayah Gorontalo.
“Yang bersangkutan mengakui bahwa barang yang diduga narkoba, dengan jumlah 18 paket, merupakan miliknya. Di mana barang tersebut dikirim dari wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng), dan kemudian oleh oknum anggota Polri ARH, barang tersebut disebarkan sesuai dengan arahan Beng,” ungkapnya, Selasa (6/9).
Ditambahkan pula, terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihaknya di dalam Lapas Kelas IIA Kota Gorontalo, berkaitan dengan siapa yang mengantar barang, melakukan komunikasi dan lain sebagainya. Hal tersebut, sebagaimana petunjuk dari Jaksa dalam P19 yang diberikan beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, pihaknya kini telah melengkapi berkas perkara tersebut, untuk kemudian dikembalikan lagi kepada pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Gorontalo.
“Atas perbuatannya ini, AA alias Beng-Beng disangkakan dengan Pasal 114 ayat 1 subsider Pasal 112 ayat 1 Junto Pasal 144 ayat 1 Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara,” pungkasnya. (kif)










Discussion about this post